Deskripsi: Pakaian Adat Bangka Belitung, sejarah, jenis-jenis dan ciri khasnya.
Bangka Belitung mulai dibicarakan banyak orang tahun 2000-an ketika menjadi setting tempat film yang diangkat dari buku berjudul sama, karya Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi.
Sebelum mengenal lebih jauh, Anda juga perlu mengetahui pakaian adat Bangka Belitung terlebih dulu.
Perlu diketahui bahwa provinsi ini sudah disahkan pada tanggal 9 Februari tahun 2001, terdiri atas 2 pulau besar berupa Bangka dan Belitung, serta 470 pulau-pulau kecil.
Sebelum disahkan, provinsi tersebut masih menjadi bagian Provinsi Sumatera Selatan kemudian menjadi provinsi setelah pemekaran.
Sejarah Tentang Pakaian Adat Bangka Belitung
Pakaian adat Bangka Belitung merupakan pakaian adat khas yang digunakan masyarakat Bangka Belitung dengan perpaduan 2 budaya yakni Arab dan Tionghoa.
Seorang saudagar Arab pada mulanya berdagang di daerah Bangka Belitung.
Bangka Belitung pada zaman dahulu memang dikenal sebagai tempat untuk bertransaksi perdagangan yang sangat strategis.
Kondisi ini tentu tidak mengherankan jika wilayah Bangka Belitung menjadi tempat tujuan para saudagar yang hendak berdagang.
Saudagar itu pun kemudian menikahi perempuan Tionghoa, dan memperkenalkan pakaian adat pernikahan bercorak Arab sekaligus Tionghoa.
Hal itu karena pasangan pengantin mengenakan pakaian adat dari daerah asal masing-masing.
Pagelaran pernikahan saudagar dan istrinya pun membuat masyarakat setempat mulai mengenakan pakaian sama untuk seterusnya saat pernikahan, karena terlihat menarik dan juga indah.
Pakaian adat Bangka Belitung tetap dipadukan dengan corak atau motif dari kebudayaan setempat, yaitu berupa budaya Bangka Belitung meskipun menggunakan akulturasi budaya Arab dan Tionghoa.
Sehingga pakaian adat itu pun pada umumnya dipakai ketika acara pernikahan.
Kain cual dan baju seting adalah nama pakaian adat dari Bangka Belitung dan menjadi wujud dari perpaduan tiga budaya, yaitu Melayu, Tionghoa, dan Arab.
Kain Cual, Bahan Dasar untuk Baju Adat Bangka Belitung
Corak motif pada kain cual secara sekilas bisa dikatakan mirip kain songket khas dari Kota Palembang. Namun apabila Anda memperhatikan secara detail dan seksama, ada beberapa perbedaan pada bagian bentuk hiasan kain.
Kain cual memiliki motif berupa bentuk-bentuk dari bunga di alam, misalnya seperti bunga cengkeh dan cempaka, atau bisa juga bermotifkan hewan maupun tumbuhan.
Sehingga Anda perlu melihatnya dengan seksama agar tidak keliru ketika memilih kain cual.
Kain cual juga dikenal dengan nama lain berupa limar muntok, sejenis kain asli dari Bangka Belitung. Kain tersebut dibuat menggunakan metode tenun ikat secara tradisional.
Untuk motifnya sendiri ada dua jenis, yaitu motif pengantin bekecek (motif corak penuh) serta motif jande bekecek.
Jande bekecek sendiri juga dikenal dengan motif ruang kosong. Jangan salah, masing-masing kain yang dipakai pada pakaian adat memiliki makna masing-masing.
Adapun makna motif-motif itu di antaranya seperti:
- Motif bunga cempaka atau cengkeh melambangkan rejeki, kesucian, serta kebaikan.
- Motif flora dan fauna memiliki arti sebagai lambang dari kekayaan alam.
- Motif naga bisa diartikan sebagai lambang dari keperkasaan.
- Motif hewan bebek melambangkan persatuan serta kesatuan.
Sehingga tidak mengherankan apabila harga kain cual yang beredar di pasaran cukup mahal.
Hal itu juga membuatnya seringkali identik sebagai pakaian para bangsawan, pakaian adat untuk pernikahan, dan acara-acara adat besar lainnya.
Pakaian Adat Belitung untuk Wanita
Para wanita Bangka Belitung mengenakan pakaian khusus yang dinamakan baju seting. Baju ini adalah sebuah baju kurung dari Bangka Belitung dengan warna merah yang terbuat dari bahan dasar kain sutra atau beludru.
