Siklus Batuan

Batuan adalah salah satu penyusun daratan di muka bumi. Batuan juga menjadi bahan baku pembuatan tanah yang sangat berguna untuk makhluk hidup.

Ternyata planet bumi ini mengalami siklus batuan. Siklus ini berlangsung dalam masa yang sangat lama.

Siklus ini bertugas mengubah salah satu jenis batuan menjadi jenis lainnya. Siklus diawali dengan munculnya batuan ke permukaan bumi. Kemudian siklus akan diakhiri dengan meleburnya kembali batuan ke perut bumi.

Pengertian Siklus Batuan

Ilmu geologi mendefinisikan batuan sebagai semua material penyusun kerak bumi. Batuan berasal dari kumpulan mineral yang kemudian mengkristal dan mengeras. Ada 3 jenis batuan yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf.

Pengertian Siklus Batuan

thebellebrigade.com

Siklus batuan sendiri bisa diartikan sebagai serangkaian proses perubahan magma dalam perut bumi, kemudian membeku hingga menjadi batuan beku.

Siklus berlanjut mengubah batuan beku menjadi sedimen. Terakhir batuan sedimen akan diubah menjadi batuan metamorf atau malihan.

Pengertian kedua dari siklus geologi/batuan adalah proses perubahan wujud magma yang awalnya cair dan panas menjadi bentuk lainnya. Magma ini mengalami kristalisasi dan pembekuan akibat perubahan tekanan dan suhu yang ekstrem.

Proses ini tidak berjalan instan layaknya jenis siklus lainnya. Proses ini bisa terjadi dalam kurun waktu ribuan bahkan jutaan tahun. Karena itu, proses siklus batuan tidak bisa diamati langsung.

Tapi proses ini diamati melalui struktur komposisi mineral penyusun batuan dan usia batuan tersebut.

Tahapan Siklus Batuan

Siklus Batuan

1. Kristalisasi Magma

Magma adalah zat panas yang ada pada perut gunung berapi. Zat ini keluar dari lapisan mantel bumi yang berbentuk cair/likuid dan keluar lewat kolom magma.

Gunung berapi dikatakan aktif jika di dalamnya masih terkandung magma yang siap keluar kapanpun.

Magma ini bisa keluar saat gunung berapi erupsi. Jika magma berhasil mencapai permukaan, maka magma akan keluar menjadi lava dan disebut proses ekstrusif. Tapi jika magma tidak berhasil keluar dan masih terperangkap di dalam, maka disebut magma intrusif.

Baik magma ekstrusif maupun intrusif bisa membeku. Tapi hasil pembekuan dan kristalisasi magma ini nantinya bisa menghasilkan jenis batuan yang berbeda.

Bentuk, warna, dan tekstur batuan yang dihasilkan dari 2 proses ini juga bisa dibedakan dengan kasat mata.

2. Proses Pelapukan

Pada tahap ini, batuan beku yang sudah terbentuk akan mengalami pelapukan. Proses pelapukan sendiri bisa diartikan sebagai pengelupasan bagian batuan karena faktor eksternal. Proses ini berjalan cukup lama. Faktor yang paling berpengaruh adalah dinamika cuaca.

Batuan beku ekstrusif lebih cepat mengalami pelapukan. Batuan ini langsung bersinggungan dengan sinar matahari, suhu, kelembaban, dan tekanan dari luar. Hal ini turut mempercepat proses pelapukan dibandingkan batuan intrusif.

Proses pelapukan batuan dibedakan menjadi:

  • Pelapukan fisika yang dipengaruhi oleh suhu dan iklim.
  • Pelapukan kimiawi yang disebabkan oleh zat kontaminan kimiawi pada batuan.
  • Pelapukan organik yang disebabkan oleh senyawa organik baik berupa mikroorganisme atau tumbuhan.

3. Proses Erosi

Batuan beku ekstrusif yang sudah melapuk akan mengalami proses erosi. Batuan beku intrusif harus sampai ke permukaan bumi dulu agar bisa masuk fase erosi ini. Batuan yang sudah dilapukkan menjadi butiran kecil bisa berpindah tempat.

Erosi sendiri bisa diartikan sebagai proses terkikisnya padatan karena pengaruh air, udara, dan juga gletser. Erosi bisa mengakut material pelapukan batuan menuju ke tempat lain.

Proses erosi bisa terus terjadi asalkan masih ada materi pelapukan dan tenaga pengangkutnya tetap ada.

