Siklus Air (Hidrologi)

Dari mana air di bumi berasal? Banyak orang yang berpendapat bahwa air berasal dari dalam tanah.

Proses pembentukan air memang sudah terjadi jutaan tahun lalu setelah bumi mengalami proses pendinginan. Setelah air terbentuk, maka bumi mengalami siklus air (hidrologi) terus menerus.

Siklus inilah yang menjamin jumlah air yang ada di bumi tetap dari masa ke masa. Hanya saja kualitasnya yang mungkin berbeda karena berbagai faktor lingkungan.

Siklus ini sangat penting karena semua spesies di bumi membutuhkan air untuk bertahan hidup.

Siklus Air (Hidrologi)

Pengertian

Siklus air (hidrologi) adalah serangkaian proses yang dijalani oleh air mulai dari atmosfer sampai ke bumi dan nantinya kembali lagi ke atmosfer.

Total jumlah air di bumi ini baik air tawar maupun laut sekitar 1,38 milyar km3. Siklus air berperan menjaga jumlah air tersebut agar selalu sama.

Air senantiasa bergerak. Pada permukaan tanah air bergerak dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Sedangkan secara vertikal air bisa menguap dan masuk ke dalam atmosfer.

Nantinya uap ini akan berkumpul dan menjadi awan hujan. Begitulah air akhirnya sampai ke permukaan tanah.

Ilmu Hidrologi

Segala hal mengenai air yang ada di permukaan bumi atau di atmosfer dipelajari secara khusus. Ilmu yang mempelajarinya dinamakan hidrologi. Istilah ini berasal dari kata “hydro” yang artinya air dan “logy” artinya ilmu.

Ilmu hidrologi bukan hanya fokus mengenali sifat dan karakter air. Ilmu ini juga mempelajari bagaimana pola siklus hidrologi. Bagaimana dampaknya bagi ekosistem.

Kemudian ilmu ini juga mempelajari pencemaran air dan bagaimana proses penanganannya.

Tahapan Siklus Air (Hidrologi)

Siklus Air

ruangguru

Siklus air dimulai dari proses penguapan. Ada beberapa sumber penguapan air dari permukaan bumi. Kemudian uap ini akan naik ke atas dan melayang di atmosfer bumi.

Lalu air akan membentuk awan dan turunlah hujan. Dalam ilmu hidrologi, tahapan siklus air sebagai berikut:

1. Evaporasi

Tahap penguapan yang pertama terjadi adalah evaporasi. Proses ini bisa terjadi dari tubuh/badan air di permukaan bumi. Misalnya saja di lautan, sungai, atau danau. Proses evaporasi ini tentu saja membutuhkan bantuan panas matahari.

Semakin tinggi suhu yang diterima permukaan bumi, maka makin banyak air yang menguap. Evaporasi membuat air yang semula berbentuk cair menjadi berubah wujud ke gas.

Gas ini punya bobot yang ringan. Sehingga gas bisa naik ke atmosfer.

2. Transpirasi

Selain pada badan air, ternyata penguapan juga bisa dilakukan dari makhluk hidup. Manusia, tanaman, dan hewan setiap hari melakukan transpirasi. Misalnya saja tanaman yang menguapkan air melalui stomata (mulut daun).

Kemudian hewan dan manusia juga mengeluarkan cairan dari keringat dan air kencingnya. Meskipun jumlahnya sedikit, tapi transpirasi ini juga membantu terjadinya siklus air setiap saat di planet bumi.

3. Sublimasi

Pada daerah lintang tinggi, sediaan air di permukaan bumi bukan berupa cairan tapi es yang membeku. Proses pemanasan sehingga es berubah menjadi uap inilah yang disebut sebagai sublimasi.

Es beku diubah menjadi uap langsung tanpa proses pencairan.

4. Kondensasi

Ketika uap air sudah sampai di atmosfer, air akan mengalami perubahan tekanan dan suhu. Temperatur yang relatif dingin akan membuat uap berubah kembali menjadi titik-titik air. Tapi titik-titik air ini sangat ringan, sehingga tidak jatuh ke permukaan tanah.

Titik air saling berkumpul. Semakin besar, maka Anda bisa melihat proses terbentuknya awan. Ada banyak jenis awan di atmosfer.

