Deskripsi: Pengertian dan sejarah Tari Bondan, makna, pola lantai, gerakan dan properti.
Indonesia memiliki beragam kesenian dan kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Di Pulau Jawa sendiri, ada berbagai macam kesenian tari tradisional.
Salah satunya yaitu tari Bondan dari Jawa Tengah. Untuk mengetahui tarian Bondan secara jelas, mari simak ulasan berikut ini.
Daerah Asal Tari Bondan
Tarian Bondan merupakan kesenian tari klasik asal Jawa Tengah, tepatnya dari Surakarta yang diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.
Ragam gerak dari tarian Bondan ini menggambarkan seorang ibu yang menjadi Cindogo, Mardisiwi, dan Pegunungan.
Tarian ini juga memiliki keunikan tersendiri, terutama dari segi properti yang digunakan dan makna filosofisnya.
Para penari akan menggunakan properti utama berupa payung kertas dan berbagai properti pendukung lainnya yang memiliki maknanya masing-masing.
Makna Tarian Bondan
Dalam penciptaan sebuah karya seni tentu mengandung makna dan pesan tersendiri, tak terkecuali dengan tari Bondan.
Berikut ini merupakan makna dari tarian Bondan berdasarkan properti yang digunakan.
1. Payung yang Terbuka
Dalam mementaskan tarian ini, penari Bondan menggunakan payung yang diibaratkan sebagai alat perlindungan.
Ada adegan di mana penari akan membuka payungnya yang menggambarkan sikap seorang ibu yang senantiasa memberikan perlindungan kepada anak-anaknya secara sukarela.
2. Menggendong Anak
Dalam tarian Bondan, penari juga akan membawa properti berupa boneka bayi.
Gerakan penari menggendong boneka ini menggambarkan tugas seorang ibu dalam mengasuh dan mendidik anaknya sesuai dengan prinsip kehidupan yang baik.
3. Kendi
Properti lainnya yang mengandung makna tersendiri dalam tarian Bondan yaitu kendi. Kendi melambangkan urusan dapur dan semua kegiatan rumah tangga yang menjadi kewajiban seorang wanita.
Ada beberapa gerakan yang menggunakan properti kendi ini, salah satunya gerakan memutar kendi ke delapan arah mata angin.
Gerakan ini menggambarkan wanita yang harus memiliki kemampuan dan tanggung jawab untuk membantu suaminya dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Sebagai tiang negara, wanita juga memiliki peran untuk mendidik dan menjaga moral keluarga tanpa pamrih, serta memperhatikan perkembangan anak sejak dini.
Selain gerakan memutar kendi, ada pula gerakan menaiki kendi yang menggambarkan kehidupan yang terus berubah-ubah (dinamis).
Dalam melakukan adegan berdiri di atas kendi ini, para penari harus memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi, ketenangan batin, dan fokus yang baik.
Gerakan ini menggambarkan bahwa ketika menghadapi masalah sebaiknya diselesaikan tanpa tergesa-gesa agar menemukan jalan keluar yang tepat.
Sejarah Tarian Bondan
Berdasarkan catatan sejarah yang berkembang di masyarakat Jawa Tengah, dahulunya tari Bondan merupakan tarian wajib bagi para gadis kembang desa di masa Kerajaan Mataram Lama.
Tarian ini dipentaskan untuk menunjukkan jati diri seorang gadis yang cantik dan memiliki jiwa keibuan.
Tarian ini menggambarkan bahwa wanita tidak hanya mengurus kecantikan dirinya sendiri saja, namun harus memiliki keahlian untuk mengurus kehidupan rumah tangga.
Nama Bondan berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti abdi atau hamba yang biasa disematkan pada anak laki-laki.
Pada mulanya, tarian Bondan dibawakan oleh warga setempat tanpa diketahui secara pasti siapa penciptanya.
Seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini menjadi populer di kalangan masyarakat Surakarta dan menyebar hingga ke berbagai wilayah di Jawa Tengah.
Pola Lantai Tarian Bondan
Dalam pementasannya, tari Bondan menggunakan pola lantai garis lurus horizontal.
Tarian ini menggunakan iringan musik gending Ayak-ayakan dan Ladrang Ginonjing, serta lagu tembang dolanan yang dimainkan sepanjang pertunjukan.
Sesuai dengan gerakannya, iringan gending dimainkan dengan ritme yang halus dan santai untuk memperkuat gambaran kepribadian gadis Jawa yang sopan dan lemah lembut.
