Deskripsi: Pengertian Zaman Neolitikum, Ciri-ciri Periode, Kehidupan dan Kebudayaan, Peninggalan.
Meskipun belum kenal dengan tulisan, tapi masyarakat prasejarah dari zaman Neolitikum sudah mulai mengembangkan budaya dan teknologi. Di masa awal periode batu muda, masyarakat mulai menggunakan peralatan dari bahan bebatuan. Oleh sebab itulah era ini disebut sebagai zaman batu.
Zaman batu sendiri dikelompokkan atas 4 periode, yaitu Paleolitikum (zaman batu tua), Mesolitikum (zaman batu tengah), Neolitikum (zaman batu muda), dan Megalitikum (zaman batu besar).
Namun, pada masa Neolitikum inilah terjadi revolusi kebudayaan dalam peradaban umat manusia.
Pengertian Periode Neolitikum
Zaman Neolitikum (zaman batu muda) adalah suatu fase tingkat kebudayaan di era prasejarah yang mempunyai karakteristik berupa mulai berkembangnya unsur-unsur budaya, seperti membuat kerajinan tangan dari batu, kayu, tulang hewan, hingga penerapan gaya hidup menetap.
Di era Neolitikum, manusia pendukung yang hidup pada zaman tersebut adalah Homo Sapiens. Manusia pada saat itu telah mulai mengenal cara beternak dan bercocok tanam sebagai proses memproduksi atau menghasilkan bahan makanan untuk dikonsumsi sehari-hari.
Bukan hanya itu, di masa Neolitikum, manusia juga mulai menerapkan kehidupan bermasyarakat. Hal ini terlihat dari tradisi gotong royong yang dilakukan oleh manusia di zaman batu muda. Era Neolitikum terjadi sekitar tahun 1.500 SM.
Dilansir dari buku “Sejarah Indonesia” Kelas X: Edisi Revisi 2014, disebutkan bahwa peralihan Mesolitikum ke Neolitikum menjadi pertanda terjadinya revolusi budaya dari food gathering ke food producing.
Jadi, manusia bukan hanya mengumpulkan makanan, tapi juga memproduksi makanan.
Ciri-Ciri Era Neolitikum
- Telah mengenal sistem bercocok tanam.
- Tidak hidup nomaden.
- Mempunyai kepercayaan animisme dan dinamisme.
- Kapan digunakan sebagai senjata utama.
- Mulai membuat perhiasan dari bahan batu, kulit kerang, dan terakota.
- Menggunakan pakaian dari material kulit kayu dan hewan.
- Membangun rumah berbentuk lingkaran atau persegi panjang dari alang-alang, serta lumpur.
- Mulai menggunakan peralatan, seperti cangkul batu, mikrolit, tongkat gali, perkakas, serta senjata dari bahan tulang.
- Telah membuat batu cincin.
Cara Hidup pada Periode Neolitikum
Tidak dapat dipungkiri jika kehidupan di era Neolitikum memberikan kontribusi besar bagi manusia di zaman modern. Memasuki zaman batu muda, terjadi perkembangan hidup dan interaksi sosial yang sangat signifikan.
Salah satunya dapat dilihat bagaimana manusia mulai hidup berkelompok. Selain itu, masyarakat juga mulai meninggalkan cara hidup nomaden, dan membangun hunian tetap.
Pembentukan komunitas dan kerjasama juga mulai diterapkan. Jadi, bisa disimpulkan kalau pada masa Neolitikum manusia mulai mengenal dan menerapkan dasar-dasar aturan dalam kehidupan.
Di zaman Neolitikum, manusia juga telah menggunakan berbagai jenis peralatan dari batu dengan beragam ukuran, seperti kapak persegi, dan kapak lonjong. Selain itu, manusia juga telah mengenal bagaimana cara bercocok tanam sebagai usaha menghasilkan makanan sendiri.
Perbedaan temuan peralatan dari periode Neolitikum di berbagai daerah juga menjadi penanda mulai masuknya bangsa baru Austronesia sekitar tahun 2000 M, yang mempunyai budaya lebih maju dan berkembang, dan menjadi cikal bakal atau nenek moyang dari bangsa Indonesia.
Peralatan di Era Neolitikum
Pada zaman batu muda, manusia sudah mulai menggunakan berbagai peralatan dari bahan batu yang dihaluskan, di antaranya adalah sebagai berikut:
Kapak Persegi
Alat ini berasal dari proses migrasi bangsa Asia ke Nusantara, dan dibuat dalam berbagai ukuran dari yang paling kecil hingga besar. Kapak persegi besar disebut dengan beliung dan berfungsi sebagai cangkul, sedangkan yang kecil adalah Tatah untuk memahat kayu.
