Cirebon merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Barat yang menyimpan banyak cerita sejarah.
Pada beberapa abad yang lalu, wilayah ini merupakan sebuah kerajaan yang makmur dan maju bernama Kerajaan Cirebon.
Apakah Anda sudah mengetahui bagaimana sejarahnya?
Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon
1. Berdirinya Kerajaan Cirebon
Kerajaan atau Kasepuhan Cirebon pada mulanya didirikan oleh Pangeran Cakrabuana di tahun 1430 hingga 1479.
Sang pangeran adalah keturunan dari raja Padjajaran, yakni putra pertama Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dan Subang Larang (putri Ki Gedeng Tapa/pendiri wilayah Cirebon).
Pangeran Cakrabuana/Raden Walangsungsang memiliki saudara bernama Raden Kian Santang dan Nyai Rara Santang.
Pangeran seharusnya sudah menduduki Kerajaan Padjajaran. Namun, karena beliau memeluk agama Islam seperti ibunya, maka tahta kerajaan jatuh ke tangan adiknya.
Kerajaan Padjajaran pada saat itu masih menganut agama leluhur (campuran dari Hindu dan Budha) bernama Sunda Wiwitan. Maka, pangeran dari istri kedua lah, Prabu Surawisesa yang menjadi raja di Kerajaan Padjajaran.
Pangeran Cakrabuana akhirnya memutuskan berkelana dan membuat pedukuhan di kawasan Kebon Pesisir dan mendirikan sebuah Kuta Kosod atau Dalem Agung Pakungwati sebagai Keraton Cirebon.
Pemerintahan raja Cakrabuana berjalan mulai 1430 M.
2. Terbelahnya Keraton Menjadi 4 Bagian
Perkembangan Keraton Kasepuhan Cirebon ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan. Perkampungan yang semula hanya di Kebon Pesisir, mulai merambah menjadi perkampungan baru bernama Caruban Larang.
Tahun 1479, Caruban Larang berkembang lagi menjadi Nagari Cirebon. Setiap perkampungan ini memiliki pemimpin yang berganti-ganti mulai dari Tumenggung Syarif Hidayatullah, Pangeran Emas, Pangeran Karim hingga Pangeran Wangsakerta.
Selanjutnya di tahun 1677, Kerajaan Cirebon terbagi menjadi 2 pemimpin yakni Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kertawijaya.
Kemudian Sultan Cirebon berperan sebagai wakil Sultan. Tiga Sultan ini mendapat julukan Sultan Sepuh, Sultan Cirebon dan Sultan Agung.
Setiap Sultan memiliki rumah atau keraton masing-masing yakni Keraton Kasepuhan, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Kanoman. Namun, masih ada Keraton Gebang yang difungsikan sebagai bagian dari Kerajaan Cirebon.
3. Istilah Nama Cirebon
Pada awalnya, wilayah Cirebon merupakan sebuah desa kecil yang didirikan oleh sosok Ki Gedeng Tapa dengan nama Caruban.
Nama ini berarti sebuah campuran karena masyarakatnya terdiri dari berbagai macam suku, agama hingga latar belakang yang berbeda.
Semua pendatang di desa Caruban ini tujuan utamanya adalah berdagang dan menetap. Kehidupan masyarakat aslinya bekerja sebagai nelayan pencari udang.
Karena semakin banyak yang berprofesi sebagai pencari udang/rebon, maka wilayah ini berganti nama menjadi Cai rebon (Cirebon).
Cirebon ini juga dijadikan pusat pelabuhan penting di wilayah pesisir utara Jawa. Jalur pelabuhan digunakan untuk kegiatan dagang dan berlayar hingga penyebaran agama Islam di Jawa Barat.
Bukti Peninggalan Kasepuhan Cirebon
Keberadaan Kerajaan atau Kasepuhan Cirebon bukanlah sekedar cerita saja. Anda bisa membuktikan eksistensi kerajaan ini melalui beberapa peninggalan yang bisa dilihat hingga sekarang.
Setidaknya ada 10 peninggalan yang harus Anda ketahui yakni:
1. Keraton Kacirebonan
Cirebon memang dikenal sebagai kota sejarah yang memiliki banyak keraton. Salah satunya adalah Keraton Kacirebonan.
Tempat ini dibangun sekitar abad 17 yang fungsinya sebagai lokasi penyimpanan benda penting kerajaan seperti wayang, kering, gamelan hingga alat perang.
Keraton Kacirebonan bentuknya memanjang ke utara hingga selatan yang mencapai luas 46.500 m2.
Arsitekturnya saat ini sudah bercampur dengan bangunan khas Eropa karena mengalami perubahan ketika penjajah masuk ke Indonesia.
