Cerita mengenai Kerajaan Medang Kamulan merupakan kisah kerajaan yang memiliki banyak pesan positif untuk kehidupan di masa sekarang.
Kerajaan ini mampu berjaya dan berkuasa dengan jangkauan wilayah yang cukup luas di Pulau Jawa.
Sejarah Medang Kamulan
Kerajaan ini mulai berdiri sejak abad ke-8 yang masih berkaitan erat dengan Kerajaan Mataram Kuno.
Medang Kamulan sendiri didirikan oleh sosok bangsawan Mataram Kuno bernama Mpu Sindok. Beliau memiliki gelar Kerajaan Rakryan Mapatih Hino
Kerajaan Medang Kamulan tepat dibangun ketika Mataram Kuno runtuh. Dikarenakan Mpu Sindok menginginkan adanya kerajaan baru, maka beliau mendirikan Medang Kamulan.
Dinasti yang berkuasa selama masa pemerintahan Mpu Sindok disebut Wangsa Isyana.
Kelangsungan Medang Kamulan diteruskan oleh keturunan langsung Mpu Sindok dan kerajaan ini hanya memiliki 5 pemimpin saja selama berkuasa.
Namun, ada sedikit perbedaan pendapat tentang asal usul Medang Kamulan yakni kerajaan ini adalah lanjutan Kerajaan Jenggala.
Sedangkan beberapa ahli sejarah lainnya sangat meyakini jika Medang Kamulan lanjutan dari Kerajaan Mataram Hindu/Kuno
Silsilah Raja-Raja Kerajaan Medang Kamulan
Berikut silsilah raja-raja penguasa Mataram Kuno dari tahun hingga:
1. Mpu Sindok
Berdirinya Kerajaan Medang Kamulan tidak terlepas dari sosok Mpu Sindok. Berkat jasa beliaulah kerajaan ini berjaya dan melahirkan peradaban luar biasa.
Mpu Sindok sendiri juga menjadi raja pertama yang memimpin Medang Kamulan.
Masa pemerintahan beliau berlangsung selama 20 tahun dan mengalami perkembangan cukup pesat. Mpu Sindok merupakan seorang sastrawan ulung yang telah menghasilkan beberapa karangan tulisan.
2. Raja Sri Isyana Tunggawijaya
Pemerintahan Medang Kamulan dilanjutkan oleh anak dari Mpu Sindok bernama Raja Sri Isyana Tunggawijaya. Beliau menjadi raja pertama dan satu-satunya pemimpin Medang Kamulan yang berjenis kelamin perempuan.
3. Sri Makutawangsawardhana
Setelah masa pemerintahan Sri Isyana berakhir, raja penggantinya yang meneruskan kejayaan Medang Kamulana adalah Sri Makutawangsawardhana. Beliau ini tidak lain adalah putra Ratu Sri Isyana.
Karena sistem politik kerajaan yang menganut garis keturunan, maka yang berhak meneruskan tahta Kerajaan Medang Kamulan adalah anak Sri Makuta.
Beliau memiliki 1 orang putri bernama Mahendaradatta dan putra bernama Dharmawangsa Teguh.
4. Dharmawangsa Teguh
Setelah Sri Makuta wafat, Kerajaan Medang Kamulan beralih ke tangan Dharmawangsa Teguh. Selama masa pemerintahan beliau, kondisi ekonomi Medang Kamulan semakin ramai dan meningkat pesat.
Hal inilah yang memicu rasa iri dari Kerajaan Sriwijaya. Dikarenakan keduanya saling bersaing untuk menjadi kerajaan paling makmur, akhirnya terjadilah perseteruan hingga peperangan. Peperangan ini juga sekaligus merebut wilayah kekuasaan.
Raja Dharmawangsa sempat mengalami kemenangan sesaat, tetapi kekuatan Sriwijaya dan gempuran serangan yang terus menerus membuat kondisi Medang Kamulan tidak terkendali dan puncaknya adalah kematian Dharmawangsa.
5. Airlangga
Raja Airlangga merupakan putra dari raja Bedahulu Bali, Raja Udayana dan seorang ibu dari Wangsa Isyana bernama Mahendratta. Ibu dari raja Airlangga masih memiliki darah keturunan Mpu Sindok (Pendiri Medang Kamulan).
Perjalanan Airlangga menjadi seorang raja tidak semudah yang dibayangkan. Ketika Medang Kamulan sedang berseteru dengan Kerajaan Sriwijaya, raja Dharmawangsa ikut tewas dalam peperangan.
Di saat itu pula, Airlangga melangsungkan pernikahan dengan putri Dharmawangsa.
Raja Airlangga pun memutuskan untuk kabur dan menyelamatkan diri terlebih dahulu bersama para pengikutnya.
Berjalan dari hutan ke hutan hingga 3 tahun lamanya, beliau mendapat kabar jika Medang dikuasai orang-orang tidak bertanggung jawab.
