Sejarah Tari Legong, Daerah Asal, Gerakan, Kostum, dan Maknanya

Deskripsi: Pengertian dan sejarah Tari Legong, kostum, gerakan dan maknanya.


Tari legong adalah salah satu tari Bali terpopuler yang awalnya dikembangkan di daerah Pelitan, Ubud, Kabupaten Gianyar.

Nama legong sendiri berasal dari dua kata, yakni leg yang artinya luwes dan gong yang artinya gamelan.

Oleh karena itu, kata legong mempunyai arti gerak yang terikat atau terpengaruh oleh iringan gamelan.

Tarian legong memiliki gerakan yang terbilang sangat kompleks, ditandai dengan gerakan jari dan kaki yang rumit serta ekspresi wajah yang ekspresif.

Pengertian Tari Legong

Secara etimologis kata ‘Legong’ dari bahasa Bali, artinya adalah perpaduan antara kaki yang artinya gerak tari dan gong yang artinya musik gamelan.

Tarian Legong awalnya dilakukan untuk menghibur raja dan keluarganya. Perkembangan tarian legong kemudian sangat pesat, tidak hanya digunakan untuk menghibur raja.

Sebelum tahun 1917 tarian legong keraton berdurasi cukup singkat.

Setelah legong ditarikan untuk hiburan masyarakat Bali, maka tarian ini kemudian berdurasi 15 – 17 menit saja. Sekitar 15 cerita diekspresikan dalam tarian legong.

Namun, pada umumnya tarian legong menceritakan 5 kisah lengkap secara utuh seperti :

  1. Lasem
  2. Kuntir
  3. Legod bawa
  4. Sudarsana
  5. Semaradana

Beberapa ahli membedakan Legong Keraton dan Legong Lasem, namun pada dasarnya kedua tarian tersebut serupa.

Dalam legenda Panji Malat Rasmi Raja Lasem ingin menikahi Rangkesari tetapi lamarannya ditolak mentah-mentah karena Rangkesari sudah memiliki tunangan.

Raja tidak bisa mengendalikan amarahnya. Ia menyerbu kerajaan tempat tinggal Rangkesari, yaitu Gegelan, tapi raja dikalahkan.

Faktor yang membedakan tarian Legong Keraton dan Legong Lasem – adalah ‘kata belang’. Namun cerita, tempat dan karakternya sama.

Sejarah Tarian Legong

balipuspanews.com

Sejarah Tari Legong

Menurut sejarah,  legong adalah kisah yang menceritakan bahwa Pangeran Sukawati sakit dan ia bermimpi tentang dua gadis yang menari diiringi musik gamelan.

Ketika pangeran telah pulih, ia kemudian menciptakan mimpinya tentang tarian itu menjadi kenyataan.

Ia mengatur dua gadis menari seperti yang dilihat dalam mimpinya. Sementara yang lain percaya bahwa Legong berasal dari upacara yang melibatkan dua gadis yang dimasuki oleh roh.

Terlepas dari sejarahnya, sekarang, legong ditarikan dan dipertunjukkan kepada wisatawan secara public.

Tari legong dibawakan oleh tiga orang penari dalam balutan kostum khas Bali, biasanya tarian ini gadis-gadis yang belum mencapai usia puber.

Kedua penari itu berpakaian identik khas Bali dan mengadopsi peran sebagai orang kerajaan.

Penari legong harus mempelajari tarian dari gerakan dasar mulai dari latihan postur tubuh, gerakan dan mimikri. Gadis Bali biasanya memulai latihan tari legong pada usia sekitar lima tahun.

Di era kerajaan seorang penari legong harus memiliki kemampuan fisik yang baik dan harus menguasai semua gerakan tari dasar dengan kaki, lengan kepala dan tangan.

Sang penari harus mampu menatap lawannya tanpa henti dan kakinya harus kuat.

Jadi, seorang penari harus mampu berkonsentrasi pada satu hal tertentu dan ia harus bisa mengekspresikan emosinya dengan meyakinkan penonton.

Penari wanita harus cantik, luwes dalam gerak dan ekspresif. Beberapa jenis legong seperti legong dedari, ditarikan oleh para perawan saja.

Jika penarinya perempuan, ia harus berusia sebelum menstruasi, dan harus aktif berpartisipasi secara teratur dalam upacara kuil.

Ya, hal ini perlu dilakukan oleh sang penari karena tarian legong ini didedikasikan untuk para dewa dan dewi yang turun ke bumi.

