Deskripsi: Pengertian dan sejarah Tari Sajojo, daerah asal, makna, gerakan, dan properti.
Tidak hanya kekayaan alamnya saja, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang kaya akan keragaman budayanya.
Salah satu tarian populer dan menjadi ciri khas masyarakat Papua yaitu tari Sajojo. Untuk mengetahui tarian ini secara lebih lengkap, mari simak penjelasan berikut ini.
Daerah Asal Tarian Sajojo
Tari Sajojo merupakan tarian tradisional yang berasal dari pulau paling timur Indonesia alias Papua. Tarian yang tergolong tari pergaulan ini memiliki gerakan yang khas, energik, dan penuh semangat.
Tarian ini bebas dibawakan oleh siapa saja, baik pria maupun wanita tanpa ada batasan usia.
Pada awalnya, tarian Sajojo ini hanya dipentaskan untuk melengkapi acara seremoni adat di kalangan masyarakat Papua.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini mulai digunakan untuk ajang penyambutan tamu terhormat yang berkunjung ke Papua dan berbagai acara budaya lainnya.
Makna Tari Sajojo
Makna yang terkandung dalam tarian Sajojo ini dapat dilihat dari lirik lagu iringannya.
Nama tarian Sajojo diambil dari lagu berjudul Sajojo yang menceritakan tentang seorang gadis desa yang didambakan dan dikasihi oleh keluarganya, serta para pria di desanya.
Tarian yang dilakukan secara berkelompok ini menggambarkan kekompakan, semangat kebersamaan, dan gotong royong di kehidupan masyarakat Papua.
Dibandingkan tarian tradisional lainnya, tarian Sajojo memiliki keunikan tersendiri yaitu sebagai berikut.
1. Bebas Ditarikan oleh Siapa Saja
Salah satu keunikan dari tarian Sajojo ini yaitu bebas dibawakan oleh siapa saja, baik oleh pria maupun wanita tanpa mengenal batas usia.
Tarian yang mengangkat tema kebahagiaan dan semangat kebersamaan ini sangat fleksibel, bebas, dan tidak memiliki aturan yang mengikat.
2. Bisa Ditampilkan dalam Skala Besar
Karena tidak adanya peraturan yang mengikat, tarian ini bisa dilakukan dalam kelompok yang besar yaitu mulai dari 5 sampai puluhan orang.
Dari kebiasaan masyarakat Papua yang suka berkumpul, tarian ini bisa dilakukan dalam skala besar sehingga lebih meriah.
Sejarah Tarian Sajojo
Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kalinya tarian Sajojo ini tercipta. Namun, tarian khas Papua yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1990.
Menurut sumber sejarah yang ditemukan, nama tarian ini diambil dari lagu berjudul Sajojo yang sekaligus menjadi lagu iringannya.
Lirik yang terkandung dalam lagu Sajojo ini menggambarkan tentang seorang gadis cantik alias kembang desa yang diidam-idamkan oleh keluarga dan para pria di desa tersebut.
Meski begitu, gerakan pada tarian ini tidak terlalu menggambarkan makna dari lirik lagunya.
Gerakan tarian Sajojo cenderung dinamis dan energik menyesuaikan dengan irama lagu yang menggambarkan keceriaan dan semangat masyarakat.
Karena dilakukan secara berkelompok, gerakan dan ekspresi para penari tarian Sajojo akan terlihat harmonis dan kompak.
Pola Lantai Tarian Sajojo
Dalam mementaskan tarian Sajojo, pola lantai yang digunakan yaitu pola lantai garis lurus dan pola lantai garis lengkung.
Untuk pola lantai garis lurus, para penari akan membentuk formasi menyerupai bentuk huruf V, berdiri sejajar secara horizontal, dan berbaris (vertikal).
Sementara itu, para penari juga menggunakan pola garis lengkung membentuk formasi lingkaran.
Agar gerakannya semakin menarik dan kompak, tarian Sajojo diiringi dengan lagu berjudul Sajojo dan alat musik pengiring seperti tifa, biola, keyboard, dan gitar.
Gerakan Tarian Sajojo
Gerakan pada tari Sajojo terfokus pada hentakan kaki dan loncatan yang dilakukan oleh para penarinya.
Ada berbagai macam variasi gerak dalam tarian Sajojo, karena tarian ini memang bebas dan fleksibel tanpa ada patokan dan aturan yang mengikat.
