Nama Alas Purwo memang sudah sering didengar oleh masyarakat Indonesia. Tapi tahukah Anda kalau ternyata hutan ini sebenarnya adalah sebuah taman nasional? Nama resminya adalah Taman Nasional Alas Purwo dan berada di Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.
TNAP secara resmi sudah menjadi tempat perlindungan bagi hewan langka dan juga tumbuhan endemik. Letaknya ada tepat di ujung timur Pulau Jawa.
Taman nasional ini ada di sebelah tenggara Kabupaten Banyuwangi dan sejak lama sudah disakralkan oleh masyarakat sekitar.
Sejarah Taman Nasional Alas Purwo
Terlepas dari banyaknya mitos yang berkembang tentang Alas Purwo, hutan ini sendiri memiliki perjalanan yang lumayan panjang sampai bisa masuk kategori taman nasional. Secara ringkas, sejarah penetapan TNAP ini sebagai berikut:
- Pada masa kolonial Belanda (1939) Alas Purwo pertama kali mendapatkan status sebagai Suaka Margasatwa daerah Banyuwangi. Keputusan ini dikeluarkan langsung oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda saat itu.
- Pada tahun 1992 pemerintah Indonesia melalui Menteri Kehutanan memutuskan mengubah status hutan ini menjadi taman nasional. Luas wilayahnya sekitar 43.420 hektar.
- Pada tahun 2004 terjadi pembaruan luas wilayah TNAP yang awalnya 43.420 hektar menjadi 44.037,30 hektar.
Fungsi Taman Nasional Alas Purwo
Sesuai dengan UU No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, TNAP memiliki fungsi sebagai berikut:
- Melindungi proses ekologis yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan.
- Mengawetkan keanekaragaman hayati (flora dan fauna) dan juga ekosistem alaminya.
- Melakukan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati yang ada di dalamnya. Pemanfaatan ini bisa berupa kegiatan ilmu pengetahuan, penelitian, budidaya, pendidikan, dan juga wisata alam.
Lokasi
Taman nasional ini sepenuhnya berada di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Letaknya bisa Anda lihat ada di Semenanjung Blambangan yang ada di tenggara Banyuwangi. Secara administratif, Alas Purwo menempati 2 kecamatan yaitu Purwoharjo dan Tegaldlimo.
Lokasi TNAP secara langsung berbatasan dengan Samudra Hindia di sebelah selatan. Kemudian di sebelah timur juga berbatasan langsung dengan Selat Bali. Alas Purwo memiliki keunikan topografi mulai dari daerah pantai hingga pegunungan.
Titik tertinggi pada TNAP sekitar 322 mdpl yang merupakan puncak Gunung Lingga Manis. Selebihnya, TNAP didominasi oleh hutan tropis dengan lereng yang landai. Kondisi tanahnya didominasi oleh batuan gamping hasil pengangkatan dasar laut zaman Pleistosen Tengah.
Pembagian Zona di Taman Nasional Alas Purwo
Seluruh wilayah TNAP dibagi menjadi 4 zona yaitu:
- Zona Inti atau sanctuary zone dengan luas 17.200 hektar.
- Zona rimba atau wilderness zone dengan luas 24.767 hektar.
- Zona pemanfaatan atau intensive use zone dengan luas 250 hektar yang bisa diambil sumber daya alam hayatinya oleh pengelola.
- Zona penyangga atau buffer zone seluas 1.203 hektar. Di sini masyarakat bisa tinggal dan melakukan aktivitas seperti biasa tanpa melakukan perusakan ekosistem hutan.
Akses Menuju Taman Nasional Alas Purwo
Wisatawan ataupun peneliti dan juga mahasiswa bisa masuk ke TNGP dengan izin. Anda bisa masuk melalui akses awal di Kabupaten Banyuwangi. Dari pusat kota, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi menuju ke Kecamatan Rogojampi – Kec. Srono – Kec. Muncar – Tegaldlimo.
Sampai di wilayah Kec. Tegaldlimo, Anda masih harus menempuh perjalanan dengan akses jalan makadam sekitar 10 km jauhnya. Sampai Anda bisa menemukan pos Perhutani TNAP. Markas inilah yang menjadi gerbang masuk menuju taman nasional ini.
Keunikan Flora dan Fauna
Hutan Alas Purwo menurut penelitian adalah hutan tertua di Pulau Jawa. Hutan ini terus bertahan hingga kini. Bentuk keseluruhan TNAP adalah hutan hujan tropis. Pohonnya menjulang tinggi dengan daun yang lebat.
