Deskripsi: Pakaian adat Sulawesi Barat, ciri khas dan macam-macamnya.
Pakaian juga mempunyai fungsi lainnya selain dijadikan sebagai penutup tubuh, misalnya yaitu dijadikan untuk pakaian adat dengan fungsi identitas sebuah suku maupun daerah.
Selain itu, pakaian adat pun sering dikenakan saat acara adat khusus, seperti pakaian adat Sulawesi Barat.
Sulawesi Barat sendiri telah didominasi oleh dua suku, yaitu Toraja dan Mandar. Namun masing-masing suku tersebut mempunyai nama pakaian adatnya masing-masing.
Berikut ulasannya!
Pakaian Adat Suku Toraja, Sulawesi Barat
Suku Toraja mempunyai pakaian adat yang lebih beragam daripada Suku Mandar.
Selain itu, ada beberapa pakaian Suku Toraja yang dikenakan sebagai busana resmi serta wajib dikenakan di instansi pemerintahan pada Provinsi Sulawesi Barat.
Adapun pakaian adat Sulawesi Barat dari Suku Toraja di antaranya yaitu:
1. Baju Adat Suku Toraja untuk Pria
Seppa tallung buku merupakan nama dari pakaian adat yang dimiliki oleh pria Suku Toraja, panjangnya pun hingga lutut.
Selain itu pakaian tersebut dilengkapi dengan aksesoris seperti gayang, kandaure, lipa, dan lainnya.
Pakaian adat ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa sayap dan tanduk sebagai hiasan tambahannya.
Anda perlu tahu bahwa pakaian adat Sulawesi Barat seppa tallung buku tersebut dijadikan sebagai pakaian resmi, wajib setiap Sabtu bagi para PNS instansi pemerintahan di sana.
Selain itu pakaian adat seppa tallung buku telah menjadi sorotan banyak orang serta menuai banyak pujian di negara Korea Selatan pada tahun 2011, bisa dikatakan populer hingga kancah internasional.
Hal itu menjadi bukti bahwa seppa tallung buku telah mendunia sejak 9 tahun silam.
2. Baju Adat Suku Toraja Wanita
Tidak hanya para pria Suku Toraja saya yang mempunyai pakaian adatnya secara khusus, karena para wanita memiliki pakaian adat bernama pokko.
Pokko sendiri dipadukan dengan baju seppa tallung buku. Warna-warna cerah pun mendominasi pakaian adat tersebut, misalnya seperti putih, kuning, dan merah.
Pakaian adat ini juga dijadikan sebagai pakaian resmi, serta diwajibkan bagi PNS wanita di seluruh instansi pemerintahan sama pada saat hari Sabtu.
3. Aksesoris Kandaure
Kandaure adalah nama dari aksesoris khusus yang dipakai oleh Suku Toraja sebagai pelengkap pakaian adatnya. Kandaure sendiri berupa hiasan khas dengan proses pembuatannya yang unik.
Cara pembuatan kandaure yaitu diuntai sesuai motif yang hampir sama seperti ukiran dengan diuntai satu persatu. Selain yang disebutkan di atas, aksesoris ini juga menjadi nama pakaian adat miliki suku Toraja.
Dipercaya bahwa kandaure ini konon tidak dipakai hanya semata-mata sebagai hiasan, namun punya nilai magis tersendiri.
Masyarakat mempercayai aksesoris berupa kandaure bisa mendatangkan hujan hingga terhindar dari bahaya (sebagai perlindungan diri).
Kandaure ini pun bahkan dapat menunjukkan status sosial dari masyarakat suku di Toraja. Pada zaman dahulu, hanya kaum bangsawan sajalah yang bisa memakai Kandaure. Hal itu karena alasan mahalnya harga dari pakaian tersebut.
Adapun harga tinggi itu ternyata ditentukan oleh bahan berbagai manik-manik yang dipakai dalam membuatnya.
Apabila manik-manik tersebut asalnya dari manik masak atau kuno, tentu harganya juga akan cenderung lebih mahal daripada jenis lainnya.
4. Sarung Kain Tenun asli Toraja
Sarung berupa kain tenun dari Suku Toraja dijadikan sebagai pakaian adat Sulawesi Barat. Sarung tersebut terbuat dari bahan dasar kain tenun.
Para tetua adat pada umumnya mengenakan sarung tenun untuk memimpin sebuah upacara adat seperti Rambu Solo’. Selain upacara itu, sarung itu pun juga dikenakan ketika upacara kematian di daerah Kecamatan Rantepao.
