Suku Aceh dan Kebudayaannya

Deskripsi: Sejarah dan asal muasal Suku Aceh, ciri khas, bahasa dan kebudayaannya.


Aceh merupakan provinsi paling barat Indonesia yang juga dikenal dengan nama Serambi Mekah.

Hal tersebut tidak terlepas dari aturan dan norma hidup berbasis syariat Islam yang diterapkan oleh Suku Aceh, yang tidak lain adalah kelompok masyarakat lokal di provinsi tersebut.

Sebagaimana etnis Nusantara lain, orang-orang Aceh juga memiliki keragaman budaya serta adat-istiadat yang masih dijunjung tinggi, dan dilestarikan hingga saat ini.

Kebiasaan tersebut pula yang kemudian menjadi ciri khas serta pembeda masyarakat Aceh dari suku lainnya.

Asal Usul Etnis Aceh

Suku Aceh atau Ureueng Aceh merupakan nama etnis masyarakat asli yang bermukim di daerah pesisir, serta pedalaman Provinsi Aceh.

Etnis Aceh memiliki beberapa nama lain, di antaranya adalah, lambri, Lam Muri, Achin, Akhir, Atse, A-tse, dan Asji.

Dalam sejarah disebutkan, bahwa etnis Aceh adalah keturunan dari beberapa suku berbeda yang menetap di daratan Aceh.

Namun, kelompok masyarakat tersebut terikat dalam kesatuan adat dan budaya, yang melingkupi bahasa serta agama, sehingga terbentuklah sebuah suku.

Penemuan arkeologis menunjukan bahwa penghuni terawal di Aceh dimulai dari periode pasca Plestosen.

Pada saat itu, masyarakat lokal menghuni pantai timur Aceh (Tamiang dan Langsa). Kemudian disusul dengan perpindahan Suku Mante, Lhan, Champa, Minang, dan Melayu.

Dalam legenda rakyat Aceh disebutkan, bahwa masyarakat Aceh zaman awal berasal dari etnis asli Nusantara, yakni Suku Lanun, dan Suku Mante (kerabat Suku Gayo, Batak, dan Alas).

Pada awalnya, suku-suku tersebut hanya bermukim di Aceh Besar, tapi kemudian berdiaspora ke daerah lain.

Baca juga: Sejarah Kerajaan Aceh

Ciri Khas Etnis Aceh

Ciri Khas Etnis Aceh

pariwisataindonesia.id

Karakteristik masyarakat Aceh dapat dilihat tradisi, adat istiadat, bahasa, budaya, serta keyakinan yang dimiliki oleh etnis tersebut.

Dalam bidang agama misalnya, penduduk Aceh terkenal religius dan patuh terhadap syariat Islam. Jadi, para perempuan di Aceh wajib mengenakan kerudung.

Dari segi kesenian, Suku Aceh juga memiliki ciri khasnya sendiri. Ini dapat dilihat dari keragaman alat musik tradisional, tari-tarian, serta upacara adat Aceh yang tidak dimiliki etnis lain.

Selain itu, dalam segi bahasa, masyarakat Aceh juga mempunyai dialek unik, dan bahasa berbeda.

Bahasa Masyarakat Aceh

Bahasa tradisional masyarakat Aceh dikategorikan dalam bahasa Aceh Chamik, yang merupakan cabang rumpun bahasa Melayu-Polinesia, cabang Austronesia.

Di samping itu, bahasa Aceh juga berkerabat dekat dengan bahasa lain, seperti Jarai, Chru, Rhade, Roglai, Utset, Cham, dsb.

Kosakata bahasa Aceh juga diperkaya dengan serapan bahasa Arab, dan bahasa Sansekerta, khususnya dalam bidang agama, seni, hukum, pemerintahan, dan lainnya.

Bahasa Aceh juga menyerap banyak kosakata bahasa Melayu selama berabad-abad lamanya.

Menurut catatan Marco Polo, di masa lalu bahasa Chamik hanya digunakan oleh imigran yang menguasai wilayah kecil saja, seperti pelabuhan Banda Aceh.

Pasalnya, pada tahun 1292 M di Aceh terdapat 8 kerajaan kecil, dan setiap kerajaan memiliki bahasa tradisionalnya masing-masing.

Nama Pakaian Adat Aceh

Pakaian Adat Aceh

weddingku.com

Etnis Aceh mempunyai beberapa jenis pakaian adat yang dikenakan lengkap dengan aksesoris.

Umumnya pakaian ini hanya dikenakan di acara adat atau budaya, termasuk ketika pemilihan Agam dan Inong Aceh (memilih putra putri daerah berprestasi) yang diselenggarakan setiap tahunnya.

Di bawah ini adalah beberapa jenis pakaian adat Aceh:

1. Pakaian Adat Pria

Pakaian adat kaum pria terdiri atas baju atasan atau Meukasah. Sedangkan orang yang mengenakannya disebut Linto Baro.

