Deskripsi: Pakaian adat Jawa Tengah, nama, makna dan jenis-jenisnya.
Pakaian adat Jawa Tengah terdiri dari beberapa bagian mulai dari baju atasan, bawahan dan aksesoris pelengkapnya.
Setiap bagian memiliki makna tersendiri yang menggambarkan sifat dan sikap orang Jawa seharusnya.
Makna Baju Adat Jawa Tengah
Baju adat merupakan salah satu bagian dari kebudayaan dan identitas suatu suku. Masyarakat Jawa Tengah pun juga memiliki pakaian adat yang syarat dengan makna filosofinya.
Setiap bagian dari baju adat Jawa Tengah memiliki arti yang berbeda.
1. Kebaya
Baju kebaya yang diperuntukkan bagi wanita Jawa memiliki arti sifat patuh, halus dan sikap lemah lembut.
Seorang perempuan Jawa sudah sepantasnya jika memiliki sifat dan sikap yang baik untuk menjaga kehormatannya dan tidak mudah disepelekan orang lain.
2. Kain Jarik
Bagian dari pakaian adat Jawa Tengah yang tidak pernah ditinggalkan adalah kain jarik. Penggunaannya digunakan sebagai bawahan dengan cara dililit ke pinggang saja.
Bagi kaum perempuan yang memakai kain jarik melambangkan sebuah batasan.
Batasan yang dimaksud bukanlah sebuah pengekangan dan pembatasan terhadap hal-hal positif, tetapi makna ‘batasan’ ini menjelaskan seorang perempuan harus dapat diatur, taat dan mudah dibimbing serta tetap lemah lembut ketika sudah menikah.
Sedangkan kain jarik yang digunakan kaum pria bermakna sebagai batasan bahwa seorang laki-laki harus mampu bertanggung jawab penuh atas kehidupannya.
Pria Jawa harus bisa menjadi seorang pemimpin yang bijaksana, baik untuk keluarga maupun lingkungannya.
3. Aksesoris
Ada banyak aksesoris tambahan untuk melengkapi baju adat Jawa Tengah.
Setiap aksesoris yang digunakan memiliki makna berbeda-beda mulai dari kesederhanaan, kebijaksanaan, kewibawaan, kepemimpinan, keindahan hingga kelestarian alam yang harus dijaga.
Jenis Jenis Pakaian Adat Jawa Tengah
Baju adat Jawa Tengah terdiri dari bawahan, atasan dan aksesoris. Pemakaian baju adat bisa untuk keseharian, acara semi formal hingga formal.
Beberapa jenis pakaian adat di Jawa Tengah di antaranya:
1. Basahan
Upacara pernikahan adalah acara yang sakral bagi masyarakat Jawa. Salah satu pilihan busana adat pengantin Jawa Tengah adalah basahan.
Model baju ini berdasar dari pakaian para putri raja di Kesultanan Yogyakarta.
2. Kebaya Jawa Tengah
Kebaya sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa yang tidak bisa dipisahkan. Baju kebaya untuk perempuan Jawa Tengah dibuat dari kain brokat maupun beludru dan difungsikan pada acara resmi.
Sedangkan jenis kebaya Jawa Tengah yang digunakan sehari-hari, biasanya terbuat dari kain nilon atau katun karena lebih nyaman dan sederhana.
Pemakaian kebaya harus dikombinasikan dengan kain jarik bermotif sesuai keinginan Anda.
Dandanan wanita Jawa Tengah yang menggunakan kebaya biasanya akan memakai sanggul untuk mempercantik bagian rambutnya.
Pada acara semi formal bisa memakai konde kecil, sedangkan untuk acara pernikahan menggunakan sanggul besar beserta tusuk kondenya.
Baca juga : Alat musik tradisional
3. Kanigaran
Pakaian adat yang dikhususkan bagi para raja disebut dengan baju kanigaran. Namun, seiring perkembangan zaman, baju ini bisa dikenakan pada acara tertentu seperti upacara pernikahan.
Baju kanigaran untuk pria menggunakan singkok dengan bentuk memanjang ke atas.
Sedangkan untuk pengantin perempuan akan menggunakan kampuh atau dodotan dan ditambah beberapa kain jarik motif biasa.
Pemakaian jarik tidak hanya sebagai lilitan di pinggang, tetapi juga sebagai selendang yang dipakai di kedua tangan bagian lekukan siku.
4. Surjan
Pakaian dengan motif lurik dan tekstur kainnya kasar disebut dengan baju surjan. Baju ini digunakan untuk acara sehari-hari bagi kaum pria.
Selain itu, surjan bisa dipakai oleh para bangsawan, abdi dalem maupun masyarakat biasa.
Motif surjan tidak hanya berupa lurik vertikal saja, tetapi ada juga motif kembang dengan warna-warna cerah.