Tapi ada beberapa keunikan flora dan fauna lain yaitu:
1. Variasi Hutan
- Hutan Pantai terletak tepat di area pesisir selatan dan timur TNAP. Pada area ini dicirikan dengan vegetasi pinus, ketapang, sawo, waru laut, keben, dan nyamplung. Area ini membentang seluas 120 km.
- Hutan Bambu yang identik dengan kawasan karst dataran rendah. Pada zona ini dipenuhi dengan pohon bambu. Ada 10 jenis bambu yang tumbuh di zona ini, 2 diantaranya adalah tanaman endemik TNAP yaitu bambu jalar dan pring manggong.
- Hutan Mangrove yang terletak membentang di Sungai Segoro Anak. Ada juga beberapa spot lain dengan 6 jenis variasi mangrove.
- Hutan Tanaman dipenuhi dengan pohon jati, mahoni, kesambi, johar, akasia, legaran, dan juga sonokeling. Dulunya wilayah ini bekas milik Perhutani yang saat ini sudah dimasukkan dalam wilayah TNAP.
- Hutan Dataran Rendah yang mayoritas ada pada zona inti dan sebagian kecilnya ada di zona rimba. Hutan ini dipenuhi dengan pohon rimbun seperti beringin, bendo, kemiri, kedawung, kepuh, dan kedondong hutan.
- Savana atau padang rumput yang ada di wilayah padang penggembalaan Sadengan. Savana ini sebenarnya dibuat oleh manusia dengan tujuan peternakan. Tapi kemudian wilayah ini jadi lokasi hewan liar seperti banteng dan kijang mencari makan.
2. Variasi Jenis Hewan
- Kelompok mamalia yang ada di TNAP yang dilindungi berupa ajag, macan tutul, kucing kuwuk, linsang, banteng Jawa, kijang, rusa Timor, kancil, trenggilis, lutung budeng, dan landak.
- Kelompok aves yang berupa elang laut berperut putih, elang ular bado, ayam hutan warna hijau, ayam hutan bulu merah, kuntul kecil, rangkong badak, merak hijau Jawa, dara laut jambul, juga cekakak Jawa.
- Kelompok reptil meliputi ular sanda bodo, biawak abu-abu, penyu hijau, penyu sisik, penyu lekang, penyu belimbing, dan juga buaya muara.
- Kelompok Amfibi meliputi 17 spesies yang semuanya tidak masuk kategori terancam punah. Ada 1 jenis yaitu bangkong batu yang masih masuk kategori rentan.
Wisata di Taman Nasional Alas Purwo
Meskipun hutan ini masih sering dianggap angker oleh sebagian masyarakat Jawa, tapi ternyata ada surga tersembunyi di baliknya. Anda bisa berwisata ke berbagai destinasi seperti:
1. Sadengan
Padang savana ini sangat dekat dengan gerbang masuk ke TNAP. Jaraknya hanya sekitar 2 km dan bisa Anda jangkau dengan kendaraan roda 2. Di padang rumput ini ada banyak hewan mamalia yang mencari makan. Anda bisa mengamatinya dari menara pandang.
2. Situs Kawitan
Nama lainnya adalah Pura Giri Saloka yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Tapi pengunjung bisa datang asalkan memenuhi tata krama dan nilai kesopanan. Pada situs ini selalu diadakan upacara Pager Wesi oleh umat Hindu sekali tiap 210 hari.
3. Pantai Pancur
Pantai ini tepat berada di dekat Pos Pancur. Lokasinya berada di pos terakhir menuju ke Pantai G Land. Pantai Pancur memiliki muara air tawar yang aman untuk area bermain anak-anak dan berenang.
4. Pantai Triangulasi
Jaraknya hanya 3 km dari Pura Giri Saka. Pantai ini punya pasir putih yang eksotis dengan pemandangan cukup indah. Banyak wisatawan yang menjadikan pantai ini lokasi foto. Tapi wisatawan tidak diizinkan untuk berenang karena ombak ganasnya.
Meskipun masih dianggap angker oleh sebagian besar masyarakat, tapi Taman Nasional Alas Purwo sangat bermanfaat.
Baik hewan, tumbuhan, hingga masyarakat sekitar telah lama mendapatkan manfaat dari hadirnya hutan tertua di Jawa ini.
Baca juga: Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi