Dahlan Iskan merupakan mantan CEO surat kabar ternama Jawa Pos dan Jawa Group yang markasnya berada di Surabaya.
Pria kelahiran 17 Agustus 1951 ini merupakan seorang pria yang bisa dikatakan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap Indonesia, terutama pada masa kepemimpinannya sebagai Menteri BUMN di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
Pria kelahiran Magetan yang ini sudah berusia 67 tahun tersebut juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama PLN sejak tahun 2009 hingga 2011. Bagi Kamu yang penasaran dengan profil Dahlan Iskan, berikut profil lengkap dari sosok yang juga pernah tersandung kasus korupsi Gardu Induk ini.
| : | Dahlan Iskan |
| : | 17 Agustus 1951, Magetan, Jawa Timur |
| : | Nafisah Sabri |
| : | Azrul Ananda, Isna Fitriana. |
Awal Karier Dahlan Iskan
Pada awal karirnya Dahlan Iskan merupakan calon reporter pada sebuah surat kabar kecil di daerah Samarinda, Kalimantan Timur.
Awal karirnya ini dimulai pada tahun 1975 kemudian pada tahun berikutnya ia sudah berhasil menjadi wartawan di majalah Tempo. Karirnya terus melonjak hingga di tahun 1982 Dahlan Iskan berhasil memimpin surat kabar Jawa Pos.
Dahlan Iskan mulai menjadi CEO Jawa Pos
Sebelum Dahlan Iskan memimpin surat kabar ini, Jawa Pos hampir oplah dengan 6.000 ekslemparnya. Namun hanya dengan 5 tahun kepemimpinan, Jawa Pos sudah bisa menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Tahun-tahun berikutnya, tepatnya 5 tahun kemudian Jawa Post membentuk Jawa Pos New Network (JPNN) yakni salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang mempunyai 134 surat kabar, majalah, tabloid dan juga 40 jaringan percetakan di seluruh penjuru Indonesia.
Di tahun 1997, Dahlan Iskan berhasil mendirikan Graha Pena di Surabaya, yang merupakan salah satu gedung pencakar langit megah. Ia juga mendirikan gedung serupa di Jakarta.
Kemudian pada tahun 2002, Dahlan Iskan mendirikan stasiun TV lokal JTV di Surabaya yang kemudian disusul Batam TV di Batam, serta Riau TB di Pekanbaru.
Komisaris di Fangbian Iskan Corporindo (FIC)
Sejak tahun 2009, Dahlan merupakan KOmisaris PT Fangbian Iskan Corporindo atau yang lebih sering disebut FIC. Ia menjabat sejak awal tahun dan pada pertengahan tahun Dahlan mulai membangun sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL). SKKL ini mampu menghubungkan Surabaya dengan Hong Kong dengan menggunakan serat optic sepanjang 4.300 km.
Direktur Utama PLN sejak 2009 Sampai 2011
2009 tampaknya menjadi tahun emas bagi Dahlan Iskan. Ya di tahun yang sama ketika dirinya berhasil menjadi komisaris di FIC, Dahlan juga diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar.
Pergantian Fahmi Mochtar dengan Dahlan diharapkan menjadi awal mula kemajuan sektor listrik di Indonesia, mengingat Fahri Mochtar begitu banyak mendapat kritik lantaran seringnya terjadi mati lampu.
Pada masa kepemimpinannya Dahlan melakukan gebrakan dengan menerapkan bebas bayar pet di seluruh Indonesia alan kurun waktu 6 bulan. Gebrakan lain yang juga dilakukan Dahlan Iskan adalah gerakan sehari sejuta sambungan.
Di tahun 2011 ia juga merencanakan pembangunan PLTS di 100 pulau. Namun setahun sebelumnya, PLN telah lebih dahulu berhasil membangun PLTS di 5 pulau yang ada di Indonesia bagian Timur yakni pulau Banda, Derawan Kalimantan Timur, Bunaken Manado, Citrawangan dan Wakatobi Sulawesi Tenggara.
Lanjut Menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Tepat pada 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk untuk mengisi jabatan Menteri BUMN yang ketika itu sedang sakit.
Panggilan ini sempat membuatnya terharu, lantara posisinya sebagai direktur PLN pun sudah begitu besar dan semangatnya untuk memajukan Indonesia melalui bidang itu sedang begitu tinggi.
Setelah menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan menjalankan beberapa program yang berfungsi untuk menggebrak lebih potensi BUMN. Program utama yang dimasukkan Dahlan Iskan ialah restrukturisasi aset serta downsizing sejumlah badan usaha.
Selama masa kepemimpinannya, PLN terkenal menjadi lembaga yang bersih dan bebas korupsi, dan banyak melakukan perkembangan. Ia juga rajin mendukung program mobil nasional yang bisa digerakkan menggunakan listrik.
Naas, pada 5 Januari 2013 beliau mengalami kecelakaan hebat yang membuat mobil listriknya rusak. Kecelakaan yang terjadi di kawasan Tawangmangu, Jawa Timur ini kemudian menjadi awal untuk dirinya mengembangkan mobil listriknya.
Bersama dengan Putra Petir, Dahlan Iskan mengembangkan mobil listrik generasi ke-2 yang kemudian dipertunjukkan di KTT APEC Bali.
Mobil listrik yang dikembangkan Dahlan Iskan dan Putra Petir pun cukup beragam, mulai dari jenis mobil sport, minibus, bus dan lain sebagainya.
Peserta Terunggul di Konvensi Capres 2014 Partai Demokrat
Bersama 11 orang lainnya, yakni Ali Masykur, Dino Patti Djalal, Anies Baswedan, Endriartono Sutarti, Hayono Isman, Gita Wirjawan, Irman Gusman, Pramono Edir, Marzuki Alie, dan SInyo Harry Sarundajang mengikuti KOnvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat.
Kurang dari 1 tahun berikutnya, Komite Konvensi Calon Presiden PD mengumumkan jika MEnteri BUMN Dahlan Iskan menempati posisi pertama dibandingkan dengan peserta konvensi lain.