Deskripsi: Pengertian dan sejarah Tari Payung, daerah asal, makna dan struktur gerakan.
Menari menurut masyarakat suku Minangkabau adalah hal yang mencerminkan kebudayaan daerah mereka.
Tarian merupakan sistem kepercayaan tradisional masyarakat Minangkabau yang coba direpresentasikan melalui gerakan, salah satunya adalah tari payung.
Tarian ini memiliki sejarah dan nilai filosofis dalam setiap gerakannya.
Tarian dari Minangkabau tidak hanya dilihat oleh para masyarakat Minangkabau sendiri, namun banyak wisatawan dari mancanegara juga menyaksikan seni budaya indah satu ini.
Sejarah Tari Payung
Elemen adat masih sangat banyak tercermin dalam tarian dan musik Minangkabau, salah satunya adalah pada tari payung.
Tarian ini memang belum bisa dipastikan seperti apa awal mulanya berada. Namun yang jelas, menurut catatan sejarah, tarian payung ini masih berkaitan erat dengan kolonial Belanda.
Sejarah adanya tari tradisional ini dahulunya dikenal dalam Bahasa Belanda dengan sebutan toonel. Toonel ini bukanlah sebuah tarian, melainkan adalah seni drama.
Drama ini sering menjadi pertunjukan pada masyarakat kala itu.
Drama toonel ini tidak hanya dipengaruhi oleh budaya bangsa Belanda saja, namun juga turut dipengaruhi oleh para seniman yang berasal dari Semenanjung Malaya.
Jadi, saat pentas seni drama toonel berlangsung, maka pagelaran drama ini biasanya ditutup dengan tarian payung.
Tarian ini menjadi pelengkap hadirnya drama toonel sebagai media hiburan masyarakat kala itu.
Terkadang, tarian payung juga ditampilkan di sela-sela drama untuk menghibur para penonton. Jadi, ketika drama berlangsung, maka tarian payung ini ditampilkan sebagai selingan.
Hingga kemudian, tepatnya tahun 1920-an, tarian payung yang populer dikenal melalui drama toonelpun kian dicintai masyarakat dan mulai diterima oleh masyarakat suku Minangkabau.
Tarian ini kemudian dilakukan modifikasi oleh seorang seniman yang bernama Muhammad Rasyid Manggis. Oleh Rasyid, ia mengubah tarian teater ini menjadi sebuah seni tari yang lebih bermakna.
Ia memodifikasinya pada tahun 1920 hingga kemudian modifikasi tarian ini kembali dikembangkan oleh teman Rasyid, yakni Sitti Agam.
Hampir semua gerakan koreografi pada tari payung ini dirombak ulang oleh Sitti. Tarian ini dibuatnya menjadi lebih mengenalkan kisah cinta sosok remaja.
Secara singkatnya, tarian ini berupaya untuk menceritakan tentang dua anak muda yang menghabiskan waktu liburan ke Sungai Tanang.
Sungai Tanang sendiri merupakan kawasan yang juga dijadikan sebagai pemandian di Bukittinggi. Tarian ini menggambarkan bagaimana para pemuda dan pemudi bersenang-senang di sungai tersebut.
Makna yang Hadir Dalam Tarian Payung
Terlepas dari sejarah yang hadir pada tarian payung ini, sebenarnya adapula makna yang tersirat.
Ya, menurut masyarakat Minangkabau, makna dari tarian ini secara luas adalah wujud dari sikap seorang suami yang berupaya untuk melindungi sang istri.
Payung memberikan simbol perlindungan suami kepada sang istri, bagaimana ia begitu melindungi dan memberikan kasih sayang untuk bisa membangun rumah tangga yang indah dan harmonis.
Semua properti yang hadir dalam tarian ini berupaya untuk menggambarkan kisah suami istri, berikut adalah makna yang coba tersirat dari setiap properti, kostum dan lagu yang ada dalam tarian payung :
1. Payung
Namanya juga tarian payung, sudah pasti properti utama tarian ini mempunyai makna yang dalam pada setiap gerakan yang ada.
Nah, payung yang dibawakan oleh para penari laki-laki ini menjadi simbol bahwasannya laki-laki yang sudah menjadi suami senantiasa harus melindungi wanita yang dipersuntingnya.