4. Proses Pengendapan Batuan

Material yang terbawa oleh tenaga pengerosi kemudian suatu saat akan diendapkan pada lingkungan yang baru. Semakin lama, materi akan semakin terkumpul banyak.

Lambat laun material yang menumpuk ini akan mengalami pemadatan dan kemudian mengeras.

5. Proses Sedimentasi

Semua material hasil erosi yang terkumpul di suatu tempat dan mengeras akan menjadi cikal bakal terbentuknya batuan sedimen. Proses sedimentasi ini akan menguburkan material dari batuan lama.

Kemudian saat ada air atau molekul masuk, material ini semakin kompak dan mengeras.

6. Pembentukan Batuan Metamorf

Ada batuan sedimen yang terletak di permukaan bumi. Tapi ada juga batuan sedimen yang terpendam di bawah permukaan tanah. Batuan ini akan mengalami perubahan suhu dan tekanan dalam waktu lama. Kadang aktivitas tektonik juga bisa mengangkat dan membenamkannya lagi.

Pengaruh tekanan dan suhu ekstrem di kerak bumi bisa membuat batuan sedimen berubah jadi batuan metamorf. Batuan metamorf ini memiliki ciri khas yang sangat unik.

Setiap jenis batuan metamorf memiliki mineral, bentuk kristal, dan warna yang beragam.

7. Kembali Menjadi Magma

Batuan metamorf yang terangkat ke atas permukaan biasanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Batuan ini punya nilai jual yang tinggi, apalagi untuk berbagai jenis kristal atau permata. Tapi nasib batuan metamorf yang terus terjebak dalam tanah berbeda.

Batuan metamorf yang terjebak di lapisan kerak bumi, suatu saat akan makin terbenam. Pada zona pertemuan lempeng batuan ini bisa turun ke lapisan kerak dan meleleh.

Suhu yang ekstrem pada lapisan kerak bumi akan melelehkan batuan dan akhirnya kembali jadi magma.

Jenis-Jenis Batuan

1. Batuan Beku

Berdasarkan lokasi di mana batuan ini terbentuk, batuan beku dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

  • Batuan beku dalam yang lokasi pembekuannya jauh di dalam perut bumi. Pembekuan batuan ini sangat lambat dan menghasilkan kristal dengan permukaan halus. Contohnya: granit, sienit, dan diorite.
  • Batuan beku korok yang dihasilkan dari pembekuan dekat dengan lapisan mantel/kerak bumi.
  • Batuan beku luar yang dibekukan di permukaan bumi dalam waktu cepat. Contohnya: batu apung, basalt, dan andesit.

2. Batuan Sedimen

Berdasarkan siklusnya, batuan sedimen bisa dibedakan menjadi:

  • Sedimen Klastik = proses sedimentasi batuan hanya dari siklus mekanik/fisik. Contohnya: pasir dan breksi.
  • Sedimen Kimiawi = proses pembentukannya dengan sedimentasi kimiawi. Hasil akhirnya adalah batuan sedimen dengan susunan kimia yang berbeda. Contohnya: fraternity, halid, dan gips.
  • Sedimen Organik = batuan ini dibentuk dengan proses sedimentasi organik. Contohnya: karang, gambut, dan batu bara.

Menurut lokasi di mana batuan diendapkan, batuan sedimen bisa dibedakan menjadi:

  • Batuan Sedimen Marine – laut
  • Batuan Sedimen Fluvial – sungai
  • Batuan Sedimen Terestris – daratan
  • Batuan Sedimen Limnik – rawa-rawa

3. Batuan Metamorf

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan metamorf dibedakan menjadi:

  • Metamorf Kontak = perubahan batuan dipengaruhi oleh suhu tinggi dan terletak di sekitar dapur magma. Contohnya: batu tanduk, kuarsit, dan marmer.
  • Metamorf Dinamo = perubahan batuan karena tekanan yang tinggi. Contohnya: batu sekis, sabak, dan filit.
  • Metamorf Thermal – Pneumatolitik = perubahan batuan terjadi karena gabungan suhu dan tekanan yang tinggi. Contohnya: grafit, amfibolit, dan genes.

Siklus batuan adalah dasar dalam ilmu geologi. Berdasarkan teori siklus ini, banyak ilmu geologi yang bisa diungkapkan oleh ilmuwan.

Siklus ini juga membantu menjelaskan bahwa semua materi yang ada di planet bumi saling berkaitan.

 

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 5 / 5. Vote count: 39

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close