Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, kita pasti sudah mendapat pembelajaran tentang majas. Materi yang masuk dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ini kerap kali dianggap momok bagi sebagian siswa.
Jenis majas yang begitu beragam menjadi alasan mengapa materi tentang gaya bahasa ini sering ditakuti. Padahal jika dipahami dengan lebih detail, tidak sulit untuk membedakan jenis-jenis majas tersebut.
Namun sebelum mempelajari apa saja macam-macam majas, sudahkah Kamu tahu apa definisi dari majas?
Pengertian Majas
Pengertian Majas, ialah gaya bahasa yang dipakai penulis untuk menyampaikan suatu pesan secara imajinatif dan kias. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pembaca memperoleh efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung emosional.
Umumnya majas bersifat konotasi atau tidak sebenarnya alias kias.
Dengan menggunakan majas, seseorang akan lebih leluasa mengungkapkan apa yang hendak disampaikan. Meski beberapa majas juga tetap menggunakan kata ‘kasar’ yang menjadikannya terkesan begitu frontal.
Macam Macam Majas
Dalam pembagiannya ada 4 macam majas, dimana dari 4 kelompok besar ini terbagi menjadi beberapa kelompok kecil dengan ciri yang beragam.
Di bawah ini akan diterangkan setiap jenis majas lengkap dengan contohnya.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan ialah jenis majas yang menggunakan gaya bahasa membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses pelebihan, penggantian atau penyamaan. Dalam majas perbandingan terdapat beberapa subjenis, seperti:
#1. Personifikasi
Cirinya ialah menggunakan gaya bahasa yang seakan menggantikan fungsi benda mati yang bisa bersikap layaknya manusia.
Contoh: Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.
#2. Asosiasi
Yakni membandingkan dua objek berbeda namun dianggap sama dengan memberikan kata sambung bak, bagaikan atau seperti.
Contoh: Kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.
#3. Metafora
Yakni meletakkan sebuah objek yang sifatnya sama dengan pesan yang hendak disampaikan dalam bentuk ungkapan.
Contoh: Pegawai tersebut adalah tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut. Tangan kanan adalah ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.
#4. Hiperbola
Yakni mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan seakan tak masuk akal.
Contoh: Orang tuanya memeras keringat agar anak itu bisa terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
#5. Eufemisme
Majas yang menggunakan gaya bahasa dengan mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik menggunakan padanan yang lebih halus.
Contoh: Tiap universitas ataupun perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan frasa “orang cacat”.
#6. Simile
Simile juga menggunakan kata hubung bak atau seperti untuk menyandingkan sebuah kegiatan menggunakan ungkapan.
Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
#7. Metonimia
Yait menyandingkan istilah atau merk sesuatu untuk merujuk pada benda umum.
Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.
#8. Alegori
Yakni menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan.
Contoh: Suami ialah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.
#9. Sinekdok
Menggunakan gaya bahasa yang terbagi dalam dua bagian yakni sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
Sinekdok pars pro toto ialah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur guna menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sedangkan sinekdok totem pro parte ialah gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan guna merujuk pada sebagian situasi atau benda.
Contoh pars pro toto: Sampai bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Contoh Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga delapan kali berturut-turut.
#10. Simbolik
Yakni gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lain (hewan atau tumbuhan) dengan ungkapan.
Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.
..
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan ialah gaya bahasa yang memakai kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang dicurahkan penulis pada kalimat tersebut. Majas pertentangan sendiri terbagi dalam beberapa subjenis, yakni:
#1. Litotes
Berbanding terbalik dengan hiperbola, litotes ialah ungkapan untuk merendahkan diri meski kenyataannya adalah sebaliknya.
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian sebagai rumah.
#2. Paradoks
Yakni membandingkan situasi asli dengan situasi sebaliknya.
Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku merasa kesepian.
#3. Kontradiksi Interminis
Penggunaan gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang sudah dipaparkan sebelumnya. BIasanya diikuti dengan konjungsi, seperti hanya saja, kecuali dan lain sebagainya.
Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
#4. Antitesis
Yakni memadukan pasangan kata yang artinya saling bertentangan.
Contoh: Film ini disukai oleh tua-muda.
#4. Majas Sindiran
Majas sindiran ialah kata-kata kias yang memang digunakan untuk menyindir seseorang atau perilaku dan kondisi. Jenis majas ini terbagi dalam beberapa subjenis, seperti:
Ironi
Yakni menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
Sinisme
Yakni menyampaikan sindiran secara langsung.
Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
Sarkasme
Yakni menyampaikan sindiran dengan kasar.
Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!
3. Majas Penegasan
Majas penegasan ialah jenis gaya bahasa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan pengaruh pada pembacanya supaya menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
Jenis majas ini dibagi dalam 7 subjenis, yaitu:
#1. Pleonasme
Yakni menggunakan kata-kata yang bermakna sama, sehingga memiliki kesan tidak efektif, namun sengaja digunakan untuk menegaskan suatu hal.
Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.
#2. Repetisi
Yaitu gaya bahasa yang mengulang kata-kata pada sebuah kalimat.
Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.
#3. Retorika
Yakni memberikan penegasan dengan bentuk kalimat tanya yang sebenarnya tak perlu dijawab.
Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya?
#4. Klimaks
Yakni mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
#5. Antiklimaks
Berbanding terbalik dengan klimaks, antiklimaks merupakan gaya bahasa yang menegaskan sesuatu dengan mengurutkannya dari tingkatan tinggi ke tingkat rendah.
Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang tinggi di dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
#6. Pararelisme
Yakni gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata pada berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya berada di awal, maka disebut anaphora.
Tetapi jika pengulangannya pada bagian akhir kalimat, maka disebut epifora.
Contoh majas: Kasih itu sabar.
Kasih itu lemah lembut.
Kasih itu memaafkan.
#7. Tautologi
Yakn menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah ujaran atau kondisi.
Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.
Itulah macam-macam majas dan contohnya lengkap. Semoga dengan pembahasan di atas Kamu bisa lebih paham tentang materi untuk menghadapi ujian serta bisa berkarya dalam berkata-kata dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga membantu dan bermanfaat.
Baca juga: Pengertian dan Contoh Syair