Nama-Nama Pakaian Adat Papua, Ciri Khas Beserta Aturannya

Deskripsi: Nama Nama Pakaian adat Papua, Ciri Khas beserta Aturannya.


Tanah Papua berada di wilayah timur Indonesia dan memiliki keindahan wisata alam tersembunyi yang cukup banyak.

Keistimewaan lain tanah Papua, juga tampak dari masyarakatnya yang tetap menjaga warisan leluhur berupa penggunaan pakaian adat Papua untuk kehidupan sehari-hari.

Kebudayaan dan warisan pakaian adat ini diterapkan oleh Suku Papua yang sebagian besar tinggal di daerah pelosok.

Adat-istiadatnya pun masih dilestarikan hingga sekarang.

Nama-Nama Pakaian Adat Papua

Jika Anda selama ini hanya mengenal ‘koteka’ sebagai pakaian adat orang Papua untuk para pria, lalu apa baju adat Papua untuk para wanita?

Agar Anda lebih jelas dan paham, berikut beberapa jenis pakaian adat Papua yang masih digunakan hingga sekarang, di antaranya:

1. Koteka atau Holim

Koteka Pakaian Adat Pria

defraradha.wordpress.com

Sebelum membahas baju adat Papua yang lain, sebaiknya pembahasan pertama dimulai dari koteka. Pakaian adat ini juga memiliki penyebutan lain yaitu holim/hilon/bobbe/harim. Perbedaan penyebutan nama tergantung dari daerahnya.

Kepopuleran koteka tidak hanya diketahui masyarakat Indonesia saja, tetapi juga dikenal oleh sebagian negeri tetangga hingga para turis asing. Sebab, model koteka cukup unik dan nyentrik, sehingga sangat mudah diingat.

Koteka atau holim merupakan pakaian adat bagi kaum pria. Bentuknya lonjong memanjang dengan seutas tali di bagian samping kanan dan kiri. Koteka digunakan sebagai penutup kemaluan pria dan tali di sampingnya diikatkan pada pinggang.

Bagaimana dengan baju atasannya? Pemakaian koteka memang hanya sekedar itu saja tanpa ditambah dengan pakaian lain. Area yang tidak ditutup dibiarkan terlihat, sehingga orang yang memakai koteka tampak nyaris telanjang.

Tidak hanya bentuknya saja yang unik, koteka ini terbuat dari kulit tanaman labu air. Setelah biji labu dihilangkan dan daging buahnya dikonsumsi, sisa kulitnya akan dijemur hingga benar-benar kering.

Biasanya labu air yang digunakan adalah yang sudah tua agar lebih awet dan keras.

Makna dari koteka atau holim adalah koteka yang berukuran besar menandakan kedudukan tinggi yang dimiliki pemakainya. Beberapa suku juga membuat modifikasi koteka dengan menggabungkan 2 buah labu air.

2. Baju Kurung

Baju Kurung

twitter.com/@Jelantik5

Baju adat untuk kaum wanita Suku Papua bernama baju kurung. Baju kurung ini berupa pakaian bagian atas yang bahannya dibuat dari beludru.

Adanya baju kurung merupakan hasil dari pengaruh budaya luar yang datang dan tinggal di wilayah Manokwari.

Baju kurung digunakan ketika pelaksanaan acara adat. Biasanya dipakai oleh masyarakat di Papua bagian barat. Perpaduan untuk menutupi bagian bawah menggunakan rok rumbai.

Berbagai aksesoris pun juga juga dikenakan, baik untuk aksesoris tangan, leher, kepala hingga pinggang.

3. Rok Rumbai

Pakaian Adat Papua Rumbai-rumbai

seringjalan.com

Rok rumbai yang dimiliki Suku Papua terbilang cukup unik dan istimewa. Penggunaan rok rumbai akan dipadukan dengan baju kurung perempuan. Bahan dasar pembuatan rok rumbai adalah daun sagu yang dikeringkan.

Rok rumbai ini tidak hanya dikhususkan bagi perempuan Papua saja, tetapi para pria juga bisa menggunakannya. Tetapi, para pria tidak perlu memakai atasan. Agar lebih menarik, rok rumbai dipadukan dengan aksesoris pinggang seperti sabuk.

4. Sali

Sali

ariellapapua.wordpress.com/

Jika rok rumbai dan baju kurung bisa dikenakan oleh para wanita Papua segala usia, maka ada baju khusus yang hanya dikenakan para wanita lajang atau belum menikah. Nama pakaian adat Papua jenis ini adalah Sali.

Selain menjadi pakaian khusus, keunikan dari sali yakni terbuat dari kulit pohon yang dikeringkan.

Pembuatan baju sali harus dikerjakan dengan teknik tertentu dan membutuhkan ketelitian ekstra agar menghasilkan warna coklat yang indah dan menjadi baju adat sempurna.

5. Yokai

yokai pakaian adat pedalaman papua

beritapapua.id

Selain pakaian khusus bagi wanita lajang, ada pula pakaian adat yang hanya diperuntukkan bagi wanita sudah menikah. Sebutan dari pakaian ini adalah yokai.

Berbeda dengan warna sali yang coklat terang, yokai cenderung berwarna coklat kemerahan.

