Anda pasti sudah mendengar berita bahwasanya Kalimantan Utara ini dulunya adalah bagian daerah dari Kalimantan Timur yang mengalami pemekaran di awal tahun 2009.
masih tergolong baru tapi pakaian adat Kalimantan Utara ini patut untuk diacungi jempol lho.
Kira-kira apa saja sih rinciannya? Simak pembahasan di bawah ini untuk mengetahui jawaban lengkapnya!
Pakaian Adat Kalimantan Utara
Sebelum membahas lebih jauh, Anda harus paham bahwasanya banyak etnis dan suku yang menghuni daerah ini, mulai dari Kutai, Banjar, Dayak dan lain-lain.
Hal inilah yang kemudian membuat pakaian adat dari Kalimantan Utara masih terpengaruh oleh suku Dayak.
Apa saja sih? Simak ulasannya pada beberapa poin di bawah ini:
1. Baju Tradisional Suku Tidung
Suku Tidung adalah salah satu kelompok yang menghuni beberapa daerah di Kalimantan Utara. Sebagian masyarakat mengenal mereka sebagai suku Dayak yang sudah masuk ke agama Islam.
Pakaian khas dan unik yang mereka miliki untuk kegiatan sehari-hari bernama talulandom untuk acara resmi seperti upacara pemerintahan, kurung dan palimangan untuk bersantai sehari-hari. Sementara untuk pernikahan dinamakan Selampoy.
Warnanya adalah merah dengan kombinasi motif kuning keemasan. Banyak sekali aksesoris yang dikenakan seperti mahkota, gelang, selendang, bawahan songket, sepatu dan lain-lain. Semakin cantik jika ditambah dengan riasan baik bold ataupun natural.
2. Baju Sapei Sapaq
Kedua adalah baju sapei sapaq yang dicap menjadi milik suku Dayak Kenyah yang berdiam di Kalimantan Timur. Sayangnya, pakaian yang unik ini hanya dipakai untuk pria saja, belum ada untuk wanita.
Sejarah awalnya, sapei sapaq ini hanya berupa selendang atau kain yang digulung kemudian dililitkan ke celana dalam.
Seiring berkembangnya waktu dan persepsi masyarakat, maka desainnya pun berubah, dimodifikasi menjadi bentuk celana pendek yang dinamakan abet kaboq.
Sedangkan untuk bagian atas, didesain menyerupai rompi dengan hiasan aksesoris lainnya.
Contohnya yaitu kalung dari biji-bijian, taring, tulang hewan, mandau (senjata tradisional) dan masih banyak lagi yang lainnya. Tak ketinggalan juga perisai untuk melindungi diri.
Motif yang diusung, pada umumnya ada tiga macam pertama adalah harimau, kedua burung enggang dan ketiga fauna lainnya.
Masing-masing memiliki fungsi yang mana motif harimau dan enggang dikenakan oleh bangsawan dan tumbuhan atau fauna lainnya untuk rakyat biasa.
3. Baju Ta’a
Terakhir adalah baju ta’a yang digunakan untuk wanita dari suku Dayak Kenyah, bisa dibilang ta’a adalah pasangan dari sapei sapaq. Bahan utamanya adalah kain beludru berwarna hitam yang dihiasi dengan payetan cantik.
Seperti yang bisa Anda lihat dari gambar di atas bahwasanya desain bajunya berbentuk kemben dengan penutup leher dan dada di atasnya.
Atasan ini dinamakan dengan sape inoq. Sedangkan untuk bawahannya para wanita mengenakan rok dengan motif yang sama.
Bagian bawahan inilah yang disebut dengan ta’a. Tak ketinggalan aksesoris lainnya seperti mahkota dari bulu burung enggang dan penutup kepala yang disebut dengan da’a.
Da’a ini terbuat dari daun pandan yang lebih sering dikenakan oleh orang tua dibanding anak muda.
Lebih cantik lagi jika dipasangkan gelang dan kalung berwarna-warni. Tidak masalah kontras dengan warna bajunya, karena hitam adalah warna yang netral dan cocok dipasangkan apa saja.
Jadi itu dia beberapa pakaian adat Kalimantan Utara yang menarik perhatian masyarakat Indonesia. Pastinya juga sudah go internasional, karena sering ditampilkan pada acara tertentu.
