Gorontalo adalah provinsi baru yang ada di Indonesia. Walaupun begitu, di sana terdapat kebudayaan dan adat istiadat yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Bahkan, pakaian adat Gorontalo tidak terlepas dari filosofi yang penting untuk diketahui.
Jenis Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian adat Gorontalo memang tidak banyak seperti provinsi yang lainnya. Namun, sering dipakai ketika upacara adat, acara penyambutan tamu hingga pernikahan.
Ini dia penjelasan lengkapnya:
1. Baju Adat Gorontalo Perempuan
Baju adat ini diberi nama dengan biliu, artinya adalah diangkat. Pakaian ini dipakai ketika seorang perempuan sedang menikah dan bersanding di puade atau tempat pelaminan.
Siapapun yang memakainya pasti terlihat seperti ratu yang elegan dan cantik.
Hal tersebut dikarenakan hiasan yang kompleks dengan warna yang mencolok dipadukan secara bersamaan. Rincian aksesorisnya sebagai berikut:
– Aksesoris Baya Lo Boute
Aksesoris baya lo boute adalah ikat kepala yang dikenakan pengantin perempuan dan melambangkan bahwa ia akan menjalin sebuah hubungan yang sah dengan laki-laki, ia harus memenuhi segala kewajiban sebagai seorang istri.
– Tuhi-Tuhi
Aksesoris lainnya adalah tuhi-tuhi yang juga diletakkan di bagian kepala. Tuhu-tuhi berjumlah 7 buah, memiliki makna persaudaraan antara 7 kerajaan di masa lampau.
Di antaranya adalah Tuwawa, Bulango, Gorontalo, Atinggola, Limboto, Limitu dan Hulontalo.
Semuanya akur tanpa ada perselisihan, sehingga patut ditiru oleh kedua keluarga mempelai.
– Lai-Lai
Lai-lai adalah aksesoris yang wajib ada pada pakaian adat Gorontalo. Biasanya diletakkan di ubun-ubun pengantin perempuan. Maknanya adalah budi luhur, kesucian dan keberanian.
– Bouhu Walu Wawu Dehu
Bouhu walu wawu dehu merupakan aksesoris kalung baik emas ataupun perak. Namun tidak berlaku untuk pakaian adat yang dipakai oleh anak-anak.
Maknanya adalah ikatan keluarga yang harus terjalin antara pengantin pria dan wanita.
– Kecubu atau Lotidu
Selanjutnya adalah kecubu atau lotidu yang diletakkan di dada pengantin perempuan. Maknanya adalah kekuatan yang harus dimiliki oleh seorang istri.
Bukan untuk melawan suaminya tapi dia harus siap menghadapi segala rintangan dan kerasnya rumah tangga.
– Pateda
Pateda adalah gelang berwarna keemasan dengan ukuran yang cukup lebar.
Gelang ini bermakna benteng bagi seorang perempuan, agar kelak ia terhindar dari perbuatan yang tercela, melanggar adat atau hukum.
– Etango
Etango yaitu ikat pinggang dengan makna yang cukup kompleks. Pertama seorang istri harus memasak masakan yang halal dan bukan yang haram.
Kedua, istri harus siap menerima jika hidup rumah tangganya nanti sederhana saja.
– Loubu
Loubu merupakan aksesoris yang dikenakan di jari kelingking kanan dan kiri serta jari manis.
Artinya sangat baik yaitu simbol ketelitian yang harus dimiliki oleh setiap perempuan, tidak boleh tergesa-gesa dalam hal apapun yang bisa merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Biasanya bagian atas pakaian adat ini berwarna kuning keemasan dan bawahannya dibuat menyerupai kain songket.
Desainnya tentu berbeda lagi jika dikenakan oleh anak-anak yang sedikit mengedepankan sentuhan modern, sehingga tetap terlihat menggemaskan.
2. Baju Adat Gorontalo Laki-Laki
Tidak hanya perempuan yang memiliki pakaian adat, laki-laki juga lho. Hanya saja aksesoris yang dikenakan tidak sebanyak perempuan.
Namun tetap wajib digunakan karena ada makna yang terkandung di dalamnya.
– Tudung Makuta
Tudung makuta ini adalah aksesoris yang ada di kepala. Hiasannya hampir mirip dengan bulu unggas, bentuknya menjulang tinggi dan ada bagian yang terjuntai ke belakang. Nama lain dari tudung makuta adalah laapia bantali sibii.