Setiap penari juga harus melakukan latihan secara intensif agar bisa menampilkan gerakan yang indah dan kompak.
Gerak Tarian Bondan
Seiring dengan perkembangannya, tarian Bondan memiliki beberapa ragam gerak dengan makna yang berbeda-beda.
Berikut ini penjelasan mengenai gerakan yang terdapat pada tarian Bondan.
1. Bondan Cindogo
Cindogo merupakan ragam gerak tarian Bondan yang menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya hingga akhir hayat, sehingga ekspresi yang ditunjukkan dominan perasaan sedih.
Gerakan ini biasanya dibawakan oleh remaja putri berbusana kain wirong, baju kotang, dan jamang.
Penari juga akan menari sambil memanggul payung di pundak dan menggendong sebuah boneka bayi.
Salah satu gerakan yang terbilang sulit dalam tarian Bondan Cindogo yaitu adegan menaiki dan memutar kendi sesuai dengan 8 arah mata angin.
2. Bondan Mardisiwi
Jika pada gerakan tarian Bondan Cindogo cenderung menggambarkan perasaan sedih, maka ragam gerak Mardisiwi jauh lebih riang dan ceria.
Gerakan Mardisiwi menggambarkan kebahagiaan seorang wanita yang baru saja dikaruniai seorang anak.
3. Bondan Pegunungan
Gerakan pada tarian Bondan Pegunungan menggambarkan tentang peran seorang ibu mulai dari mengurus dan merawat anaknya hingga membantu sang suami yang bekerja di sawah.
Dalam melakukan ragam gerakan Bondan Pegunungan, penari akan menggunakan properti alat pertanian.
Busana yang dikenakan oleh para penari berupa baju yang biasa dipakai saat Bertani.
Keunikan dalam ragam gerak tari Bondan Pegunungan ini terletak pada gerakan penari saat melepas baju yang dikenakan sambil membelakangi penonton.
Setelah adegan melepas baju, para penari akan menggunakan kostum yang biasa dikenakan dalam pementasan tarian Bondan.
Gerakan Bondan Pegunungan ini juga bisa dikatakan paling sulit karena penari harus menari sambil berdiri di atas kendi sambil menggendong boneka dan memegang payung.
Busana dan Properti Tarian Bondan
Dalam menampilkan tarian Bondan, para penari harus menggunakan kostum khusus untuk menari dan beberapa properti pendukung sehingga terlihat cantik, menarik, dan unik.
Berikut ini kostum dan properti yang dipakai oleh penari Bondan.
1. Kain Jarik
Jarik atau kain bermotif batik merupakan salah satu kostum yang dikenakan oleh penari Bondan sebagai bawahan dengan cara dililitkan ke pinggul.
Untuk pemilihan motif jarik harus disesuaikan dengan acaranya, karena setiap pola kain jarik memiliki makna dan filosofinya masing-masing.
2. Kemben
Kemben merupakan kain yang digunakan oleh para penari Bondan untuk menutup bagian dada sebelum mengenakan busana luar.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa, kemben merupakan pakaian sehari-hari yang dikenakan oleh para wanita dengan cara dililitkan pada dada.
Jika pada awalnya kemben hanya menggunakan tali agar tidak melorot, maka kemben dimodifikasi dengan menggunakan resleting atau kancing agar lebih mudah saat dipakai dan kencang.
Untuk menyempurnakan penggunaan kemben, para penari Bondan akan mengenakan stagen.
3. Baju Kotang
Baju kotang merupakan busana yang dikenakan oleh penari Bondan setelah kemben. Baju kotang ini dibuat tanpa lengan.
4. Jamang
Jamang atau sigar merupakan aksesori atau hiasan yang digunakan oleh penari di bagian kening sampai pelipis. Penggunaan jamang biasanya dikombinasikan dengan sumping dan sanggulan rambut.
5. Properti Pendukung
Sesuai dengan gerakannya, para penari Bondan akan menggunakan beberapa properti pendukung seperti payung kertas, kain gendong, boneka bayi, caping, kendi, rinjing (bakul bertangkai), bakul/tenggok, dan alat-alat pertanian.
Penjelasan mengenai tari Bondan di atas dapat menambah wawasan Anda tentang kesenian tradisional Jawa Tengah.
Sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia, tarian Bondan wajib dilestarikan agar eksistensinya tetap terjaga.