Ketika mengenakan pakaian adat, baju seting dipadupadankan dengan kain cual sebagai bawahannya. Selain mengenakan pakaian tersebut, para wanita juga akan memakai aksesoris-aksesoris tambahan.
Beberapa aksesoris tersebut misalnya seperti penutup bagian dada dengan bentuk teratai, mahkota emas berornamen paksian, bunga goyang, bung cempaka, daun bambu, kuntum cempaka, pagar tenggalung, sari bulan, dan penutup kepala berupa bunga hong.
Selain itu, ada juga aksesoris lainnya seperti kalung dan anting-anting panjang, ada juga hiasan berupa sepit yang diletakkan pada telinga bagian samping, ikat pinggang berupa gelang pending. Ronce bunga melati pun menjadi pelengkap pakaian adat yang dikenakan.
Pakaian Adat Belitung untuk Pria
Pakaian adat juga ada yang khusus diperuntukkan bagi pria, mereka akan mengenakan jubah Arab berwarna merah tua.
Kemudian akan dilengkapi dengan selempang atau selendang yang disampirkan pada bahu sebelah kanan menuju arah ke samping kiri.
Celana pun dipilih sebagai bawahan pakaian adat, baik celana sebagai bawahan maupun atasan berupa jubah juga dilengkapi dengan perhiasan dan pernak pernik sesuai pakaian adat Bangka Belitung.
Untuk alas kakinya, para pria menggunakan sandal Arab atau pending selop.
Berbicara tentang motif yang dikenakan pria, maka motifnya akan menyesuaikan motif pada pakaian adat wanita. Sehingga motif tersebut terlihat lebih serasi ketika dikenakan oleh kedua pasangan tersebut.
Pakaian adat dari Bangka Belitung tidak hanya dikenakan ketika upacara adat pernikahan saja, terutama pada kain ucul. Hal itu karena kain ucul telah dijadikan sebagai seragam sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Kain ucul bahkan dijadikan sebagai seragam kantoran di pemerintahan pada hari-hari tertentu saja. Anda pun dapat melihatnya sebagai bentuk atau wujud mencintai serta melestarikan budaya yang dimiliki.
Aksesoris Pakaian Adat Belitung
Pemakaian aksesoris menjadi hal wajib yang pada umumnya dikenakan sebagai pelengkap pakaian adat.
Hal itu digunakan mengingat tentang pakaian adat ini sering dipakai pada saat upacara adat pernikahan, maka aksesoris pada pakaian pengantin pun lebih menarik.
Adapun daftar aksesoris pada pakaian adat Bangka Belitung bisa disimak di bawah ini. Adapun aksesoris tersebut di antaranya seperti:
- Paksian atau yang biasa disebut sebagai mahkota emas oleh masyarakat Bangka Belitung.
- Teratai dada
- Sungkon
- Sepit udang
- Bunga hong
- Ronce melati
- Bunga cempaka
- Pending
- Bunga goyang
- Daun bambu
- Pagar tenggalung
- Kalung
- Sari bulan
- Gelang
- Anting panjang
Banyaknya jenis aksesoris yang dipakai pengantin wanita selain untuk pelengkap, juga memiliki nilai filosofis serta makna tersendiri.
Mahkota emas dipakai wanita ketika mengenakan pakaian adatnya, disertai dengan ornamen khas bernama paksian.
Kemudian seorang pria akan mengenakan sungkan, yaitu semacam aksesoris berupa sorban. Ada juga teratai dada yang dipakai sebagai penutup dada.
Sanggul pada rambut sang wanita diberikan bunga hong, bunga itu pun mempunyai fungsi sebagai hiasan di kepala.
Ada juga pending atau yang sering disebut dengan ikat pinggang. Sepit udang sendiri merupakan aksesoris untuk telinga kanan dan kiri.
Pada baju pengantin wanita juga akan dilengkapi ronce melati sebagai hiasan. Sementara itu aksesoris gelang dan lainnya juga dikenakan sesuai fungsinya.
Bangka Belitung tidak hanya dikenal karena keeksotisan alam yang dimiliki, namun juga budaya yang ada dan melekat di sana.
Hal itu bisa dilihat dari sejarah panjangnya tentang kain ucul atau pakaian adat Bangka Belitung.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Sriwijaya