Dengan begitu, gerak pada tarian Sajojo ini dapat dikreasikan sendiri. Berikut ini beberapa langkah gerakan dasar yang sederhana pada tarian Sajojo:
- Posisi awal untuk memulai gerakan tarian Sajojo yaitu dari bawah dengan posisi setengah berdiri dan setengah duduk.
- Ketika lagu iringan dimulai, penari mulai berdiri dan melompat ke arah depan dan ke belakang. Saat melompat ke depan, tangan dalam keadaan terbuka dan diarahkan ke depan. Sementara itu, saat melompat ke belakang, tangan diarahkan ke bawah.
- Lakukan gerakan di atas secara berulang-ulang hingga lirik Sajojo dinyanyikan.
- Langkah selanjutnya yaitu melompat ke kanan dan melompat lagi ke posisi semula, kemudian tepukkan tangan sebanyak 2 kali.
- Berjalan maju dan mundur sebanyak 4 kali sambil menggerakkan tangan ke kanan dan ke kiri.
- Ulangi gerakan di atas selama beberapa kali, setelah itu membuat formasi lingkaran dan kaki dihentakkan sambil berputar mengelilingi lingkaran.
Properti Penari Sajojo
Sebelum membicarakan mengenai kostum dan properti yang digunakan, Anda harus mengetahui riasan yang digunakan oleh para penari Sajojo.
Masyarakat Papua sangat identik dengan riasan wajah berwarna putih di bagian mata, pipi, dan hidung.
Selain itu, para penari juga menggunakan beberapa riasan lain seperti bedak, lipstik, alis, eye shadow, dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan pentas.
Untuk busana dan aksesori yang dikenakan juga tidak jauh berbeda dari tarian Papua lainnya. Berikut ini kostum dan properti penari Sajojo.
1. Lukisan Khas Papua
Dalam pementasan tari Sajojo, para penari pria akan bertelanjang dada.
Meski begitu, badan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja sehingga dibubuhkan lukisan khas Papua berupa motif flora dan fauna.
Tidak hanya di badan saja, lukisan ini juga dibubuhkan di wajah, tangan, dan kaki para penari.
Hal ini juga berlaku untuk para penari wanita juga.
Hanya saja seiring perkembangan zaman, para penari wanita mulai menggunakan kain atau baju untuk menutup bagian dada, sehingga bagian yang dilukis hanya wajah, tangan, dan kaki.
2. Rok Rumbai
Salah satu yang menjadi ikon dari busana tari Sajojo yaitu rok rumbai yang sangat identik dengan masyarakat Papua.
Rok rumbai merupakan kostum wajib yang harus dikenakan oleh penari pria maupun wanita untuk menampilkan ciri khas dan keunikan tarian ini.
Rok rumbai yang dikenakan di pinggang hingga lutut ini terbuat dari daun rumbia, daun sagu kering, atau ijuk yang melambangkan kedekatan masyarakat setempat dengan alam.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, rok rumbai dibuat menggunakan tali rafia warna-warni.
Baca juga: Pakaian adat Papua
3. Penutup Kepala
Untuk menutup bagian kepala, para penari Sajojo akan mengenakan penutup kepala yang bentuknya mengandung unsur alam.
Penutup kepala ini terbuat dari kayu halus, bulu burung, ijuk, atau daun sagu yang dibentuk melingkar sesuai dengan ukuran kepala penari.
4. Senjata
Dalam menarikan tarian ini, para penari Sajojo juga akan menggunakan properti pendukung berupa senjata khas Papua seperti busur panah atau tombak.
Meskipun properti ini tidak wajib, namun kehadirannya dapat mempertegas gerakan dan menonjolkan nilai tradisional masyarakat Papua.
5. Kalung
Untuk menunjang penampilan, para penari juga menggunakan kalung yang terbuat dari kayu, batu, kerang, tulang, atau gigi binatang.
Bahan-bahan ini akan dibentuk menjadi liontin yang menyerupai ikon-ikon khas Papua seperti patung asmat, rumah honai, burung cendrawasih, dan lain-lain.
6. Gelang
Selain kalung, penari Sajojo juga mengenakan gelang rumbai di tangan dan kaki yang terbuat dari ijuk, daun sagu kering, rumbia, atau tali rafia.
Penjelasan mengenai tari Sajojo di atas dapat dijadikan sebagai referensi dan tambahan ilmu untuk semakin mengenal budaya Indonesia.
Tidak hanya populer di Indonesia saja, tarian Sajojo ini bahkan sudah dikenal hingga ke mancanegara.
Baca juga: Tempat Wisata Terbaik di Papua