Maknanya seorang suami berdasarkan adat Gorontalo haruslah berperan sebagai seorang pemimpin dalam keluarganya. Selain itu juga harus memiliki sifat tegas, berwibawa namun juga lembut hatinya.
– Bako
Bako adalah kalung berwarna keemasan. Simbol ini melambangkan bahwa seorang pria yang sudah memiliki ikatan dengan perempuan, sehingga harus setia selamanya.
– Pasimeni
Pasimeni merupakan hiasan di baju pengantin pria. Namun ia memiliki makna tersendiri, yaitu melambangkan kehidupan yang terjadi dalam rumah tangga.
Laki-laki harus bisa membangun keadaan yang damai seta harmonis. Tidak boleh ada pertikaian yang menyebabkan retaknya rumah tangga.
Sebenarnya pakaian adat Gorontalo ini tidak hanya dikenakan pada waktu acara pernikahan saja tapi juga bisa acara keagamaan, ritual, pentas seni dan masih banyak lagi yang lainnya. Di sisi lain, pakaian adat ini juga memiliki beberapa warna khas lho.
Filosofi Warna Baju Adat Gorontalo
Tahukah Anda bahwa terdapat 7 warna identik dari pakaian adat Gorontalo? Warna tersebut di antaranya adalah kuning, hijau, merah, ungu, coklat, hitam dan putih.
Masing-masing memiliki makna yang mendalam. Penasaran? Simak penjelasannya di bawah ini ya!
1. Merah
Warna merah sudah bisa dipastikan memiliki arti keberanian dan juga tanggung jawab. Harapan inilah yang diinginkan masyarakat Gorontalo, bagaimana caranya agar mereka bisa bertanggung jawab atas daerahnya dan tidak berbuat semena-mena.
2. Hijau
Kedua yaitu hijau yang berarti kesejahteraan, damai, subur dan rukun. Ini artinya masyarakat Gorontalo harus memegang erat tali persaudaraan serta menjaga persatuan.
3. Kuning Emas
Selanjutnya adalah warna kuning emas yang berarti kesetiaan, kesabaran, kejujuran dan kemuliaan. Nilai ini harus dipegang erat oleh kepala daerah, yang mana beliau haus bijaksana dalam memimpin Gorontalo.
Jadi, tak heran jika biasanya para pemerintah di sana sering mengenakan warna kuning emas ketika ada acara tertentu.
4. Ungu
Keempat adalah warna ungu yang sering digunakan oleh para pengantin di Gorontalo. Warna ungu sendiri artinya adalah kewibawaan dan keanggunan. Seorang suami harus memiliki kewibawaan dan seorang istri harus senantiasa bersikap anggun.
5. Hitam
Hitam artinya adalah ketakwaaan kepada Tuhan dan memegang teguh ajaran yang dianutnya. Hal ini sejalan dengan disematkannya Gorontalo sebagai serambi Madinah dan tradisi ajaran Islam yang sangat kental.
6. Coklat
Semuanya sudah tahu bahwasanya coklat adalah warna tanah. Hal ini bermakna jika manusia pasti akan kembali ke tanah, meninggal dan dikubur. Sehingga siapapun dan apapun pangkatnya tidak boleh merasa sombong diri.
7. Putih
Terakhir adalah putih yang bermakna kesucian dan kedukaan. Menandakan bahwa sebagai manusia harus menjaga dirinya dengan baik, kehormatan dan kepribadiannya.
Selain itu juga harus merasa prihatin terhadap orang lain, toleransi dan saling mengasihi.
Ketujuh warna di atas seringkali dipadukan pada acara pernikahan. Sedangkan untuk upacara adat biasanya hanya empat warna saja, yaitu kuning emas, ungu, merah dan hijau.
Setelah mengetahui beberapa jenis pakaian dan warna khas yang juga memiliki makna tersendiri, kira-kira apa yang bisa diambil dari kebudayaan di Indonesia khususnya daerah Gorontalo?
Apapun itu, pastikan Anda juga turut andil dalam melestarikannya.
Bisa ditarik kesimpulan bahwasanya pakaian adat Gorontalo tidak kalah pentingnya dengan pakaian modern. Justru jika filosofi di atas bisa dipahami dengan baik, maka akan terjadi keselarasan dalam hidup, baik dengan alam atau masyarakat.
Baca juga: Pakaian adat yang ada di Sulawesi Utara