Deskripsi: Pengertian dan Sejarah Tari Merak, asal daerah, makna dan pola gerakannya.
Tari Merak adalah salah satu jenis seni tari kreasi baru yang mengusung tema kehidupan binatang, khususnya burung merak.
Hal tersebut dapat dikenali dari pola gerakan menari yang memang diadaptasi dari karakter dan bagaimana tingkah laku dari burung merak itu sendiri.
Tarian Merak diangkat ke pentas untuk pertama kalinya oleh seorang Sunda yang bernama Raden Tjetje Somantri di awal tahun 1950.
Gerakan yang diusung dalam tarian ini merupakan kombinasi dari beberapa tari klasik Sunda, sehingga menghasilkan karya tari baru yang mempesona.
Daerah Asal Tari Merak
Tarian ciptaan Raden Tjetje Somantri ini berasal dari kawasan tanah Pasundan, Jawa Barat.
Di masa awal penciptaan, tarian Merak mengalami perubahan pola gerak selama beberapa kali, sebelum akhirnya menghasilkan sebuah tarian kontemporer yang bersifat dinamis.
Selain Raden Tjetje Somantri, ada dua orang koreografer lain yang berkontribusi dalam pengembangan salah satu tarian kebanggan masyarakat Jawa Barat ini.
Kedua sosok tersebut adalah Dra. Irawati Durban Arjon (1965), dan Romanita Santoso (1993).
Makna Tari Merak
Setiap karya tari mempunyai makna mendalam yang sekaligus mendasari lahirnya gerakan tarian tersebut.
Begitu pula dengan tari Merak, di mana gerakan menari sangat berkaitan erat dengan bagaimana kehidupan burung merak yang terkenal dengan keindahan bulunya ini.
Dalam pertunjukan tarian Merak, penari menampilkan gerakan yang merupakan cerminan dari tingkah laku merak jantan ketika mendekati merak betina.
Salah satunya dapat dilihat dari merak jantan yang memamerkan bulu indahnya untuk menarik perhatian burung jantan.
Sejarah Tari Merak
Tari Merak diciptakan di tahun 1950 oleh seorang seniman tari dari Jawa Barat, yaitu Raden Tjetje Somantri.
Tarian asal Pasundan ini memiliki ciri khas berupa koreografi yang indah layaknya seekor burung merak. Karena keunikannya tersebutlah, tarian Merak dengan mudah disukai publik.
Kesenian tarian Merak merupakan merupakan bentuk perwujudan tingkah laku burung merak yang diadopsi ke dalam sebuah karya seni kontemporer.
Hal ini dapat dilihat dari perilaku merak dalam kehidupan sehari-harinya ketika hendak memikat merak betina, yakni membentangkan bulunya.
Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini mulai mengalami beberapa perubahan, terutama dari segi formasi dan jumlah penari.
Sekarang, tarian merak dilakukan dengan berpasang-pasangan, di mana setiap penari memainkan peran berbeda, seperti menjadi merak jantan atau betina.
Pementasan tarian Merak biasanya diiringi dengan musik dari instrumen tradisional Sunda, yaitu gending macan ucul.
Irama gamelan sekaligus menjadi penanda durasi penari melakukan suatu gerakan, atau sign saat harus berganti posisi atau formasi saat menari.
Pola Lantai Tari Merak
Dalam pertunjukan tari Merak, penari akan menari dengan menggunakan pola lantai yang beragam. Tidak mengherankan kalau tarian ini tampak lebih apik, dan menawan.
Karena meskipun gerakan yang ditampilkan beragam, namun tetap berlandaskan pada pola sehingga tampak seragam.
Pola lantai dalam tarian Merak:
- Garis Lengkung
Penari membentuk posisi sesuai lengkungan tertentu, seperti angka delapan, spiral, dan lengkungan ular.
- Garis Lurus
Pola ini membentuk garis segitiga, segi empat, zig zag, huruf V, dan sebagainya.
Gerakan Tari Merak
Tarian Merak memiliki gerakan yang cukup kompleks. Jadi, meskipun tari ini terlihat sederhana, namun membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi untuk bisa menguasainya. Berikut adalah beberapa gerakan dasar dalam pertunjukan tarian Merak :
1. Gilek
Gerakan berupa gelengan kepala dari arah kanan dan kiri.
2. Galier
Dalam tarian Merak terdapat gerakan memutar kepala ke kiri, kanan, belakang, dan depan.
3. Selut
Penari menggerakkan tangan ke kiri dan kanan sembari mendorong tangan secara lincah ke arah depan atau atas dengan bergantian mengikuti irama musik.
