Tahukah Kamu jika otak yang kita miliki ini memiliki macam-macam gelombang otak di dalamnya. Jadi, di dunia ini tidak hanya ada gelombang suara, gelombang radio, gelombang transversal, gelombang longitudinal, gelombang air laut, gelombang frekuensi saja, namun ada juga gelombang otak.
Namun, otak juga memiliki gelombang yang nantinya dipancarkan. Ini karena di dalam otak terdapat implus listrik yang dapat menghasilkan gelombang ini. nah, gelombang listrik yang dihasilkan oleh otak ini nantinya bersifat fluktuatif atau disebut juga dengan istilah brainwave.
Seorang ilmuwan yang berasal dari Jerman bernama Hans Berger ini membuat suatu peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur dan mencatat gelombang otak. Alat ini disebut dengan nama Electroencephalograph atau disingkat dengan sebutan EGG.
Jika di layar monitor EGG ini tidak terlihat adanya gelombang, maka ia bisa dikatakan bahwa otak telah mati meskipun bagian tubuh yang lainnya masih bisa bergerak.
Gelombang otak dikatakan sebagai fluktuatif karena pada suatu waktu, otak kita ini akan menghasilkan beberapa jenis gelombang dalam waktu yang bersamaan. Nah, jenis-jenis gelombang otak ini akan menunjukkan suatu perbedaan aktivitas yang terjadi pada seseorang.
Adapun untuk mengukur gelombang otak, bisa dilakukan dengan menggunakan dua cara yakni menggunakan frekuensi dan juga amplitudo.
Amplitudo sendiri merupakan besarnya daya dari implus listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Sedangkan frekuensi merupakan kecepatan dari suatu emisi listrik yang dapat diukur dalam bentuk cycle per detik atau disebut dengan Hertz.
Nah, frekuensi yang menentukan jenis gelombang yang dihasilkan. Nah, adapun gelombang otak ini disebut dengan gelombang Tetha, gelombang Beta, gelombang Alfa dan juga gelombang Delta.
Jadi bisa disimpulkan bahwa terdapat empat macam gelombang otak yang dikenal oleh manusia saat ini. untuk Kamu yang penasaran dan ingin tahu macam-macam gelombang otak ini, yuk simak selengkapnya di bawah ini.
Baca juga : Pengertian NLP
1. Gelombang Beta
Gelombang beta merupakan sebuah gelombang otak yang memiliki frekuensi yang paling tinggi dibandingkan dengan gelombang otak lainnya.
Adapun gelombang beta juga dibagi menjadi beberapa jenis lagi yakni gelombang beta rendah dengan frekuensi 12-15Hz, beta sedang dengan frekuensi 16-20 Hz dan juga beta tinggi dengan frekuensi 21-40 Hz.
Adapun gelombang beta sendiri dihasilkan oleh otak pada saat otak sedang melakukan proses berfikir secara aktif dan sadar. Namun, gelombang beta juga bisa langsung hilang seketika, terutama pada saat kita sedang memfokuskan pikiran.
Gelombang ini sendiri digunakan untuk menyadari suatu fungsi terhadap apa yang sudah, sedang dan juga akan dilakukan. Jadi, bisa dikatakan pula bahwa gelombang ini akan muncul pada saat seseorang benar-benar dalam kondisi sadar aktif.
2. Gelombang Alfa
Berbeda dengan gelombang beta, gelombang alfa ini memiliki frekuensi yang lebih lambat jika dibandingkan dengan gelombang beta. Adapun frekuensi yang dimiliki oleh gelombang ini adalah 8-12 Hz.
Gelombang alfa sendiri akan muncul ketika seseorang sedang dalam kondisi yang santai dan rileks. Pada kondisi yang seperti inilah seseorang dapat merasakan suatu sensasi dengan menggunakan lima panca indera baik yang sedang terjadi maupun yang sedang dilihat di dalam pikiran.
Adapun kondisi yang seperti ini disebut juga dengan nama “gerbang” bawah sadar. Hal ini karena gelombang ini menjadi penghubung antara pikiran sadar dengan alam bawah sadar kita. Nah, gelombang alfa juga bisa dihasilkan ketika seseorang sedang melakukan meditasi yang ringan.
3. Gelombang Tetha
Gelombang tetha merupakan suatu gelombang yang memiliki frekuensi antara 4-8 Hz. Gelombang ini sendiri dihasilkan oleh alam bawah sadar manusia.
Adapun gelombang tetha muncul pada saat seseorang dalam keadaan tidur ringan, atau saat terjadi episode tidur REM, dan bahkan dalam kondisi yang sangat mengantuk.
Berbagai penelitian yang sudah dilakukan juga menunjukkan bahwa kita bisa berada dalam kondisi gelombang tetha dengan cara melakukan meditasi yang dilakukan secara mendalam.
Semua pengalaman yang terjadi pada saat meditatif ini terjadi pada gelombang tetha. Sebagai contoh adalah kedalaman, ketenangan, keheningan, dan juga puncak kebahagiaan.
Biasanya, gelombang tetha ini akan terjadi pada seorang ulama atau biksu yang mana saat mereka melantunkan doa dilakukan dengan sangat khusyuk dan mendalam. mereka berdoa dengan tujuan untuk tersampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa.
4. Gelombang Delta
Berbeda dengan ketiga gelombang otak yang sudah disebutkan di atas, maka gelombang delta ini bisa dikategorikan sebagai gelombang otak yang paling lambat. Gelombang ini hanya memiliki frekuensi 0,1-4Hz saja.
Adapun gelombang ini terjadi pada seseorang yang mengalami pikiran semi sadar. Biasanya otak akan berhasil menghasilkan gelombang delta pada saat kita sedang dalam kondisi tidur lelap.
Adapun tujuan dari adanya gelombang delta sendiri adalah digunakan untuk mengembalikan kondisi fisik seseorang. Namun, pada beberapa orang tertentu meskipun dalam kondisi sadar, gelombang delta ini bisa muncul bersamaan dengan ketiga gelombang lainnya.
Nah, dalam keadaan inilah gelombang delta dijadikan sebagai suatu radar yang mendasari kerja intuisi, tindakan yang memiliki sifat insting dan juga rasa empati yang tinggi.
Selain itu, ada frekuensi gelombang delta ini ternyata juga bisa menginjeksi suatu energi yang positif dalam sel saraf kita.
Hal ini juga lah yang dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terutama pada pola perilaku untuk berproses dan menuju puncak keberhasilan dari sesuatu yang diinginkan.
Tanpa disadari, otak kita ini memancarkan gelombang otak yang sangat berharga bagi kehidupan. Gelombang-gelombang ini tentunya memberikan manfaat yang sangat luar biasa bagi kehidupan.
Dengan informasi dari keempat gelombang di atas semoga dapat membantu dan memberikan wawasan yang luas untuk kita semua.