Fakta Unik Pakaian Adat Kalimantan Utara
Setelah mengetahui apa saja jenis pakaian adat dari Kalimantan Utara, selanjutnya Anda juga harus tahu fakta unik apa yang terkandung di dalamnya.
Hal ini sangat penting, agar tahu maksud dan esensi penciptaannya.
1. Menunjukkan Status Sosial
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya suku Dayak adalah kelompok yang mendominasi Pulau Kalimantan. Mereka memiliki sub suku yaitu Dayak Kenyah yang memiliki pakaian sapei sapaq dan ta’a di atas.
Pada umumnya, pakaian hanya digunakan untuk menutupi tubuh saja tapi tidak berlaku di Kalimantan Utara yang mana juga berfungsi untuk merepresentasikan status sosial yang dimiliki. Tolak ukurnya terletak pada motif.
Terdapat tiga motif yang dipakai yaitu harimau, burung enggang dan tumbuh-tumbuhan. Harimau dan enggang dipakai oleh keluarga yang cukup kaya raya sedangkan tumbuhan untuk rakyat biasa dengan status sosial yang standar.
Hal ini mengandung sisi positif dan negatif. Positifnya Indonesia kaya akan makna dan secara tidak langsung semakin memperkuat budaya yang ada.
Sedangkan sisi negatifnya, terdapat jurang pemisah antara si kaya dan si biasa atau si miskin sehingga jika ada pihak yang menanggapinya secara berbeda, maka rentan timbul sebuah konflik.
2. Wujud Mencintai Alam
Pakaian adat ini sengaja diciptakan sebagai wujud kecintaan terhadap alam.
Bisa dibilang, hampir semuanya terbuat dari bahan yang langsung diambil dari alam mulai dari atasan, aksesoris hingga bawahan. Terbuat dari kulit nyamu yang sudah diwarnai secara alami.
Mereka terinspirasi demikian karena ingin selalu dekat dengan alam. Namun jangan salah, jika hanya untuk pakaian saja mereka tidak akan mengeksploitasi secara berlebih.
Pastinya untuk menjadikan sebuah busana yang bisa dipakai mereka akan lebih memilih binatang atau tumbuhan yang sudah tidak terpakai.
Sehingga jika disederhanakan, mendekat dengan alam bukan berarti mengambil sumberdaya secara besar-besaran.
Namun secara cukup dan tidak menyakiti satu dengan lainnya. Ini adalah esensi yang cukup penting karena selama ini, tanpa sadar pakaian yang dikenakan sudah jauh dari kata ramah alam.
3. Muncul di Mata Uang Indonesia
Belakangan ini, Indonesia mengeluarkan mata uang yang baru yaitu Rp75.000. Jika diperhatikan secara seksama, pakaian adat suku Tidung dicantumkan di sana sebagai wujud apresiasi pemerintah terhadap kebudayaan Indonesia.
Namun sayang, di awal kemunculannya banyak yang mengira jika itu adalah pakaian dari China. Padahal tidak, itu adalah asli budaya Indonesia yang wajib dilestarikan dan dijaga keberadaannya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi rakyat untuk mengetahuinya secara lebih mendalam. Tujuannya agar tidak keliru dan saling menyalahkan satu sama lain. Padahal kala itu, hanya ada foto anak kecil yang kebetulan bermata sipit.
Inilah pentingnya pendidikan kebudayaan sedari kecil agar pengetahuan tidak hanya berfokus pada daerahnya saja tapi juga yang lain, khususnya Kalimantan Utara yang menyimpan sejuta keunikan ini.
Sekarang Anda paham kan bagaimana bentuk dan karakteristiknya?
Pemakaian baju tersebut juga tidak boleh sembarangan. Maksudnya, baju sapei sapaq sampai kapanpun akan diperuntukkan untuk laki-laki dan ta’a untuk perempuan, tidak bisa diputar balikkan.
Kecuali jika ada modifikasi yang diciptakan oleh masyarakat setempat agar tidak tertinggal zaman.
Sekarang Anda sudah paham kan apa saja pakaian adat Kalimantan Utara dan fakta unik yang wajib diketahui?
Jika sudah, jangan lupa jika berkunjung ke sana sempatkan untuk melihat proses pembuatannya dan pemakaiannya secara langsung agar lebih paham.