Banyak orang yang masih penasaran tentang bagaimana sebenarnya proses terjadinya pelangi. Seperti yang diketahui bersama, pelangi merupakan fenomena alam indah yang sering ditunggu oleh banyak orang.
Pelangi adalah meteorologi yang memiliki warna-warni indah sejajar yang ada di langit. Pelangi terbentuk karena adanya proses pembelokan cahaya yang disebut dengan pembiasan.
Proses pembiasan ini terjadi secara terstruktur dan menghasilkan warna indah.
Proses Terjadinya Pelangi
Proses terjadinya pelangi bisa dikatakan cukup sederhana, yaitu dihasilkan dari pembiasan cahaya matahari yang terkena air hujan. Hal inilah yang membuat pelangi selalu muncul setelah hujan.
Pelangi hanya bisa dilihat pada saat hujan yang disertai cahaya matahari. Posisi pengamat juga akan mempengaruhi bagaimana pelangi bisa terbentuk dan dilihat oleh mata telanjang.
Sudut pandang pengamat, busur pelangi dan sinar matahari akan membentuk garis lurus sehingga terjadilah proses pembiasan dan bisa dilihat dalam bentuk warna pelangi yang indah.
Untuk lebih jelas mengenai bagaimana pelangi dapat terbentuk, simak beberapa prosesnya sebagai berikut.
1. Pembiasan Sinar Matahari
Pelangi terbentuk akibat adanya pembiasan cahaya matahari yang dibelokkan dan berpindah tempat ke arah lain dan melewati tetesan air yang ada pada atmosfer.
2. Cahaya Matahari Melewati Tetesan Air
Ketika cahaya matahari mulai melewati tetesan air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan sehingga terbentuklah warna-warna yang terpisah dengan indah.
3. Pembelokkan Cahaya
Setiap warna yang dihasilkan akan dibiaskan lagi pada sudut yang berbeda, sehingga membentuk kombinasi warna pelangi yang indah dan berwarna-warni.
4. Warna Pelangi Terbentuk
Warna yang pertama kali dibiaskan adalah warna ungu, sedangkan yang terakhir adalah warna merah. Warna lainnya akan menyusul dalam urutan jingga, kuning, hijau, biru dan nila.
Saat semua warna telah dibiaskan maka akan terbentuklah warna pelangi secara utuh. Peristiwa tersebut dapat terjadi karena adanya geometri optik dalam proses penguraian warna.
Jenis-Jenis Pelangi
Proses terjadinya pelangi merupakan fenomena keindahan alam yang harus dipelajari. Bukan hanya enak dipandang saja, pelangi juga dapat membawa kebahagian serta ketenangan bagi yang melihatnya.
Warna pelangi yang beragam dan indah membuat banyak orang menyukainya, bahkan munculnya pelangi menjadi salah satu momen yang paling ditunggu banyak orang.
Ternyata pelangi bukan hanya terdiri dari satu jenis saja, terdapat beberapa jenis pelangi yang sering muncul di langit. Berikut penjelasannya.
1. Pelangi Satu Warna
Pelangi satu warna umumnya terjadi pada sore hari dan memiliki sebutan pelangi merah. Pelangi ini terjadi saat ada hujan di antara terbit dan tenggelamnya matahari.
Keadaan ini membuat gelombang cahaya yang dihasilkan lebih pendek sehingga warna hijau dan biru akan terpecah dan hilang dari spektrum warna.
Hasil pemecahan tersebut akan menghasilkan pelangi satu warna yang indah dan termasuk dalam fenomena langka.
2. Pelangi Kabut
Pelangi ini terjadi karena lengkungan bias cahaya pelangi karena kabut. Pembiasan hanya terjadi pada bagian medium butiran awan atau kabut.
Warna pelangi kabut yang akan muncul biasanya akan memiliki warna merah lembut di bagian luar dan warna biru pada bagian dalamnya.
Warna pelangi yang tampak pada jenis pelangi ini cenderung akan lebih redup karena lengkungan pada masing-masing warna semakin besar, sehingga warna pelangi akan menumpuk antara satu dengan yang lainnya.
Jenis pelangi ini umumnya akan muncul di daerah sekitar perairan yang menjadi tempat pertemuan udara dan air dingin.
3. Pelangi Sirkular
Pelangi ini sering disebut dengan pelangi lingkaran karena bentuknya yang menyerupai lingkaran penuh di langit serta udara.
