Taman nasional menjadi salah satu destinasi wisata paling menarik yang bisa Anda kunjungi saat ini. Di dalamnya Anda tidak hanya akan mendapat panorama yang indah, tapi juga edukasi alam. Tak hanya di Indonesia saja, ada banyak sekali taman seperti ini di seluruh dunia.
Untuk Anda yang senang berlibur dan menikmati suasana alam, berkunjung ke spot wisata ini memang jadi rekomendasi terbaik. Meskipun begitu, memang tidak semua zona di lokasi bisa kita kunjungi.
Hanya sebagian saja yang diperbolehkan, mengingat di taman ini masih banyak hewan buas yang berkeliaran.
Pengertian Taman Nasional
Dikutip dari berbagai sumber, taman nasional ini bisa diartikan sebagai tempat pelestarian alam dan pusat konservasi yang dikelola oleh pemerintah tanpa merusak ekosistem aslinya.
Taman ini biasanya juga dijadikan sumber devisa negara dari sektor pariwisata dan edukasi. Bahkan di beberapa lokasi, ada juga taman yang dijadikan sebagai pusat pengembangan kebudayaan dan adat tertentu.
Hal ini memang berkaitan erat dengan sejarah atau asal muasal dari taman itu sendiri. Karena itu Anda tidak boleh sembarangan saat berkunjung ke dalamnya. Aturan yang diterapkan oleh pihak pengelola harus dilakukan dengan semestinya.
Oleh pihak pengelola, taman seperti ini biasanya dibagi menjadi beberapa zona. Tujuannya tentu untuk memudahkan pihak pengelola dalam berkomunikasi dan melakukan pemantauan.
Di sisi lain, zona ini dibuat dengan aturannya masing-masing. Setiap zona biasanya memiliki bentuk penanganan yang berbeda.
Macam-Macam Zona
Zona di taman nasional biasanya memiliki istilah khusus dan yang memberikan nama terhadap zona ini adalah pihak pengelola. Namun biasanya penamaan zona ini disesuaikan dengan kondisi zona tersebut. Misalnya jenis hewan yang ada di dalam zona, kondisi wilayah, dan potensi wisata yang ada di dalamnya.
Sejauh ini ada 3 jenis zona utama yang selalu diterapkan oleh pengelola. Jadi kalau Anda berkunjung ke taman manapun di belahan dunia ini, tiga zona inti ini pasti ada.
Tentu saja sebagai pengunjung Anda tidak bisa mengunjungi semua zona tersebut karena bisa berbahaya terhadap keselamatan. Terkecuali jika Anda ditemani oleh mereka yang ahli di bidangnya. Tentu saja Anda diperbolehkan untuk mengunjungi zona seperti ini.
Lantas apa saja zona-zona tersebut? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Zona Inti
Zona pertama yang bisa Anda temukan di taman nasional ini adalah zona inti. Zona inti ini merupakan wilayah utama yang paling dijaga kemurnian ekosistemnya oleh pihak pengelola. Biasanya di zona inti ini ada ciri khas atau identitas dari taman itu sendiri.
Misalnya jika kita bicara mengenai Taman Komodo, zona inti dari taman ini adalah wilayah di mana mayoritas komodo berkoloni dan berkembang biak. Pengelola juga harus bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian seluruh ekosistem yang ada di dalamnya.
Jadi tidak hanya komodonya saja, tapi juga habitat yang dihuni oleh komodo tersebut.
2. Zona Rimba
Zona lainnya adalah zona rimba. Zona ini merupakan wilayah yang berfungsi untuk melindungi ekosistem asli dari jamahan manusia. Di sisi lain, zona rimba juga berfungsi sebagai titik pengembangbiakan hewan buas. Zona ini juga sering disebut sebagai zona jelajah.
Penjagaan kelestarian ekosistem asli harus dimulai dari zona rimba ini. Sulit untuk menjaga ekosistem asli jika zona rimbanya tidak dijaga dengan baik.
Wilayah inilah yang sering dijadikan titik penjagaan di seluruh taman nasional yang ada di dunia ini, karena rentan dieksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
3. Zona Pemanfaatan
Zona yang terakhir adalah zona pemanfaatan. Zona satu ini biasanya merupakan zona terluar yang memiliki sederet daya tarik alam. Tentu saja daya tarik alamnya ini merupakan kombinasi antara tumbuhan, satwa, serta panorama yang ada di dalamnya.
Zona pemanfaatan inilah yang sering dijadikan titik pariwisata bagi para pengunjung.
Namun saat bertandang ke dalamnya, Anda tetap harus ditemani oleh ahli karena sangat mungkin jika hewan buas yang ada di wilayah zona rimba keluar ke zona pemanfaatan.
Kriteria dan Ciri Taman Nasional
Untuk mewujudkan terjadinya kelestarian ekosistem alam, tentu saja ada beberapa syarat atau kriteria yang harus dipenuhi sebuah taman. Kalau salah satu dari cirinya hilang, bisa jadi taman yang Anda kunjungi hanya taman biasa saja.
Apa saja ciri-cirinya? Simak penjelasannya di bawah ini:
- Memiliki kondisi alam yang masih sangat alami.
- Memiliki satu atau lebih dari satu ekosistem yang benar-benar utuh dan belum terjamah.
- Memiliki Sumber Daya Alam yang khas dan unik.
- Memiliki tiga zona utama yang sudah kami jelaskan sebelumnya.