Sedangkan awan yang berpotensi menimbulkan hujan berjenis cumulonimbus. Awan ini berbentuk seperti gumpalan kapas tebal.

5. Adveksi

Adveksi adalah proses di mana awan dipindahkan dari 1 titik ke titik lainnya di permukaan bumi. Biasanya awan besar dengan potensi hujan terbentuk di atas badan air seperti laut. Kemudian awan ini dibawa angin sampai ke daratan yang jauh dari pesisir.

Tanpa adanya angin, maka tidak ada awan yang bisa berpindah tempat. Akibatnya, hanya bagian bumi yang terjadi pembentukan awan yang akan mendapatkan hujan.

Sedangkan daerah yang jauh dari badan air akan kekeringan dan berubah menjadi tandus.

6. Presipitasi

Proses ini ditandai dengan titik awan yang semakin tebal dan gelap. Awan ini kemudian akan mencapai titik yang tak bisa ditolerir lagi. Kemudian awan akan jatuh menjadi hujan. Presipitasi tak selalu berbentuk cairan air. Tapi dalam lintang sedang dan suhu rendah, salju yang akan turun.

Titik-titik air yang turun dibekukan dengan cepat oleh atmosfer yang dingin. Air ini akan berubah menjadi tekstur salju. Anda bisa melihat fenomena ini pada negara 4 musim seperti Jepang dan Korea.

Hujan salju juga bisa turun pada daerah beriklim kutub yang super dingin.

7. Run Off

Setelah air jatuh ke tanah, maka air akan mengalir. Hukum alam mengatur air selalu bergerak ke tempat yang lebih rendah. Karena itulah terjadi aliran atau run off melalui lekukan/celah permukaan bumi. Misalnya saja lewat sungai atau parit.

Hujan yang turun di wilayah pegunungan akan membawa air mengalir sampai ke laut. Air mengalir melalui daerah aliran sungai. Kemudian air akan bermuara kembali sampai ke laut.

Ada kalanya sungai juga bermuara ke danau atau waduk dan dimanfaatkan sebagai cadangan air tawar.

8. Infiltrasi

Pada tahap ini, air yang turun dari atmosfer akan diserap oleh pori-pori tanah. Air akan masuk jauh ke dalam lapisan tanah dan membentuk 2 macam sumber air.

Ada sumber air dangkal dan dalam. Akar-akar tanaman juga sangat membantu terjadinya infiltrasi sekaligus menahan air ini.

Jenis-Jenis Siklus Air (Hidrologi)

Ada 3 macam siklus air yang terjadi di bumi. Siklus ini dibedakan berdasarkan panjang pendeknya perjalanan air. Jenis siklus tersebut antara lain:

1. Siklus Air Pendek

Pada siklus ini air di laut menguap dan membentuk awan. Ketika awan sudah sampai di titik jenuh, awan akan turun menjadi hujan tanpa berpindah ke lain tempat. Siklus pendek ini bisa terjadi di lautan luas.

2. Siklus Air Sedang

Air akan menguap, kemudian berubah menjadi awan. Titik-titik awan akan dipindahkan oleh angin ke daratan. Kemudian awan akan mengalami titik jenuh dan terjadilah hujan di daratan. Air hujan ini akan mengalami run off dan juga presipitasi.

3. Siklus Air Panjang

Pada siklus ini air baik dari laut, danau, atau es mengalami penguapan. Kemudian air akan berkondensasi menjadi awan. Titik-titik awan akan dipindahkan jauh oleh angin menuju ke daerah beriklim sedang ataupun kutub. Awan kemudian akan jatuh menjadi salju.

Salju ini tidak akan mencair sebelum masuk musim semi. Ketika musim semi datang, es atau salju akan mencair. Sebagian masuk ke tanah, sebagian mengalir kembali ke laut. Ada juga salju yang membeku di kutub membentuk gletser. Ketika musim panas gletser bisa mencair.

Siklus air (hidrologi) bisa membuat air yang tak layak konsumsi menjadi air tawar. Tanpa siklus ini, tak mungkin manusia dan makhluk hidup lainnya bisa bertahan. Karena air takkan bisa berubah kembali bersih setelah tercemar.

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 5 / 5. Vote count: 59

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close