Pengertian Terumbu Karang dan Manfaatnya

Terumbu karang atau coral reef menyediakan habitat bagi berbagai macam kehidupan laut, termasuk berbagai ubur-ubur, tiram, kerang, kepiting, bintang laut, bulu babi, dan banyak spesies ikan.

Coral reef juga terkait secara ekologis dengan bakau dan dataran lumpur di dekatnya. Salah satu alasan mengapa coral reef sangat dihargai adalah karena menjadi pusat kegiatan biota laut.

Jadi, bisa dibayangkan bukan jika benda satu ini mulai punah keberadaannya? Apa yang akan terjadi pada kehidupan bawah laut?

Pengertian terumbu karang

Terumbu karang atau coral reef

Pengertian Terumbu Karang

Terumbu karang adalah nama yang diberikan untuk sebuah “formasi geologi”, yang naik hampir ke permukaan laut, dibangun dalam waktu yang lama, lapis demi lapis oleh kerangka berkapur yang diciptakan dari karang.

Aktivitas ekologi karang dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk makhluk lain yang hidup berdampingan di kawasan tersebut dan kandungan nutrisi airnya. Banyak coral reef yang dapat dilihat di dunia.

Setidaknya coral reef telah ada selama lebih dari 5.000 tahun. Coral reef muncul di lebih dari 100 negara dan total luasnya dikatakan melebihi 600.000 kilometer persegi.

Secara garis besar, ada tiga jenis formasi yang terumbu karang, yakni:

1. Karang Tepi

Karang tepi (fringing reef) adalah formasi di mana coral reef menempel ke pantai.

Ketika tanah tercipta oleh letusan gunung berapi di bawah laut atau gerakan tektonik di lingkungan laut, maka gerakan ini menciptakan pertumbuhan karang.

Karang membentuk dirinya sendiri di daerah laut yang dangkal dan mengelilingi tanah ini. Coral reef memanjang ke luar karena terus tumbuh dan mengelilingi pulau.

2. Karang Penghalang

Terumbu penghalang adalah formasi yang mana coral reef dipisahkan dari pantai oleh laut dangkal (laguna) sedalam puluhan meter.

Coral reef tepi yang terekspos ke laut luar berkembang menjadi terumbu penghalang ketika dalam jangka waktu yang lama pulau atau daratan tersebut tenggelam lebih rendah dari permukaan laut karena pergerakan di kerak bumi atau kenaikan permukaan laut.

3. Atol

Atol adalah suatu kondisi pulau tenggelam seluruhnya di bawah permukaan laut sehingga yang tersisa hanyalah coral reef yang membentuk rangkaian pulau berbentuk cincin.

Pulau-pulau kecil dapat terbentuk sebagai hasil dari penumpukan pasir di atas karang. Nah, atol ini kebanyakan bisa ditemukan di Maladewa dan Kepulauan Marshal yang ada di negara Oseania.

Manfaat Terumbu Karang

Coral reef terkenal karena keindahan dan warnanya yang cerah. Selain itu, coral reef perannya sangat penting, baik secara ekologis maupun dari faktor ekonomi.

Berikut adalah beberapa manfaat dari adanya coral reef:

1. Keanekaragaman Hayati

Coral reef adalah rumah bagi seperempat spesies laut di planet ini. Tanpa kehadirannya, maka kehidupan spesies laut akan terancam.

Baca juga: Keanekaragaman Hayati, Pengertian dan Tingkatannya

2. Keamanan Pangan

Di seluruh dunia, coral reef memainkan peran penting dalam menyediakan makanan bagi lebih dari 500 juta orang yang tinggal di atau dekat pantai.

3. Memberi Pelindungan

Terumbu karang berfungsi sebagai penghalang laut alami yang melindungi masyarakat pesisir dari gelombang berdampak tinggi selama badai tropis, angin topan dan tsunami.

4. Obat

Komponen obat yang penting telah ditemukan pada beberapa spesies laut yang menghuni coral reef. Jadi, bisa dibilang kehadiran coral reef ini sangatlah bermanfaat dalam setiap sektor kehidupan.

Ekosistem Terumbu Karang

Nah, ribuan spesies karang sendiri telah ditemukan ekosistemnya, beberapa hidup di laut tropis yang hangat, dangkal, dan lainnya di samudra yang dingin dan dalam.

Ya, batu ini hidup di perairan samudra yang jauh lebih dalam atau lebih dingin dan kekurangan zooxanthellae.