2. Keraton Kasepuhan Cirebon
Sama halnya seperti Keraton Kasultanan Jogja atau Kasunanan Solo, Cirebon juga memiliki Keraton Kasepuhan Cirebon yang merupakan bukti nyata dari peninggalan Kerajaan Cirebon.
Keraton ini sudah ada sejak tahun 1430 oleh pendirinya pangeran Cakrabuana.
Keraton Kasepuhan Cirebon juga disebut sebagai Keraton Pakungwati yang merupakan bukti cintanya kepada Ratu Ayu Pakungwati.
Jika Anda berkunjung ke tempat ini harus izin terlebih dahulu karena memiliki penjagaan cukup ketat.
3. Keraton Kanoman
Keraton lainnya yang juga merupakan bukti peninggalan Kasepuhan Cirebon adalah keraton Kanoman. Keraton ini dibangun tahun 1678 M oleh seorang pangeran bernama Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya.
Luas keraton Kanoman mencapai 6 hektar. Keraton ini masih memegang nilai adat istiadat dan menjalankan tradisi grebeg syawal dan ziarah makam leluhur secara rutin.
Jika Anda berkunjung ke tempat ini, Anda juga akan menemui Paksa Naga Liman (kereta yang digunakan Raja Cirebon).
4. Keraton Keprabon
Jika berkunjung ke Keraton Kanoman, Anda bisa mampir juga ke Keraton Keprabon.
Tempatnya memang cukup tersembunyi karena Anda harus melewati gang kecil yang dipenuhi pertokoan. Dahulunya Keraton Keprabon berfungsi sebagai rumah bagi ndalem (pemangku adat).
5. Makam Sunan Gunung Jati
Bagi umat Islam, ziarah ke para wali merupakan kegiatan religius yang seringkali dilakukan. Berjayanya Kerajaan Cirebon tidak terlepas dari Sunan Gunung Jati atau Syarief Hidayatullah.
Beliau merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan ajaran Islam di bumi pertiwi.
6. Masjid Sang Cipta Rasa
Kerajaan Islam Cirebon juga meninggalkan bangunan ibadah bernama masjid Sang Cipta Rasa. Masjid ini menjadi masjid tertua di kota Cirebon karena dibangun tahun 1480 M silam.
Lokasinya pun masih satu kawasan dengan keraton Kasepuhan Cirebon.
7. Patung Singa Putih
Meskipun menjadi salah satu kerajaan Islam, tetapi ada benda peninggalan Kerajaan Cirebon yang berbentuk patung singa putih.
Patung ini bukanlah sebagai berhala atau patung sesembahan, namun sebagai lambang identitas kasepuhan Cirebon.
Patung ini sebagai tanda adanya keturunan prabu Siliwangi dan kasepuhan Cirebon menjadi bagian dari keluarga Kerajaan Padjajaran.
Masyarakat sekitar percaya jika patung ini adalah penjaga gaib dari keraton Kasepuhan Cirebon.
8. Kereta Singa Barong Kasepuhan
Salah satu peninggalan bersejarah dari Kasepuhan Cirebon adalah Kereta Singa Barong Kasepuhan.
Kerata ini diberikan oleh Panembahan Losari yang merupakan cucu Sunan Gunung Jati. Pembuatan Kereta Singa Barong dilakukan pada 1549 M dan mampu bertahan hingga sekarang.
Meskipun kereta aslinya hanya disimpan di museum, tetapi pemerintah setempat membuat duplikatnya agar bisa digunakan ketika acara besar di Cirebon seperti kirab 1 Muharram, peringatan kemerdekaan dan kegiatan lainnya.
Kereta ini tidak sekadar alat transportasi raja Cirebon terdahulu, tetapi mempunyai filosofi khusus yakni sebagai belalai gajah, kepala naga dan badan buroq.
Lambang ini mencerminkan sebuah persahabatan antara Cirebon, India, Tiongkok dan Mesir.
9. Mande Pengiring
Keraton Kasepuhan Cirebon terdiri dari beberapa kompleks dan masing-masingnya memiliki bagian penting bernama Mande.
Untuk jenis Mande Pengiring biasanya digunakan sebagai tempat istirahat pengiring raja. Bangunan ini selian menjadi tempat istirahat para pengiring raja/ sultan, juga menjadi tempat duduk para hakim dan jaksa apabila ada persidangan atau pengadilan.
10. Mande Karesmen
Mande merupakan salah satu bagian di dalam Keraton Kasepuhan Cirebon yang memiliki fungsi khusus. Selain Mande Pengiring, ada pula Mande Karesmen yang difungsikan sebagai tempat pengiring gamelan atau ruang bermusik.
Ada banyak peninggalan dari Kerajaan Cirebon yang masih terjaga kelestariannya hingga sekarang. Peninggalannya mulai dari kereta kuda hingga bangunan keraton. Apakah Anda sudah pernah berkunjung ke Keraton Cirebon?