- Memiliki flora dan fauna menarik yang menjadi identitasnya.
Kalau syarat-syarat tersebut bisa dipenuhi seluruhnya, maka secara otomatis taman yang Anda kunjungi adalah taman nasional.
Kalau ada salah satu dari kriteria tersebut ada yang tidak bisa dipenuhi, maka statusnya perlu dipertimbangkan lagi.
Fungsi dan Tujuan
Perlu dipahami, ada beberapa fungsi dan tujuan utama dari dibentuknya taman satu ini. Fungsi dan tujuannya ini tentu dilihat dari berbagai sudut pandang.
Langsung saja, ini dia fungsi-fungsi dan tujuan tersebut:
- Menjaga eksistensi biotik utama dalam sebuah ekosistem di satu wilayah.
- Memelihara dan menjaga ekologis sekaligus hukum lingkungan yang ada di dalamnya.
- Menjaga warisan kebudayaan.
- Melindungi panorama alam yang dibatasi oleh wilayah taman tersebut.
- Menyediakan fasilitas pendidikan, turisme, rekreasi dan penelitian lingkungan yang dibatasi oleh taman.
- Memberikan dukungan terhadap pengembangan dan pembangunan di sebuah daerah.
- Memelihara daerah aliran sungai dan mencegah erosi.
Dengan fungsi dan tujuannya di atas, bisa ditarik kesimpulan kalau keberadaan taman seperti ini memang tidak hanya berdampak pada ekosistem di dalamnya, tapi juga kepada wilayah yang ada di sekitaran taman itu sendiri.
Daftar Taman Nasional di Indonesia
Di Indonesia sendiri ada banyak taman yang bisa Anda temukan. Tentu saja semua taman yang ada dikelola dengan baik dan sudah dikenal di seluruh dunia.
Tak hanya para wisatawan lokal, ada banyak juga wisatawan luar negeri yang mengunjunginya. Bahkan keberadaan taman nasional di negeri ini sudah mengundang banyak peneliti dunia untuk melakukan riset di dalamnya.
Sejauh ini ada lebih dari 50 nama yang dikelola oleh pemerintah Republik Indonesia secara resmi di berbagai wilayah.
Pulau Jawa
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Alas Purwo | 1992 | 434 |
Baluran | 1980 | 250 |
Bromo Tengger Semeru | 1983 | 503 |
Gunung Ciremai | 2004 | 155 |
Gunung Gede Pangrango | 1980 | 150 |
Gunung Halimun-Salak | 1992 | 400 |
Gunung Merapi | 2004 | 64 |
Gunung Merbabu | 2004 | 57 |
Karimunjawa | 1986 | 1.116 |
Kepulauan Seribu | 1982 | 1.080 |
Meru Betiri | 1982 | 580 |
Ujung Kulon | 1980 | 1.206 |
Pulau Bali dan Sekitarnya
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Gunung Rinjani | 1990 | 413 |
Gunung Tambora | 2015 | 716 |
Komodo | 1980 | 1.817 |
Laiwangi Wanggameti | 1998 | 470 |
Manupeu Tanah Daru | 1998 | 880 |
Pulau Sumatra dan Sekitarnya
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Batang Gadis | 2004 | 1.080 |
Berbak | 1992 | 1.627 |
Bukit Barisan Selatan | 1999 | 3.650 |
Bukit Duabelas | 2000 | 605 |
Bukit Tiga Puluh | 1995 | 1.277 |
Gunung Leuser | 1980 | 7.927 |
Kerinci Seblat | 1999 | 13.750 |
Sembilang | 2001 | 2.051 |
Siberut | 1992 | 1.905 |
Tesso Nilo | 2004 | 1.000 |
Way Kambas | 1989 | 1.300 |
Zamrud | 2016 | 315 |
Gunung Maras | 2016 | 168 |
Pulau Kalimantan
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Betung Kerihun | 1995 | 8,000 |
Bukit Baka Bukit Raya | 1992 | 1.811 |
Danau Sentarum | 1999 | 1.320 |
Gunung Palung | 1990 | 900 |
Kayan Mentarang | 1996 | 13.605 |
Kutai | 1982 | 1.986 |
Sebangau | 2004 | 5.687 |
Tanjung Puting | 1982 | 4.150 |
Pulau Sulawesi dan Sekitarnya
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Bantimurung-Bulusaraung | 2004 | 437.5 |
Bogani Nani Wartabone | 1991 | 2.871 |
Bunaken | 1991 | 890 |
Kepulauan Togean | 2004 | 3.620 |
Lore Lindu | 1982 | 2.290 |
Rawa Aopa Watumohai | 1989 | 1.052 |
Taka Bone Rate | 2001 | 5.308 |
Wakatobi | 2002 | 13.900 |
Gandang Dewata | 2016 | 793 |
Pulau Maluku dan Papua
Nama | Tahun Diresmikan | Luas Wilayah (Km2) |
Aketajawe-Lolobata | 2004 | 1.673 |
Lorentz | Puncak Jaya 1997 | 25.050 |
Teluk Cenderawasih | 2002 | 14.535 |
Wasur | 1990 | 4.138 |
Deretan nama taman nasional di atas tidak hanya populer di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Ada banyak sekali biota endemik yang bisa Anda lihat di setiap destinasi pada tabel tersebut.
Bagi Anda yang sedang memikirkan destinasi liburan, nama-nama di atas tentu bisa menjadi rekomendasi terbaik.