Meukasah adalah baju dari tenunan sutra berwarna hitam, lengkap dengan kerah seri[a cheongsam dengan bagian dada bersulam emas.

Meukasah dipasangkan dengan Sileuweu, atau celana bernama Cekak Musang. Celana ini memiliki warna hitam khas seperti meukasah.

Sileuweu terbuat dari katun yang ditenun dengan pola lebar di area bawah. Biasanya sileuweu dilengkapi sarung songket sutra.

Selain pakaian atasan dan bawahan, mengenakan pakaian tradisional juga wajib dilengkapi meukeutop (penutup kepala).

Bentuknya berupa kopiah berbentuk lonjong ke atas dihiasi lilitan sutra dengan bentuk bintang persegi delapan.

2. Pakaian Adat Wanita

Kaum wanita Suku Aceh mengenakan pakaian adat bernama Daro Baro, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama baju Kurung.

Pakaian atasan ini adalah kombinasi budaya Arab, Melayu, dan Cina, dengan model longgar, dengan aplikasi warna cerah.

Baju kurung dikenakan dengan songket Aceh yang dipakai dengan cara dililitkan memakai tali.

Selain itu, daro baro juga dikenakan bersama dengan bawahan berwarna cerah, di mana bagian pergelangan kaki dihiasi sulaman benang emas.

Pakaian adat perempuan umumnya dilengkapi patam dhoe (penutup kepala berbentuk mahkota dengan bagian tengah terukir corak daun sulur).

Di sisi lain Patam Dhoe terdapat motif boengong kalimah.

Nama Rumah Adat Aceh

rumah adat aceh

kiatkitacom

Rumah Adat Suku Aceh disebut dengan nama Rumoh Aceh atau Krong Bade. Rumoh Aceh mengusung pola bangunan persegi panjang arah timur ke barat.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penghuni rumah dalam menentukan arah kiblat saat hendak menunaikan sholat.

Krong Brade memiliki ciri unik berupa penggunaan tangga pada rumah yang selalu berjumlah ganjil, dimana hal tersebut dimaknai sebagai lambang sifat religius masyarakat Aceh.

Selain itu, pintu yang diaplikasikan juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan rumah pada umumnya.

Di kalangan masyarakat tradisional, umumnya rumah Aceh terbuat dari bahan daun rumbia.

Selain itu, penggunaan ornamen yang terdapat di bangunan rumah juga menjadi simbol dari status sosial pemiliknya.

Biasanya, ukiran rumit menjadi tanda bahwa penghuninya berasal dari kalangan atas.

Menariknya, Krong Bade dibangun tanpa menggunakan paku, dan sebagai gantinya memakai tali pengikat dari bahan rotan, kulit waru, atau tali ijuk.

Jadi, semua bahan yang digunakan berasal dari alam, dan tidak ada material pabrikan.

Kebudayaan Masyarakat Aceh

kesenian tari saman aceh

goodnewsfromindonesia.id

Tradisi yang berkembang di lingkungan masyarakat Aceh sangatlah beragam. Berikut di bawah ini adalah beberapa jenis kebudayaan yang dimiliki dan dilestarikan oleh etnis Aceh:

1. Rumah Adat

Salah satu kebudayaan masyarakat Aceh dapat dilihat dari struktur bangunan rumah adatnya, yaitu Krong Bade, yang dibuat dari material alami, dengan bentuk panggung, lengkap mengaplikasikan hiasan ornamen yang menjadi ciri khasnya.

2. Pakaian Adat

Umumnya pakaian adat Aceh dipertontonkan dalam acara pentas budaya, maupun ritual adat, seperti perkawinan salah satunya. Pakaian adat Aceh terbagi atas dua kategori, yakni pakaian untuk laki-laki dan perempuan.

3. Tarian Adat

Aceh sangat terkenal dengan tari Seudati yang menonjolkan gerakan atraktif. Selain itu, ada juga tari Saman yang biasanya dilakukan tanpa iringan alat musik.

4. Upacara Adat

Masyarakat Aceh memiliki tradisi upacara adat yang masih diselenggarakan oleh penduduknya, contohnya perkawinan dan selamatan.

5. Senjata Tradisional

Salah satu budaya Aceh yang masih dapat disaksikan hingga sekarang adalah senjata tradisional, seperti Rencong.

Seperti diketahui, Rencong ini digunakan oleh para pahlawan Aceh saat berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia.

Meskipun Suku Aceh mayoritas memeluk agama Islam, namun budaya dan adat istiadat peninggalan leluhur masih terus dijaga oleh masyarakat Aceh.

Hanya saja, beberapa tradisi telah dibuat menyesuaikan dengan ajaran agama Islam, terutama dalam hal berpakaian dan kesenian.

Itulah pembahasan tentang asal usul suku Aceh dan kebudayaannya. Baca juga: Sejarah Kerajaan Samudra Pasai

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close