Tidak seperti jenis air dangkal yang sangat bergantung pada fotosintesis untuk menghasilkan makanan, karang laut menyerap plankton dan bahan organik untuk sebagian besar kebutuhan energinya.

Di perairan dangkal, karang pembentuk terumbu memiliki hubungan simbiosis dengan ganggang fotosintetik yang disebut zooxanthellae, yang hidup di jaringannya.

Karang menyediakan lingkungan yang terlindungi dan senyawa yang dibutuhkan zooxanthellae untuk fotosintesis.

Persebaran Terumbu Karang di Indonesia

Persebaran terumbu karang di Indonesia sangat beragam dan hampir ada di seluruh pulau Negara ini. Berikut adalah peta persebaran coral reef di Indonesia:

  • Sepanjang pantai timur kawasan Sumatra
  • Kalimantan Selatan
  • Kalimantan Barat
  • Pulau Jawa bagian utara
  • Maluku
  • Bali
  • Nusa Tenggara Timur
  • Nusa Tenggara Barat
  • Papua

Baca juga: Jenis-Jenis Terumbu Karang yang Ada di Indonesia

Dampak Kerusakan Terumbu Karang

Para ilmuwan memperkirakan bahwa 75% karang di dunia terancam punah dan setidaknya 10% telah mati.

Ya, coral reef menghadapi banyak ancaman, mulai dari pembangunan pesisir, pengerukan, penggalian, praktek penangkapan ikan dan peralatan yang merusak seperti jangkar serta landasan kapal.

Kerusakan karang juga diakibatkan pada polusi yang berasal dari darat kemudian menyebar ke perairan pesisir. Sedimentasi dari pembangunan pesisir, limpasan air hujan perkotaan, dan pertanian juga turut mempengaruhi kerusakan.

Sedimen yang mengendap di terumbu dapat mengganggu kemampuan karang untuk makan, tumbuh, dan bereproduksi.

Berikut adalah dampak dari rusaknya coral reef.

1. Ikan Kehilangan Tempat Berlindung

Perusakan terumbu dapat mengurangi keanekaragaman hayati. Ikan-ikan ini tidak mempunyai tempat untuk berlindung akibat kerusakan yang terjadi.

Jika karang rusak, maka alga dan tumbuhan lainnya pun tidak bisa tumbuh di terumbu. Akibatnya, ikan dan spesies lainnya tidak memiliki habitat dan tempat untuk berlindung.

2. Spesies Laut Mudah Terkena Racun

Sampah seperti kantong plastik, botol, dan alat tangkap yang terbuang yang masuk ke laut dapat mudah larut ke dalam laut karena tidak sampah laut tidak tersangkut di coral reef.

Plastik dan mikroplastik dapat dikonsumsi oleh ikan, penyu, dan hewan lainnya, menghalangi saluran pencernaan dan berpotensi menimbulkan racun.

3. Keasaman Laut Berkurang

Setiap tahun, lautan menyerap sekitar seperempat karbon dioksida yang dipancarkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara, dan gas alam). Sejak Revolusi Industri, keasaman laut telah meningkat sekitar 30%, 10 kali lipat dari yang terjadi sebelumnya selama jutaan tahun.

Peningkatan keasaman laut (diukur dengan nilai pH yang lebih rendah) mengurangi ketersediaan garam dan ion terlarut yang dibutuhkan karang untuk membentuk struktur kalsium karbonat.

Jika pengasaman menjadi parah, kerangka karang sebenarnya bisa larut.

Jika karang rusak karena limpasan aktivitas manusia di darat, maka hal itu dapat menyebabkan peningkatan keasaman di perairan pantai dan memperburuk efek pengasaman laut.

4. Pemutihan Karang

Logam, seperti merkuri, dan bahan kimia organik, seperti polychloro biphenyls (PCBs), oxybenzone dan dioxin, diduga mempengaruhi reproduksi karang, laju pertumbuhan, pemberian makan, dan respons defensif.

Ketika karang terlalu panas, batu ini akan bereaksi terhadap tekanan dengan mengeluarkan alga sehingga mengakibatkan pemutihan karang.

Akibatnya, keanekaragaman hayati akan berkurang jika karang mengalami pemutihan karena itu mempengaruhi keelokan dan fungsinya.

Begitu pentingnya kehadiran coral reef ini dalam kehidupan di bumi. Ada baiknya jika saat ini manusia mulai menyadari untuk tidak membuang sampah secara sembarangan, terlebih ketika di pantai maupun laut.

Dengan satu langkah kecil saja, maka Anda sudah bisa menyelamatkan kehidupan terumbu karang dan biota laut lainnya.

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close