Jenis motif yang demikian biasanya lebih disukai anak muda karena tampak unik, estetik dan tetap memiliki sisi kebudayaan.
5. Beskap
Para pria Jawa harus lebih bersyukur karena pilihan baju adat yang bisa dikenakan cukup banyak, salah satunya beskap.
Beskap memiliki kancing hidup di bagian depan dengan kerah berdiri, sehingga sangat cocok untuk acara formal.
Beskap akan dipadukan dengan bawahan celana panjang dan jarik batik, kemudian ditambah aksesoris keris dan arloji emas.
Beskap sendiri terbagi atas 4 jenis yakni gaya Solo, Landung, gaya Jogja dan gaya Kulon.
6. Jawi Jangkep
Baju jawi jangkep merupakan pakaian khusus pria yang terdiri dari atasan beskap motif bunga dan kain jarik sebagai bawahannya.
Baju ini digunakan ketika acara semi formal hingga formal dengan tambahan aksesoris seperti blangkon, sandal selop, keris hingga bunga melati.
7. Aksesoris Tambahan Baju Adat Jawa Tengah
Jarik
Jarik merupakan sebuah kain bermotif khas Jawa Tengah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari di masa lampau.
Tetapi, di zaman yang sudah bergeser ini membuat kain jarik hanya digunakan ketika acara khusus seperti pernikahan, festival hingga karnaval.
Dodot atau Sinjang
Yaitu kain batik yang digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah. Ukuran dodot ini cukup panjang. Namun, pada zaman sekarang ini penggunaan dodot sudah jarang ditemui pada masyarakat Jawa Tengah.
Kemben
Pakaian Adat Jawa Tengah lengkap untuk wanita pasti disertai kemben. Fungsi dari kemben ini sebagai penutup bagian dada wanita.
Cara menggunakan kemben cukup dililitkan dari bagian dada hingga pinggul atau memilih kemben instan yang menggunakan resleting.
Stagen
Pelengkap lain dari baju adat Jawa Tengah adalah stagen. Fungsi utama dari stagen ini adalah memastikan jarik yang dililit terpasang dengan rapat dan tidak mudah jatuh.
Selain itu, penggunaan stagen juga bisa membuat tampilan perut Anda menjadi lebih rata.
Tapih Pinjung
Cara menggunakan kain tapih pinjung adalah dengan dililitkan di bagian pinggang dari arah kiri ke kanan.
Tapih pinjung berfungsi untuk menutupi lilitan stagen, sehingga pakaian tampak lebih rapi. Bahan kain pelengkap ini dari jarik bermotif batik.
Kuluk
Berbeda halnya dengan blangkon yang bisa digunakan oleh semua kalangan masyarakat, penutup kepala bernama kuluk hanya diperuntukkan bagi seorang raja.
Namun, saat ini ada pergeseran fungsi, sehingga kuluk boleh digunakan untuk para pengantin pria yang sedang menikah.
Blangkon
Ciri khas dari masyarakat Jawa salah satunya adalah blangkon. Aksesoris penutup kepala yang digunakan oleh kaum pria.
Blangkon terbuat dari kain yang dililit dan memiliki corak motif batik. Bagian belakangnya, ada sebuah tonjolan bernama mondolan.
Blangkon melambangkan adanya perkembangan Islam di tanah Jawa, khususnya Jawa Tengah. Satu mondolan di belakang mengartikan jika setiap umat beragama hanya menyembah satu Tuhan.
Sedangkan tambahan 2 ikatan di samping mondolan menjadi simbol 2 kalimat syahadat.
Keris
Senjata dari Jawa Tengah yang masih ada hingga sekarang adalah keris. Saat ini, keris sudah tidak lagi digunakan untuk perang, tetapi menjadi aksesoris pelengkap untuk pakaian Adat Jawa Tengah.
Ketika acara pernikahan, sang mempelai pria akan membawa keris yang diletakkan di pinggang belakang.
Letak keris harus sedikit dimiringkan agar tidak mudah jatuh saat melaksanakan rangkaian adat upacara pernikahan.
8. Batik Khas Jawa Tengah
Kain batik sudah menjadi identitas masyarakat Jawa sejak zaman para leluhur. Kain batik khas Jawa Tengah terdiri dari berbagai motif yang bisa Anda pilih dengan bebas.
Batik dibuat dengan cara ditulis manual atau cap. Ragam motif kain batik yang sering digunakan adalah:
- Truntum
- Cakar Ayam
- Sido Wirasat
- Kawung Picis
- Parang Kusumo
- Kawung
Menggunakan pakaian adat Jawa Tengah di acara tertentu dengan sukarela merupakan salah satu cara untuk menghargai dan melestarikan warisan para leluhur.
Selain itu, melestarikan pakaian adat akan membuat Indonesia tetap menjadi negara penuh keanekaragaman yang kaya identitas.
Baca juga : Rumah adat terpopuler di indonesia