Deskripsi: Sejarah Pencak Silat, istilah, teknik dan perkembangan dan persebarannya.
Apakah Anda pernah mendengar tentang Tapak Suci, Setia Hati, Merpati Putih atau Perisai Diri? Semua istilah tersebut merujuk pada satu nama yakni pencak silat.
Munculnya berbagai aliran tidak terlepas dari sejarah pencak silat yang dipercaya sudah tersebar sejak abad ke-7 M.
Pengertian Pencak Silat
Menurut KBBI, pencak silat adalah seni bela diri asli Indonesia yang membutuhkan kepandaian dalam membela diri dan menyerang, baik dalam pertandingan maupun situasi yang mendesak.
Dapat dikatakan bahwa pencak silat merupakan olahraga yang timbul dari naluri manusia yang ingin mempertahankan diri dari serangan lawan, sehingga gerakan yang dibuat tidak sembarangan.
Pencak silat juga diartikan sebagai berbagai macam gerakan yang tegas, namun tetap memiliki keindahan dan mengandung nilai-nilai tradisional khas Indonesia.
Seseorang yang ingin menguasai pencak silat harus mempelajari teknik dasar yang ada. Sebab, pencak silat bukanlah kegiatan serampangan yang dilakukan tanpa pedoman.
Saat berhadapan dengan lawan dalam pertandingan pun, terdapat aturan yang wajib dipatuhi oleh para atlet.
Sejarah Pencak Silat di Indonesia
Tidak ada bukti tertulis yang memuat sejarah pencak silat di Nusantara karena diturunkan melalui praktik secara langsung dari generasi ke generasi.
Namun, para ahli meyakini bahwa pencak silat sudah ada sejak ribuan tahun lalu bahkan sebelum Indonesia merdeka. Cikal bakalnya adalah para nenek moyang yang mau tidak mau harus mempertahankan diri dari kerasnya kehidupan alam.
Belajar dari pengalaman, akhirnya mereka terampil dalam mengolah gerakan tubuh dan menggunakan berbagai senjata seperti parang, tombak atau perisai.
Namun, apabila membahas mengenai pencak silat tertua di Indonesia maka terdapat 2 daerah yang dapat disebut yaitu Minangkabau dan Cimande. Masyarakat Minangkabau menyebut silat sebagai silek yang diciptakan oleh Datuk Suri Diraja.
Sosok Datuk Suri Diraja adalah seseorang yang terhormat dan memiliki keahlian luar biasa yang berasal dari Priangan, tepatnya di kaki gunung Marapipada. Silek Minangkabau berhubungan dengan hal-hal yang magis.
Dipercaya bahwa seseorang yang berhasil menguasai tahap silat tertinggi, maka akan sanggup mengalahkan lawan dalam sekejap. Berkat Datuk, silek Minangkabau kemudian diajarkan ke daerah lain.
Selanjutnya adalah sejarah pencak silat dari Cimande, Jawa Barat. Menurut legenda, seorang warga Cimande mendapat inspirasi dari pertarungan antara monyet dan harimau.
Oleh sebab itu, gerakan yang diciptakan mirip dengan apa yang dilakukan kedua hewan tersebut.
Banyak referensi yang menyebutkan bahwa pencak silat di Jawa Barat mulai berkembang pesat sejak abad XVII. Aliran ibing pencak merupakan aliran silat tertua yang menjadi pedoman Pencak Silat Cimande.
Penyebaran Pencak Silat
Menurut cerita rakyat Minangkabau, silat disebarkan oleh Datuk Suri Diraja sekitar abad ke-11. Penyebarannya meliputi daerah lain di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Myanmar.
Selanjutnya, pada abad ke-14, eksistensi pencak silat mulai dituangkan dalam tulisan karena adanya pengaruh agama yang menyebar di Indonesia. Pencak silat mulai diajarkan di berbagai mushola dan pesantren sebelum mereka menunaikan sholat serta mengaji.
Selain sebagai perlindungan diri, gerakan pencak silat juga berhubungan dengan latihan spiritual. Seseorang yang berlatih silat harus sebisa mungkin menyatu dengan alam. Oleh sebab itu, inspirasi gerakan kerap diambil dari sekitar seperti tumbuhan, hewan dan fenomena tertentu.
Pencak silat yang sudah dikenal di daerah tetangga memiliki nama khusus. Misalnya, pencak silat di Malaysia dan Singapura dikenal dengan gayong dan cekak.
Sedangkan daerah Filipina mengenalnya sebagai pasilat dan Thailand menyebutnya dengan bersilat. Ketika sudah semakin berkembang, beberapa daerah di Indonesia mempunyai aliran silat tersendiri.
Bahkan muncul berbagai pendekar silat andalan yang berasal dari Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah lain.
Oleh sebab itu, pemerintah berusaha menyatukan pencak silat di Indonesia dengan mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi tersebut berhasil didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta.