4. Ukel
Gerakan luwes, di mana penari memutar tangan dan bergerak sesuai suara musik.
5. Nyawang
Isyarat tangan penari yang biasanya digunakan untuk menunjuk penonton, dengan mata mengarah lurus ke depan.
6. Capang
Gerakan menekuk salah satu tangan.
7. Tepak Bahu
Penari menepuk bahu dengan sebelah tangan.
Pada durasi tertentu, penari juga harus menepuk bahu menggunakan dua tangan yang dilakukan bersilang.
8. Lontang Kanan/Kiri
Tangan digerakkan secara bergantian ke kanan atau kiri.
9. Duduk Deku
Penari duduk dengan posisi kaki dilipat ke lantai.
10. Sirig
Gerakan kaki yang mengharuskan penari menggoyangkan kaki bersamaan.
11. Seser
Kaki digeser ke arah kiri maupun kanan.
12. Gerakan Gabungan
Di kalangan penari Merak, gerakan ini disebut dengan mincid, yang artinya gerakan kombinasi kepala, tangan, serta kaki pada gerakan sama.
Namun, tangan dan kaki tetap harus digerakkan meskipun menari dengan pasangan berbeda.
Umumnya, tarian Merak dilakukan serempak oleh beberapa orang penari (lebih dari tiga). Lagu yang paling populer untuk mengiringi tarian Merak, salah satunya adalah Cingcangkeling.
Sementara adegan terunik yang dilakonkan adalah Waditra Bonang Menabrak Kayu.
Suara keras dari hasil adegan di atas merupakan perumpamaan saat burung merak bercinta.
Dalam pementasannya, penari mengenakan kostum bermotif bulu merak, di mana pakaian atasan dan bawahan mengusung bentuk serta warna bulu merak yang khas, yaitu hitam, hijau dan biru.
Properti Tari Merak
Tari Merak merupakan salah satu tarian yang menggunakan properti cukup kompleks. Properti yang ditampilkan sebagai pendukung pertunjukan umumnya kental dengan nuansa etnik Sunda.
Jadi, meskipun termasuk tarian kreasi baru, namun tarian Merak tidak kehilangan unsur tradisionalnya. Berikut ini adalah properti dalam tarian Merak:
1. Kostum
Busana yang dikenakan penari Merak terdiri atas beberapa bagian seperti di bawah ini:
- Busana Atasan
Penari menggunakan kemben sebagai penutup dada. Cara mengenakannya adalah dengan dilingkarkan menutupi tubuh bagian atas. Warna kain yang digunakan beragam, sesuai kebutuhan. Kemben dipakai lengkap dengan ikat pinggang.
- Busana Bawahan
Kostum bawah penari Merak adalah kain berbentuk rok dengan corak serasi sama dengan atasan. Umumnya, rok dihiasi berbagai pernak-pernik seperti bulu burung merak, dengan warna senada.
2. Sayap
Dalam pementasan tarian Merak, sayap merupakan salah satu properti yang wajib ada.
Bagian ini terbuat dari kain yang dibentuk sedemikian rupa sehingga mirip seperti sayap merak.
Pada sayap terdapat ornamen dan motif warna warni yang tampak indah.
3. Apok
Kalung model panjang melingkar yang dipakai pada leher penari Merak.
Aksesoris ini berfungsi menutupi bagian leher sampai dada. Apok biasanya dibuat dengan berhiaskan motif etnik yang kelihatan unik.
4. Siger
Mahkota dengan berbagai macam hiasan unik. Biasanya terdiri atas payet dan pernak pernik dari beragam warna, yang tampak bersinar ketika terkena sorotan cahaya.
5. Sesuping
Hiasan telinga dengan ornamen mirip kostum pewayangan. Sesuping memiliki corak dan hiasan seperti mahkota.
6. Garuda Mungkur
Hiasan sanggul yang dipakai di rambut belakang penari. Penggunaan aksesoris garuda mungkur ditujukan sebagai cara menarik perhatian penari merak jantan.
7. Gelang
Dipakai di pergelangan tangan penari. Biasanya gelang yang dipakai memiliki model lingkaran warna-warni yang senada dengan busana penari.
Dari sekian banyak karya tari ciptaan Raden Tjetje Somantri, tari Merak merupakan mahakaryanya yang paling terkenal, baik itu di kancah Nasional maupun Internasional.
Keunikan tarian ini bahkan menginspirasi seorang seniman Bali yang kemudian menciptakan tari dengan konsep serupa.