Jika ada acara tertentu dan para wanita menggunakan pakaian adat, maka Anda bisa melihat perbedaan antara wanita lajang dan yang sudah menikah dari baju yang dikenakan.

Penggunaan yokai ini masih dilakukan oleh para wanita Suku Papua yang tinggal di pedalaman.

7. Baju Kain Rumput

kain rumput baju adat modern

bukalapak.com

Baju kain rumput merupakan salah satu pakaian adat Papua yang sudah dipengaruhi budaya modern. Asal baju ini dari wilayah Sorong Selatan dan bisa digunakan pria maupun wanita.

Pembuatan baju kain rumput cukup rumit dan harus dikerjakan dengan teliti.

Bahan dasar baju ini berasal dari pucuk daun sagu kering. Daun sagu yang digunakan harus dipetik ketika air laut pasang. Kemudian, daun akan direndam terlebih dahulu – dikeringkan – dianyam manual.

Proses penyamanan ini juga memakai kayu 1 meter sebagai pengait ujung tali. Daun sagu kering dikumpulkan menjadi satu dan mulai dianyam untuk dibuat bagian tali pinggang.

Pembuatan bagian ini dilakukan 2x atau lebih sesuai kreativitas masing-masing.

Baca juga: Tempat Wisata di Papua Terbaik

Aturan Penggunaan Pakaian Adat Suku Papua

Mengenakan pakaian adat Papua ternyata memiliki aturan sendiri dan tidak boleh sembarangan.

Jika aturan ini dilanggar, maka akan mendapatkan hukuman adat sesuai ketentuan dari wilayah masing-masing. Beberapa aturan dalam penggunaan baju adat Papua adalah:

1. Penggunaan Koteka atau Holim

Koteka yang digunakan khusus bagi laki-laki ini dibagi menjadi 2 jenis yakni untuk keseharian dan acara khusus. Koteka untuk keseharian biasanya bentuknya sederhana dan tidak ditambah ukiran (polosan).

Sedangkan untuk acara adat seperti upacara pernikahan dan sebagainya menggunakan Koteka berukuran besar dengan ukiran khas Papua yang unik.

Selain itu, bagi pria Suku Papua yang berkedudukan dan status tinggi harus mengenakan Koteka dengan ukuran lebih besar.

2. Penggunaan Rok Rumbai

Rok rumbai bisa dikenakan oleh kaum wanita maupun pria. Pakaian ini harus dilengkapi dengan aksesoris kepala sebagai satu kesatuan.

Hiasan kepala yang digunakan terbuat dari rangkaian bulu burung kasuari dan daun sagu kering.

3. Penggunaan Sali

Sali adalah pakaian khusus yang diperuntukkan bagi perempuan Papua yang masih lajang.

Pakaian ini digunakan sebagai pembeda, sehingga ketika ada acara adat yang sedang berlangsung, para Pria Suku Papua bisa menilai perempuan mana yang akan dipinangnya.

4. Penggunaan Yokai

Kebalikan dari baju sali, pakaian khusus bagi perempuan Papua yang sudah menikah harus mengenakan yokai. Keduanya sama-sama terbuat dari kulit sagu kering, tetapi warna bajunya berbeda.

Yokai cenderung berwarna coklat kemerahan.

5. Penggunaan Aksesoris

Aksesoris menjadi bagian yang penting dan wajib digunakan sebagai pelengkap pakaian adat Papua. Terdapat 3 aksesoris yang harus dikenakan yakni taring babi/gigi anjing, hiasan kepala dan tas noken.

Taring babi dibuat sebagai hiasan hidung, sedangkan gigi anjing dibuat sebagai kalung. Hiasan kepala juga harus ada karena melambangkan sebuah mahkota penghormatan.

Hiasan kepala ini dibuat dari rangkaian daun sagu kering, bulu kelinci dan bulu kasuari.

Aksesoris terakhir yang wajib digunakan ketika memakai baju adat adalah tas noken. Bentuknya hampir serupa dengan ransel atau selempang dan cara penggunaannya diletakkan di atas kepala.

Bahan tas noken terbuat dari anyaman kulit kayu yang dikeringkan.

Keunikan Pakaian Adat Papua

Sebenarnya, secara tidak langsung Anda sudah memahami bahwasanya pakaian adat dari Papua ini sangat unik dan langka. Bahkan sekarang keberadaannya mulai tergantikan dengan pakaian modern yang katanya lebih mengusung nilai kesopanan.

Hal tersebut benar dan sah-sah saja asalkan tidak membuat pakaian adat menjadi punah. Keunikan yang dimiliki pada pakaian adat ini adalah semua prosesnya dibuat secara tradisional tanpa menggunakan mesin atau alat khusus.

Walaupun begitu waktu pengerjaannya bisa dibilang cukup singkat lho. Kedua, menggunakan bahan sepenuhnya dari alam dengan proses yang cukup panjang dan diambil pada waktu-waktu tertentu saja.

Jadi tidak heran jika Anda menemukan pakaian adat Papua yang mahal di pasaran.

Ketiga, memiliki makna atau filosofi masing-masing yang pastinya membawa kehidupan manusia ke arah yang lebih baik dan memiliki budi pekerti yang luhur.

Baca juga: Tradisi dan Kebudayaan Suku Dani

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 3.3 / 5. Vote count: 3

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close