Bukti sejarah pencak silat yang tersebar di luar negeri dibuktikan dengan adanya organisasi silat internasional bernama Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa) yang berdiri pada tanggal 11 Maret 1980.
Pendirian organisasi tersebut didukung oleh Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.
Makna Istilah Dalam Pencak Silat
1. Sikap
Pengertian dari sikap dalam silat adalah cara seseorang dalam melakukan suatu gerakan, misalnya kuda-kuda, tendangan, pukulan dan tangkisan.
Gerakan-gerakan tersebut melibatkan koordinasi antara anggota tubuh mulai dari badan, tangan dan kaki.
Dalam melakukan sikap, seorang pesilat harus mematuhi pola tertentu. Tujuannya adalah agar gerakan yang dilakukan tidak sia-sia karena sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya pada saat bertarung, seorang atlet harus memilih gerakan yang paling tepat yang sekiranya bisa meruntuhkan pertahanan lawan dan menyerang titik lemahnya.
2. Langkah
Silat memiliki pola gerakan yang teratur sehingga mudah dipelajari dan dapat digunakan secara efektif, termasuk juga langkah.
Pencak silat terdiri dari beberapa langkah dasar yaitu pola lurus, pola segi empat, pola segitiga, pola bentuk S, pola bentuk U dan pola zig-zag.
3. Teknik
Istilah teknik dalam pencak silat juga disebut dengan buah yang diciptakan oleh para pesilat zaman dahulu. Teknik dalam pencak silat mengandalkan pergerakan tangan, lengan, siku, lutut dan telapak kaki.
Terdapat 8 teknik dasar pencak silat, antara lain:
- Teknik kuda-kuda
- Teknik sikap pasang
- Teknik pola langkah
- Teknik arah
- Teknik pukulan
- Teknik tangkisan
- Teknik tendangan
- Teknik guntingan
4. Jurus
Adapun yang dimaksud dengan jurus adalah gerakan khusus yang merupakan lanjutan dari teknik dasar.Artinya, setiap jurus dalam pencak silat tetap berpedoman pada teknik dasar yang sudah ditentukan.
Setiap pesilat harus menguasai minimal 1 jurus yang digunakan dalam pertandingan. Beberapa jurus yang ada di pencak silat meliputi jurus monyet, jurus harimau, jurus ayam, jurus pulo kali, jurus kuntao dan jurus brajamusti.
Teknik Dasar Pencak Silat
1. Teknik Kuda-Kuda
Pengertian teknik kuda-kuda adalah teknik yang menggunakan bagian kaki dan telapak kaki sebagai tumpuan utama. Tujuannya adalah agar badan seimbang sebelum melakukan gerakan lanjutan.
2. Teknik Sikap Pasang
Sikap pasang merupakan cara pesilat dalam beradaptasi sehingga dapat menentukan gerakan apa yang tepat untuk dilakukan. Hal tersebut membutuhkan fleksibilitas tubuh yang baik.
3. Teknik Pola Langkah
Definisi pola langkah adalah gerakan kaki yang dilakukan secara tepat, taktis dan efektif, sehingga dapat menguntungkan pesilat saat berhadapan dengan lawan.
4. Teknik Arah
Pengertian teknik arah adalah teknik dalam pencak silat yang memungkinkan pesilat dapat bergerak ke arah 8 mata angin dengan cepat. Hal tersebut harus dikuasai agar pesilat tidak hanya terpaku pada satu arah.
5. Teknik Pukulan
Dalam pencak silat, teknik pukulan dapat digunakan untuk menyerang dan bertahan. Jenis pukulan dasar yang dipakai adalah pukulan tegal, pukulan lurus, pukulan melingkar dan pukulan bandul.
6. Teknik Tangkisan
Teknik dasar selanjutnya adalah tangkisan yang dibutuhkan untuk bertahan dari serangan lawan. Fleksibilitas dan respons yang cepat sangat menentukan seberapa cepat seorang pesilat mampu melakukan tangkisan.
7. Teknik Tendangan
Teknik tendangan dalam pencak silat sangat bertumpu pada pergerakan lutut. Adapun jenis teknik tendangan antara lain tendangan sabit, tendangan lurus, tendangan jejak, tendangan bentuk T dan tendangan belakang.
8. Teknik Guntingan
Guntingan merupakan teknik dasar untuk menjatuhkan lawan. Beberapa jenis teknik guntingan meliputi gunting samping, gunting depan, gunting belakang dan gunting atas.
Sejarah pencak silat di Indonesia berkembang pesat, terbukti hingga kini diperlombakan dalam kejuaraan nasional maupun internasional.
Silat bukan hanya olah tubuh, namun mengandung aspek spiritual yang melibatkan kepribadian dan aspek seni budaya yang melibatkan adat setempat.