Sejarah Tari Legong

indonesia.go.id

Gerakan Tari Legong

Setidaknya ada beberapa gerakan dalam tarian legong yakni :

1. Pengawit

Gerakan membuka pintu dengan mengarahkan kaki ke kanan atau kiri. Para penari kemudian menggunakan salah satu lengan, kanan atau kiri, untuk dijulurkan dan kaki disilangkan.

2. Pepeson legong

Dalam gerakan ini, para penari harus mengedipkan mata- seolah-olah menggoda, dalam bahasa Bali, gerakan ini dinamakan sledet.

Penari harus membuka mata dengan hati-hati dan memutar kepala seolah-olah ingin melihat apakah ada yang datang, lirikan matanya haruslah tajam.

3. Pengawak

Gerakan masuknya penari ke tengah panggung untuk mulai menari, menandakan dimulainya tarian dan pengawak.

4. Balet

Inti tarian di mana gerakan para penari seolah menyampaikan cerita mengenai kisah-kisah sejarah Bali di masa lalu.

Penari harus melakukan gerakan ‘ngelo’ kayang atau melengkungkan badan ke belakang.

5. Pengipuk

Gerakan ini mengharuskan sang penari untuk berbaris bersama dalam irama dengan sangat lincah.

Kepalanya harus bergetar dan menopang tubuh untuk berjalan biasa lalu melakukan gerakan ‘namplak muring’.

Namplak muring sendiri adalah gerakan yang menunjukkan ekspresi ‘marah’ di mana seorang penari mengarahkan telunjuknya ke arah penari lain.

6. Pengecep

Pengecep merupakan sebuah gerakan sang penari dari yang tadinya lambat kemudian  meningkatkan intensitas gerakannya

7. Pekat

Pekat adalah gerakan dari sang penari untuk mengakhiri suatu tarian. Para penari akan melakukan gerakan mundur untuk berpamitan pada penonton.

Penari Legong

rimbakita.com

Kostum Tari Legong

Beberapa kostum yang harus digunakan oleh para penari legong adalah :

1. Hiasan kepala emas (Gelungan)

Seperti banyak kostum tari lainnya di Bali, gelungan adalah yang paling suci dari kostum  lainnya karena kepala juga dianggap sebagai bagian tubuh yang paling suci.

Dulu, gelungan dibuat dengan emas, hari ini, hiasan kepala dibuat dari kulit, diwarnai dengan cat emas, dan bunga kamboja.

Di beberapa desa, hiasan kepala ini dianggap sacral disimpan di tempat yang tinggi dan dihormati di kuil. Hiasan kepala berbentuk menara kembar dengan dua pinggiran bergantung di samping dahi.

2. Baju Prada

Baju dengan kain prada ini jarang muncul di kostum tari wanita Bali lainnya. Baju ini dibuat dengan penuh estetika.

Penutup dada (kemben) membungkus tubuh bagian atas di atasnya dan ditutup dengan baju dari kain Prada yang sempit dan panjang. Kain ini dibiarkan menggantung di dada.

3. Lamak

Lamak adalah kain yang menutup bagian kemben para penari. Lamak  dibuat dari bahan kulit dengan ukiran yang rumit atau dicetak dengan teknik Prada.

4. Gelang Kana

Gelang kana terbuat dari kulit atau kain prada yang digunakan di kedua bagian atas lengan dan pergelangan tangan.

5. Kalung Bodong

Kalung bodong berbentuk setengah dari lingkaran dan tentunya dipakai di leher sang penari. Kalung ini terbuat dari emas atau bisa juga monel dan tembaga.

6. Ampok-ampok

Ampok-ampok adalah sabuk yang terbuat dari kulit berukir dengan tambahan kulit lagi di kedua sisi pinggul dan di belakang.

7. Kipas

Terakhir, kipas adalah aksesoris wajib yang melengkapi kostum dari para penari legong karena gerakan tarian ini ada yang menggunakan kipas.

Kostum tarian legong Bali mewakili karakter ‘malaikat’ yang mana gadis dari surga menari muncul dalam mimpi raja.

Tarian legong yang asli dibawakan dengan pendongeng, namun saat ini hanya dibawakan dengan diiringi orkes Gamelan. Apabila Anda ingin sekali melihat tarian legong, datang saja ke Puri Saren Ubud.

Tarian ini dilakukan secara rutin di dan pura-pura lainnya di daerah Ubud.

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 5 / 5. Vote count: 2

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close