TNBB atau Taman Nasional Bali Barat merupakan satu-satunya taman nasional yang ada di Pulau Bali.
Tempat wisata sekaligus cagar alam satu ini berada di ketinggian 210 hingga 1.114 mdpl, sehingga membuatnya menjadi salah satu taman nasional tertinggi di negeri ini.
TNBB Ini diapit oleh beberapa gunung besar sekaligus. Di antaranya adalah Gunung Prapat, Gunung Paginuman, Gunung Nyangkrut dan Gunung Malaye.
Di tempat ini terdapat banyak sekali flora dan fauna endemik yang terus dijaga kelestariannya oleh pihak pengelola.
Sejarah Taman Nasional Bali Barat
Ada perjalanan panjang yang sudah ditempuh sebelum TNBB menjadi sebuah taman nasional. Awalnya TNBB ini merupakan Taman Pelindung Alam Bali. Hal ini diputuskan oleh Dewan Raja-Raja di Bali melalui SK No. E/1/4/5/47 pada tanggal 13 Agustus 1947.
Kompleks ini kemudian menjadi salah satu taman alam terbesar di Bali dengan luas wilayah mencapai 19.365,8 ha. Kompleks Banyuwedang yang terkenal saat itu juga menjadi bagian dari taman perlindungan alam satu ini.
Pada tahun 1970, Menteri Pertanian mengeluarkan edaran tentang perlindungan Jalak Bali. melalui Surat Keterangan Nomor 40/Kpts/Um/8/1970 tentang Jalak Bali.
Inilah cikal bakal dijadikannya Bali Barat sebagai hutan lindung. Meskipun prosesnya tidak mudah, pada tanggal 14 Oktober 1982 taman nasional satu ini diresmikan.
Peresmian ini bertepatan dengan Kongres Taman Nasional se-Dunia yang saat itu dihelat di Kota Denpasar, Bali. Hal ini berdasar pada SK Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982.
Letak TN Bali Barat
Sebagaimana namanya, Taman Nasional Bali Barat ini berada di sisi barat Pulau Dewata Bali. Namun secara administratif, kawasan taman nasional satu ini berada di dalam pemerintahan Kota Denpasar dan Kabupaten Jembrana Bali.
Di dalam taman nasional satu ini juga terdapat beberapa pulau kecil seperti Pulau Menjangan, Pulau Gadung, Pulau Burung, dan Pulau Kalong. Hal ini dikarenakan TN Bali Barat sendiri terdiri atas kawasan daratan dan kawasan perairan.
Untuk menjangkaunya, Anda bisa menggunakan berbagai akses jalan. Jika Anda datang dari utara, Anda bisa datang melalui Gilimanuk dan menyusuri sepanjang Pulau Batik. Sedangkan jika Anda datang dari selatan.
Anda bisa terus menyusuri jalan GIlimanuk – Cekik-Negara sejauh 43 kilometer. Kalau datang dari Surabaya, Anda bisa terus mengikuti jalur Surabaya – Banyuwangi dan terakhir di Ketapang.
Menyeberang saja menggunakan kapal ferry yang ada di pelabuhan GIlimanuk untuk menjangkaunya. Perjalanan bisa dilakukan dalam tempo 40 menit saja.
Ekosistem di Taman Nasional Bali Barat
Berada di wilayah perairan dan daratan membuat TNBB memiliki keragaman ekosistem yang pasti akan membuat Anda berdecak kagum. Soalnya setiap jenis ekosistem yang ada memiliki panorama yang begitu eksotik dengan keragaman flora fauna yang tidak bisa dituliskan seluruhnya.
Untuk ekosistem darat, TNBB terbagi menjadi 7 jenis ekosistem. Berikut ini adalah daftarnya:
- Kawasan hutan mangrove
- Hutan pantai
- Hutan musim
- Hutan hujan dataran rendah
- Evergreen
- Savana
- River Rain Forest
Sedangkan untuk ekosistem perairan atau laut, Anda bisa menemukan 5 jenis ekosistem di dalamnya. Berikut ini listnya:
- Ekosistem coral reef
- Padang lamun
- Pantai berpasir
- Perairan laut dangkal
- Perairan laut dalam
Seluruh jenis ekosistem tersebut tentu memiliki tingkat keragaman flora dan faunanya masing-masing.
Hal ini sangat menarik untuk dibahas karena Anda bisa lebih mengenal para penghuni habitat asli dari Taman Nasional Bali Barat ini lebih jauh.
Baca juga: Tempat Wisata Honeymoon di Bali
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Seperti sudah kita bahas sebelumnya, ada banyak sekali jenis flora dan fauna yang tinggal di dalam kawasan taman nasional satu ini. Agar tidak menyulitkan Anda dalam memahaminya, mari kita bahas satu per satu.
1. Flora
Keanekaragaman flora di dalam kawasan taman nasional ini tentu dipengaruhi oleh beberapa jenis vegetasi ekosistem sudah kita bahas sebelumnya.