Sang suami mempunyai peran utama dalam menjalin hubungan rumah tangga. Tidak heran, dalam setiap gerakan tarian payung ini, penari pria selalu lihai dalam membawa payungnya untuk bergerak dan meliuk.
Gerakan payung ini merepresentasikan bahwasannya suami selalu melindungi apapun yang dilakukan oleh sang istri.
2. Selendang
Selendang juga menjadi kostum yang perlu digunakan oleh para penari payung. Selendang yang dikenakan mempunyai makna cinta yang penuh kesucian dan kesetiaan.
Selain itu, selendangpun juga mempunyai makna bahwasannya dibutuhkan yang namanya kesiapan saat membangun hubungan rumah tangga.
Ada beberapa gerakan penari wanita yang mengaitkan selendang yang dikenakannya pada penari laki-laki.
Gerakan mengaitkan ini mempunyai arti untuk membangun cinta yang suci dan membangun kesetiaan di antara kedua pasangan.
3. Arti Lagu
Tarian payung dipentaskan dengan iringan lagu tradisional suku Minangkabau yakni Babendi-bendi ke Sungai Tanang.
Jadi, makna lagu yang mengiringi tarian payung ini adalah menceritakan kisah bagaimana pasangan suami istri menghabiskan waktunya untuk berkasih di sungai tanang.
Struktur Gerakan Tarian Payung
Untuk memperagakan tarian payung ini, ada beberapa struktur gerakan yang harus dilalui, seperti :
1. Bagian Awal
Pada bagian pertama ini, para penari putra melakukan beberapa gerakan seperti :
- Maliriak payuang-jalan adalah berjalan dengan menggerakan payung.
- Ayun payuang bapasangan adalah gerakan mengayunkan payung bersama pasangan.
- Silek puta tusuak adalah gerakan membawa payung ke tangan kanan dan menggerakkan jemari tangannya.
- Roda mamayuang adalah gerakan memutar payung.
- Maelo puta dalam adalah gerakan membawa payung ke dalam.
- Maelo puta lua adalah gerakan membawakan payung ke luar.
Sementara untuk para penari putri, mereka harus menggunakan gerakan seperti :
- Ayun puta adalah gerakan mengayunkan tangan.
- Ayun puta payuang adalah gerakan mengayunkan payung.
- Layok payuan ka tangah puta adalah gerakan mengayunkan payung ke tengah badan.
- Payuan sibak puta payuang dalam adalah gerakan untuk menyibak payung dan mengayunkannya ke dalam.
- Mamatiak bungo langkah silang balakang adalah gerakan untuk melangkah ke bagian belakang dan menyilangkan kakinya.
- Sibak payuang ka panari putra adalah gerakan untuk membawa payung ke penari putra.
2. Bagian Tengah
Pada bagian tengah tarian, para penari putri mempunyai gerakan seperti :
- Maliriak salendang gerakan menyibakkan selendang.
- Berjalan ke tengah panggung.
- Lingkaran 4 bapasangan adalah membuat sebuah lingkaran dengan berpasang-pasangan.
- Mangirai salendang puta adalah gerakan memberikan selendang untuk dikaitkan ke penari putra.
- Ayun salendang adalah gerakan untuk mengayunkan selendang ke arah kanan dan kiri.
- Ayun salendang sampiang adalah gerakan di mana penari wanita harus mengayunkan selendang ke samping.
- Jalan kamuko adalah gerakan maju dan mundur oleh sang penari.
3. Bagian Akhir
Pada bagian terakhir, maka baik penari putra maupun putri ini harus berjalan secara sepasang.
Keduanya sama-sama memainkan selendang dan payung untuk menampilkan gerakan yang selaras ke kanan dan kiri.
Sayangnya, seiring waktu tarian payung ini tidak boleh dimainkan secara berpasangan mengingat suku Minangkabau sangat menjunjung nilai-nilai Islami.
Jadi, tarian ini tidak bisa dimainkan oleh penari wanita dan laki-laki dalam satu panggung sekaligus.
Mungkin masih ada beberapa pertunjukan tari payung yang menampilkan penari wanita dan pria dalam satu panggung, namun bisa dibilang amatlah jarang.
Tarian ini kebanyakan dilakukan oleh para penari wanita. Meski penari wanita dan pria tidak dibolehkan menjadi satu frame di dalam panggung, namun tari payung ini tetaplah indah dan sangat menarik untuk disaksikan.