Konsep dasar pelangi ini memang berbentuk lingkaran, namun sebagian manusia hanya melihat lengkungannya saja.
Hal tersebut terjadi karena posisi mata saat memandang berada sejajar dengan tanah atau di atas dataran rendah, sehingga manusia tidak bisa melihat pembiasaan cahaya yang berada pada sisi setengah lengkungan lagi.
Di sisi dataran tidak ada butir air sehingga hanya tampak cahaya pelangi dan tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran.
Jenis pelangi ini hanya tampak pada ketinggian tertentu seperti pada bukit, lereng, gedung, gunung, dan dataran tinggi lainnya.
Ketika jarak untuk melihat cukup luas dan butiran hujan telah cukup, maka akan memberikan kemungkinan cahaya akan membias secara sempurna hingga membentuk lingkaran penuh.
4. Pelangi Bulan
Jenis pelangi ini umumnya terjadi pada malam hari. Proses pembiasan yang terjadi sama dengan pembiasan pelangi yang terjadi pada siang hari, namun yang membedakan adalah cahaya yang dibiaskan lebih redup.
Hal tersebut terjadi karena penerangan hanya bersumber dari cahaya bulan. Pelangi ini akan muncul dengan warna yang lengkap, namun mata manusia tidak cukup sensitif.
Sehingga tidak bisa menangkap seluruh warna dengan baik dan hanya melihat warna putih saja.
Kurangnya cahaya pada malam hari membuat proses pembiasan pembentukan pelangi ini membutuhkan waktu yang lama.
5. Pelangi Ganda
Pelangi ini terbentuk dari proses pembiasan yang terjadi berkali-kali pada butiran hujan, sehingga dapat menghasilkan warna pelangi yang kedua atau ketiga pada bagian permukaan luar pelangi.
Dengan adanya proses pembiasan ganda ini, hasil dari pelangi akan berkebalikan warna dari urutan pelangi yang ada di bawahnya.
Jenis pelangi ini muncul dalam 2 lapisan warna dengan urutan yang saling berlawanan, sehingga terlihat sangat unik dan menarik.
Namun sayangnya jenis pelangi ini cepat memudar karena sisi luar menggunakan butiran air yang lebih luas, sehingga membuat banyak cahaya yang tidak terbiaskan.
Hal tersebut membuat pelangi utama akan terlihat lebih kecil daripada yang kedua, ketiga dan seterusnya.
6. Pelangi Ekstra Warna
Pelangi ekstra warna dapat terbentuk karena adanya pembiasan cahaya yang berada pada jalur butiran air yang berbeda di area sekitar pelangi utama.
Butiran air akan terbawa oleh sedikit angin sehingga menyebabkan penambahan ekstra pada bagian warna pelangi.
Jenis pelangi ini disebut dengan ekstra warna karena dalam komponen warnanya terdapat warna tambahan yaitu nila atau hijau.
Pada sisi dalam pelangi ini akan terlihat warna bertumpuk yang terdiri dari beberapa warna pelangi halus, sedangkan pada bagian luarnya akan terlihat ekstra warnanya.
Umumnya warna ekstra yang sering muncul pada pelangi ini adalah hijau, nilai dan ungu.
7. Pelangi Kembar
Pelangi kembar muncul saat terjadinya pembiasan cahaya pada pelangi terhadap butiran air hujan memiliki ukuran berbeda. Ketika air hujan jatuh dari langit, akan terlihat perbedaan ukurannya.
Hal tersebut terjadi karena adanya tekanan udara yang berbeda pada sebuah iklim. Sedangkan butir air hujan yang lebih besar akan menjadi lebih rata ketika terkena tekanan udara.
Ketika dua hujan dengan ukuran butir air yang berbeda terjadi pada saat yang bersamaan, maka akan terbentuklah pelangi kembar.
Jenis pelangi ini termasuk dalam kategori langka dan jarang muncul. Pelangi kembar terlihat karena adanya pembiasan yang mampu menciptakan beberapa pelangi yang berbeda dan sejajar.
Proses terjadinya pelangi melalui pembiasan mampu menghasilkan variasi serta keindahan yang berbeda-beda. Pembiasan yang terjadi umumnya harus melewati proses yang bertahap hingga mampu menghasilkan warna pelangi yang indah.
Baca juga Selain Bumi, Beberapa Tempat Luar Angkasa Ini Alami Hujan, Salah Satunya Matahari?