Dikarenakan beliau merasa sudah cukup dalam persembunyian, akhirnya Airlangga mengatur strategi untuk kembali merebut Medang.
Tekad yang kuat dan strategi yang tepat membuat Kerajaan Medang Kamulan dikuasai kembali oleh raja Airlangga.
Kehidupan Kerajaan Medang Kamulan dari Berbagai Jenis Bidang
1. Bidang Politik
Kondisi politik yang ada di Medang Kamulan berprinsip untuk meneruskan takhta raja berdasarkan garis keturunan. Sepanjang kejayaannya, kerajaan ini memiliki 5 raja saja. Bahkan salah satu rajanya seorang wanita.
Meskipun hanya dipimpin oleh 5 raja, tetapi kehidupan di Medang Kamulan termasuk sangat maju dan berkuasa cukup lama, serta wilayah kekuasaan cukup luas.
Kejayaan Medang Kamulan ini dibuktikan dengan informasi dari beberapa prasasti.
2. Bidang Agama
Sistem kepercayaan rakyat Medang Kamulan berawal dari Mpu Sindok. Beliau adalah keturunan Sanjaya yang memiliki menjadi penganut Hindu Siwa.
Sehingga sudah pasti Kerajaan Medang masuk dalam kerajaan Hindu.
Namun, ada beberapa informasi yang berasal dari prasasti peninggalan Medang Kamulan yang menyatakan jika Raja Airlangga menganut Hindu Waisnawa atau Wisnu.
Bukti yang memperkuat informasi adalah adalah adanya arca Wisnu menaiki garuda.
Jika memang benar, maka Medang Kamulan yang semula menganut agama Hindu Siwa berubah menjadi Hindu Waisnawa.
Sebelum Airlangga lengser, beliau juga membangun tempat untuk bertapa bernama Sanggramawijaya.
3. Bidang Ekonomi
Kehidupan politik dan agama yang cukup damai juga membuat kondisi ekonomi Medang Kamulan sangat baik, khususnya di bidang perdagangan.
Hasil laut juga melimpah, sehingga rakyat Medang Kamulan terbilang makmur dan menyenangkan.
Karena perdagangan Medang Kamulan semakin dikenal, Kerajaan Sriwijaya merasa ingin menyaingi.
Hingga akhirnya perseteruan pun tidak bisa dicegah dan terjadilah peperangan antara Kerajaan Sriwijaya dan Medang Kamulan.
Kemenangan yang diraih Kerajaan Sriwijaya membuat kondisi ekonomi di Medang Kamulan semakin merosot dan hancur. Kehidupan rakyat mulai sengsara hingga keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan terjadi.
4. Bidang Sosial Budaya
Sang pendiri Kerajaan Medang Kamulan yakni Mpu Sindok sudah dikenal sebagai orang sastrawan.
Beliau selalu menulis dan menyusun kitab suci agama Buddha, meskipun beliau memeluk agama Hindu.
Hal tersebut membuktikan jika Mpu Sindok memang orang yang hebat dan peduli akan budaya.
Sedangkan untuk raja terakhir, yakni Airlangga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan selalu memperjuangkan nasib rakyatnya.
Selain itu, beliau juga menghargai seluruh karya sastra para pujangga.
Kepedulian tinggi yang diberikan Airlangga untuk rakyatnya, terlebih kepada para sastrawan, membuat Mpu Kanwa mampu menghasilkan karya luar biasa yang sangat populer hingga sekarang yaitu kisah Arjuna Wiwaha.
Tidak hanya itu saja, ada pula cerita pewayangan Ramayana Mahabarata dan kesenian wayang kulit seperti yang pernah Anda lihat sampai sekarang ini.
Melestarikan budaya wayang kulit juga berarti menjaga warisan leluhur dari Kerajaan Medang Kamulan.
Bukti Peninggalan Kejayaan Medang Kamulan
Bukti peninggalan dari Medang Kamulan sebagian besar berupa candi. Selebihnya ada beberapa prasasti yang menjadi sumber informasi cerita kemegahan Kerajaan Medang Kamulan di masa lampau. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain:
- Situs Medang
- Candi Borobudur
- Candi Ratu Boko
- Candi Mendhut
- Prasasti Maniyasih/Kedu
- Prasasti Kalasan
- Prasasti Ratu Boko
- Candi Bima
- Candi Pawon
- Candi Sewu
- Candi Arjuna
- Candi Srikandi
- Candi Semar
- Candi Puntadewa
Dari sekian banyak peninggalan yang ada, tentu beberapa di antaranya tidak sudah tidak asing di telinga bukan? Misalnya Candi Borobudur yang tetap berdiri megah hingga sekarang.
Selain itu, candi-candi peninggalan Kerajaan Medang Kamulan lainnya yang sudah Anda kunjungi?