Kapak Lonjong
Terbuat dari batu kali berwarna hitam. Kapak lonjong memiliki bentuk bulat seperti telur dengan bagian ujung lancip dan difungsikan sebagai tungkai, sementara ujung lainnya tajam. Kapak lonjong memiliki fungsi yang sama seperti kapak persegi panjang.
Kapak Bahu
Bentuknya nyaris sama dengan kapak persegi, dan hanya bagian tangkainya saja yang berbeda. Tangkai kapak bahu memiliki leher seperti botol persegi.
Pahat Segi Panjang
Alat ini berasal dari budaya Tiongkok selatan dan Tengah, Hindia (daerah sungai Gangga), Filipina, Indonesia, Formosa, Jepang, hingga Kepulauan Kuril.
Tembikar
Ditemukan pertama kalinya di kawasan Bukit Kerang, Sumatera dalam bentuk pecahan kecil. Pada permukaan luar tembikar terdapat hiasan berupa ukiran-ukiran unik.
Perhiasan
Pada zaman batu muda, manusia juga sudah mulai membuat perhiasan, seperti gelang batu, dan kalung batu berpahat indah yang ditemukan di pulau Jawa. Menurut ahli, gelang tersebut dibuat dengan gurdi kayu, bor, dan pengikis dari pasir.
Pakaian dari Kulit Kayu
Di zaman Neolitikum, manusia sudah mulai menggunakan pakaian dari bahan kulit kayu yang dihaluskan. Pakaian dari era zaman muda ditemukan di Sulawesi, dan Kalimantan. Selain itu juga peralatan pukul dari material kulit kayu.
Peninggalan Zaman Batu Muda (Neolitikum)
1. Kubur Batu
Tempat penyimpanan jenazah dari batu utuh. Sarkofagus banyak ditemukan di berbagai kawasan Indonesia, seperti Pasemah, Bali, Cirebon, Cepu, dan Wonosari.
2. Dolmen
Meja batu besar yang difungsikan sebagai tempat meletakkan sesaji untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang, dan biasanya juga dipakai untuk menutup sarkofagus. Dolmen ditemukan di daerah Bondowoso, Jawa Timur, dan kerap disebut Pandhusa.
3. Sarkofagus
Peti mati tempat menyimpan jenazah berbentuk lesung terbuat dari batuan alam utuh dan diberi penutup. Penemuan sarkofagus meliputi kawasan Bondowoso, Jawa Timur, dan Bali.
4. Punden Berundak
Bangunan dengan bentuk seperti teras-teras menanjak dan digunakan sebagai tempat pemujaan bagi roh nenek moyang. Punden berundak merupakan konsep awal pembangunan candi di Indonesia, dan banyak ditemukan di Garut, Jawa Barat, serta Banten Selatan.
5. Waruga
Kubur batu dengan bentuk menyerupai lingkaran atau kubus dari bahan batuan besar utuh. Sejauh ini, Waruga hanya ditemukan di Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
6. Menhir
Sebuah batu tunggal berukuran besar yang tampak seperti tugu atau tiang, dan berfungsi untuk memperingati roh nenek moyang. Peninggalan dari zaman Neolitikum ini ditemukan di daerah Pasemah dan Lahat, Sumatera Selatan, Rembang, Jawa Tengah, dan Ngada, Flores.
7. Arca/Patung Batu
Patuk dengan bentuk menyerupai manusia atau binatang untuk melambangkan nenek moyang dan difungsikan sebagai pemujaan. Arca batu ditemukan di Lembah Bada Lahat, Sulawesi Selatan, dan Pasemah, Sumatera Selatan.
8. Mata Panah
Pada masa Neolitikum, manusia mulai membuat mata panah dari bahan batu yang dihaluskan dengan cara diasah. Peralatan ini digunakan untuk berburu, dan banyak dijumpai di kawasan Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
9. Gerabah
Terbuat dari material tanah liat dan difungsikan secara multifungsi, seperti tempat meletakkan makanan yang sudah dikumpulkan setelah bercocok tanam.
10. Perahu
Di periode Neolitikum, manusia juga telah mengenal dan mulai membuat moda transportasi, seperti perahu yang dibuat dari batang pohon. Perahu tersebut digunakan untuk menyebrangi area sungai dalam.
Zaman Neolitikum menjadi tonggak perkembangan kehidupan dan kebudayaan manusia di era prasejarah. Pada zaman batu muda, kehidupan manusia mulai berkembang secara signifikan.
Selain tatanan hidup sosial semakin tertata, budaya dan kreativitas juga semakin maju.