Untuk lebih detailnya Anda bisa lihat pada poin-poin di bawah ini:
Flora Hutan Hujan Tropis/Dataran Rendah
- Anjring (Drypetes)
- Bayur (Pterospermum diversifolium)
- Duren-duren (Aglaia argentea)
- Kesambi (Schleichera oleosa)
- Ketangi (Lagerstroemia speciosa)
- Klampok (Eugenia javanica)
- Laban (Vitex pubescens)
Flora Sabana
- Akasia (Acacia lebbekoides)
- Bidara (Zizyphus jujuba)
- Gebang (Corypha)
- Intaran atau mimba (Azadirachta indica)
- Kesambi (Scleichera oleosa)
- Lontar (Schleichera flabellifer)
- Pilang (Acacia leucophloea)
- Rumput jejak (Desmostachya bipinnata)
- Sawo kecik (Manilkara kauki)
Flora Mangrove
- Api-api (Avicennia marina)
- Bakau (Rhizophora stylosa dan Rhizophora apiculata)
- Ceriops tagal, Sonneratia alba, Osbornia octodonta
- Nipah (Nypa fruticans)
- Tancang (Bruguiera cylindrica)
Flora Ekosistem Hutan Musim
- Alang-alang
- Asam (Tamarindus indica)
- Berasan (Cryptocarya)
- Bidara (Zizyphus jujuba)
- Gelagah (Saccharum spontaneum)
- Merakan (Andropogon contortus)
- Pilang (Acacia leucophloea)
- Rumput teki (Cyperus rotundus)
- Timoho (Kleinhovia hospital)
- Tumpang (Spergula arvensis)
Selain varian flora yang begitu melimpah, ternyata ada banyak juga jenis fauna yang bisa Anda temukan di dalam Taman Nasional Bali Barat ini.
2. Fauna
Spesies fauna di wilayah Bali sebenarnya merupakan fauna peralihan antara garis Asia dengan Australia. Namun ternyata ada banyak spesies hewan Jawa yang tinggal di Pulau Bali.
Berikut ini penjelasannya.
Hewan Daratan
- Banteng (Bos javanicus)
- Kancil (Tragulus javanicus javanicus)
- Kijang (Muntiacus muntjak)
- Landak (Hystrix brachyura brachyura)
- Luwak (Pardofelis marmorata)
- Trenggiling (Manis javanica)
Hewan Perairan
- Bangau Tongtong (Leptoptilos javanicus)
- Berbagai jenis burung
- Biawak (Varanus salvator)
- Cerek Jawa (Charadrius javanicus)
- Ibis putih kepala hitam (Threskiornis melanocephalus)
- Ikan bendera (Platax pinnatus)
- Ikan duyung (Dugong dugon)
- Ikan hiu (Carcharodon carcharias)
- Jalak Bali
- Jalak putih (Sturnus melanopterus)
- Jalak suren (Sturnus contra)
- Kima raksasa (Tridacna gigas)
- Penyu hijau (Chelonia mydas)
- Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
- Wili-wili besar (Esacus magnirostris)
Dengan keragaman flora dan faunanya tersebut, tak heran kalau saat ini Taman Nasional Bali Barat menjadi salah satu spot wisata paling menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara.
Setiap tahunnya ada banyak sekali orang yang berkunjung ke taman wisata satu ini.
Daya Tarik TNBB
Sebagaimana taman nasional pada umumnya, ada banyak sekali daya tarik yang dimiliki oleh TNBB Ini sehingga Anda wajib untuk mengunjunginya.
Apa saja daya tariknya tersebut? Simak penjelasan seluruhnya di bawah ini:
1. Berinteraksi dengan Hewan Langka
Saat Anda berkunjung ke taman nasional satu ini, Anda bisa berinteraksi langsung dengan berbagai jenis hewan langka yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah Jalak Bali yang sudah sangat terancam punah dan dilindungi keberadaannya oleh pemerintah.
Dengan interaksi langsung seperti ini tentu Anda akan mendapat banyak edukasi. Terlebih perjalanan menuju ke taman nasional satu ini juga sangat menguras tenaga dan adrenalin.
Sangat pas untuk Anda yang ingin berlibur di tempat yang benar-benar alami.
2. Spot Pariwisata yang Melimpah
Meski ekosistem zona intinya dijaga dengan baik, ternyata ada banyak sekali spot wisata yang bisa Anda kunjungi di TNBB ini. Berikut ini beberapa spot yang sudah sangat populer di dalamnya:
- Wisata Landscape & Pulau
- Terumbu Karang
- Teluk Brumbun
- Sumber Air Panas
- Pusat Penangkaran Jalak Bali
- Pura Pulaki
- Pulau Menjangan
- Pantai Karang Sewu
- Candi Taman Sari dan Pura
Spot-spot tersebut tentunya sangat wajib untuk Anda kunjungi karena menjanjikan pengalaman tak tergantikan dengan panorama alam eksotik.
3. Harga Tiket Masuk yang Terjangkau
Selain beberapa daya tarik di atas, ada banyak juga kelebihan yang dimiliki oleh taman wisata satu ini. Salah satunya adalah harga tiket yang sangat murah.
Bayangkan saja, untuk menikmati semua kelebihan di atas, WNI hanya perlu merogoh kocek Rp2.500 saja. Sedangkan untuk WNA Rp25.000.
Semua dana ini nantinya akan digunakan sebagai dana pengembangan. Perlu diketahui, Taman Nasional Bali Barat ini senantiasa melakukan pengembangan dalam lingkup kinerjanya untuk memberikan hasil konservasi yang maksimal bagi semua orang.