Pakaian Adat Suku Mandar, Sulawesi Barat
Suku Mandar juga salah satu suku yang berada di Pulau Sulawesi, yakni bagian selatan, barat, serta tengah.
Keberadaan Suku Mandar telah memberikan warna tersendiri akan keberagaman etnis di wilayah tersebut. Suku Mandar memiliki kebudayaan yang bisa dikatakan beragam.
Contohnya pakaian adat Sulawesi Barat. Suku Mandar pada umumnya mengenakan pakaian adatnya khusus pada acara pernikahan.
Namun pakaian adat Suku Mandar sering difungsikan sebagai kostum penari dalam tarian khasnya. Pakaian tersebut yaitu pattuqduq towaine.
1. Pakaian Adat Suku Mandar untuk Pria
Pakaian tradisional khusus pria Suku Mandar terlihat sederhana, namun masih mempunyai kesan berwibawa pada sang pemakai.
Pakaian itu terdiri atas:
- Jas tutup dengan warna hitam berbahan kain sutra, dengan model lengan panjang sebagai atasan pakaian adat.
- Untuk bawahannya mengenakan celana panjang warna hitam disertai dengan sarung tenun, yang dipakai dengan cara dililitkan pada bagian pinggang. Hal itu ternyata mengandung arti bahwa seorang pria Mandar harus gesit dan sigap dalam menempatkan diri maupun saat
- Songok Tobone sendiri adalah nama yang digunakan untuk menyebutkan penutup kepala. Biasanya, pilihan warna akan disesuaikan dengan pakaian yang dikenakan.
- Medalion berantai emas atau liontin dipakai sebagai pelengka Cara memakainya yaitu diletakkan pada saku baju.
- Sanda sendiri berbahan dasar kulit atau sepatu pantofel yang dipilih sebagai alas kaki para pria ketika mengenakan pakaian adat Sulawesi Barat dari Mandar.
2. Pakaian Adat Suku Mandar untuk Wanita
Pattuqduq towaine adalah nama dari pakaian adat khusus wanita Suku Mandar. Pakaian tersebut mempunyai kegunaan sebagai pakaian adat ketika acara pernikahan, atau bisa juga dipakai ketika menarikan Patuddu.
Ada perbedaan pada pattuqduq towaine untuk tari dan pernikahan, dikarenakan mempunyai perbedaan fungsi saat digunakan.
Perbedaan itu terletak pada pemakaian jumlah aksesoris. Untuk keperluan pernikahan jumlahnya lebih banyak daripada saat menari.
Pada pernikahan pun aksesoris akan berjumlah sebanyak 24, sedangkan untuk tarian lebih sedikit yaitu sebanyak 18.
Berbicara tentang komponennya, pattuqduq towaine terdiri atas beberapa komponen seperti atasan berupa lipaq saqbe (sarung khas mandar), serta dilengkapi sarung lainnya bernama lipaq aqdi diratter duattdon.
Adapun berbagai aksesoris yang dikenakan pada saat memakai pakaian adat misalnya sebagai berikut ini:
- Poto adalah gelang berukuran kecil yang dikenakan pada kedua lengan, bertujuan untuk mengapit gelang lain berukuran lebih besar atau di atasnya.
- Gallang balleq merupakan gelang berjumlah sepasang yang dipakai pada kedua tangan, ukuran pada umumnya yaitu sekitar 15 cm hingga 20 cm.
- Jima maborong adalah gelang yang difungsikan sebagai gelang pengganti dari jima salleto, pemakaiannya sendiri khusus para wanita bangsawan.
- Jima salleto adalah gelang yang dikaitkan pada bagian bagian bahu serta berukuran cukup lebar.
- Teppang adalah gelang yang dikenakan dengan cara diikatkan, posisinya berada di bawah gelang jima salleto.
- Simang-simang adalah gelang dengan bulir sebanyak 8 buah serta berukuran cukup besar, yaitu sebesar kaleng yang Anda ketahui pada umumnya.
Pakaian adat Sulawesi Barat ternyata juga memiliki ciri khasnya tersendiri.
Contohnya seperti pakaian adat Toraja yang dipilih sebagai pakaian resmi serta diwajibkan bagi para PNS untuk memakainya setiap hari Sabtu, baik bagi pria maupun wanita di seluruh instansi pemerintahan.