Puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh rima, irama dengan penyusunan bait serta barisnya yang tampak indah dan juga penuh dengan makna.
Hal inilah yang membuat puisi banyak digunakan oleh sebagian orang untuk mengungkapkan perasaannya. Ada beberapa jenis puisi. Salah satunya yakni puisi bebas.
Nah, puisi bebas ini bisa diisi dengan menggunakan beberapa tema. Namun, yang akan dibahas disini adalah puisi hujan. Pastinya Kamu sering kali menemukan puisi dengan tema satu ini bukan?
Contoh Puisi tentang Hujan
Hujan memang menjadi salah satu objek puisi yang tepat yang banyak digunakan untuk membuat sebuah karya sastra yang indah.
Di bawah ini ada beberapa contoh dari puisi hujan yang bisa Kamu simak.
Puisi Tentang Hujan Pertama
#1. Hujan di Bulan Juni
Karya: Prof. Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar
Pohon bunga itu
Puisi Tentang Hujan Kedua
#2. Hujan dan Namamu
Karya: E. Natasha
Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa
Benak menyapa raut wajah yang nyaris tenggelam
Dalam lautan mimpi sang penghirup malam
Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia
Dia yang mencoba membaca arah
Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara
Berdiri sendiri mencoba mengenal suara kerinduan
Adakah dia disana masih terpaku menatap kenangan
Kemana kau akan berlari
Melepas pagi dan mencoba memutar mentari
Apakah kau masih terlelap dan terus bermimpi
Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi
Kenangan hujan memanggilmu dan tetap memanggil namamu
Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu masa lalu
Bulan disana masih merindukanmu
Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu
Puisi Tentang Hujan Ketiga
#3. Setetes Kenangan dalam Hujan
Karya: Tarisya Widya Safitria
Dulu
Saat semburat merah jingga nan elok
Saat gumpalan kapas gelap bersanding bersama cakrawala
Tetes kehidupan jatuh serentak
Memborbardir ribuan kilometer lahan
Impresi menguap di atas tanah
Larut bersama wewangian hujan
Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan
Tersemat manis indahnya janji masa depan
Penuh kebahagiaan semu berselimut basah
Kini,
Beradu dengan nestapa
Menatap seruan hina yang menyayat jiwa
Menusuk hingga rindu menyeruak keluar
Dengan satu tarikan nafas gusar
Puisi Tentang Hujan Keempat
#4. Kenangan di Basah Hujan
Karya: Rayhandi
Di basah itu memori tersangkut
Menyanyut ingat membara baying
Terlihat warna di pucuk mata
Kurasa memori menari bernyanyi berputar
Masih teringat olehku
Kenyataan yang menggenggam
Hangat menguat melawan dingin
Terbawa sampai ke ulu hati
Aku tak ingin melupa
Rasa di bidang merah masih menyenja
Di baying barat rasa itu kugantung
Bersama hujan ia melebur
Hujannya deras terasa
Merangkak mencari celah
Batu keras memukulku
Terngiang ingin mengapak
Aku belum larut menjadi abu
Aku masih menjadi ingatan yang takkan raib
Menjadi sepertiga kenangan yang hidup di hujan malam
Aku masih menjadi cerita untuk hari ini dan selamanya
Puisi Tentang Hujan Kelima
#5. Musim Hujan
Karya: Rayhandi
Disini kasih
Berbalut selimut menghangat raga
Dingin terasa hingga sampai ke tangan
Merambah mencari celah
Hujan kali ini begitu berbeda
Berbeda karena di ujung malam
Sepi mencekam bosan
Bermain kantuk membutakan mata
Aku masih disini
Masih menjadi beku yang tak hangat
Terasa sesak tatkala tertatap
Mungkin dingin menjadi penawar
Atap dan daun rimbun jadi saksi
Bahwa bening mencumbu hijau
Terlarut basah meninggal subur
Penawar di musim kemarau
Puisi Tentang Hujan Keenam
#6. Hujan dan Kebersamaan
Karya: Dedik B
Hujan ini mengingatkanku pada angan
Pada kebersamaan pernah kita jalankan
Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan
Melalui kertas putih tak diharapkan
Langit terasa gelap mencekam
Air berjatuhan tanpa memberi kesempatan
Hawa dingin menusuk pori-pori badan
Semangat tetap tak terbantahkan
Ada yang tidur dengan kesakitan
Ada yang merenung dengan kesendirian
Ada yang ragu dalam penyampaian
Ada pula cinta dalam kebersamaan
Kasih ku tatap mata tajam
Ada kerinduan terlalu dalam
Seperti tanah gersang merindukan hujan
Kasih bila hujan telah tiada
Adakah kebersamaan kita tetap terjaga?
Setiap peristiwa melahirkan suka dan duka
Dan menjadi penyebab guncangan jiwa
..
Puisi Tentang Hujan Ketujuh
#7. Hujan
Karya: Nalaili
Ditengah lelap tidurku
Aku terbangun akan suara petir yang bergemuruh
Angin mulai berdesir menderuh
Hawa sejuk mulai menyergap tubuh
Butiran itu kembali jatuh
Dari awan yang mulanya biru
Menarik penasaran dalam perasaan
Melihat daun dan dahan yang berbasahan
Seakan mengembalikan puing-puing kenangan
Yang dulu terjadi pada saat bersamaan
Juga secercah harapan
Dari-Nya
Tuhan menghantarkan pesan
Agar kesalahan di masa yang telah sudah
Tak berulang saat mentari kembali menyapa
Bukan hanya teguran namun juga pengajaran
Karena sejatinya matahari dan hujan
Adalah bahan untuk melukis pelangi yang indah
Puisi Tentang Hujan Kedelapan
#8. Memory Hujan
Karya: Arek Ndeso
Hujan
Oh, hujan
Engkau bagiku
Ingatan kenanganku
Mengapa aku selalu teringat
Kenangan manisku
Kenangan waktu-waktu yang terlewat
Oh hujan
Engkau memory, memory
Yang tak pernah hilang
Hingga sampai aku bisa mengingatnya kembali
Hujan,
Engkaulah kehidupan dunia
Meneteskan air, mengalir
Hingga mengalir di fikiranku
Oh hujan,
Mengapa aku tersenyum
Saat engkau turun dan juga sedih
Saat engkau turun bagaikan kenangan
Memory yang hilang
Hujan
Tetapi sesaat, aku juga teringat
Akan kenangan-kenangan yang membuatku
Merasa sedih, kesal
Tetapi aku menyalahkanmu wahai hujan
Karena engkau adalah memory
Yang kembali kepada diriku
Puisi Tentang Hujan Kesembilan
#9. Tangisan Langit
Karya: PMS
Kaki-kaki kecil berlarian
Di atas genangan air yang banyak
Wajah-wajah mereka memandang langit
Yang sedang menangis pilu
Mengundang nikmat yang tak bisa dibeli dengan uang
Rintik-rintiknya mengenai wajah mereka
Bukan berlindung tapi malah menari
Suara tertawa mereka terdengar menyenangkan
Angin mengikuti kesenangan mereka
Membuat badan menggigil
Tapi, mereka tidak peduli
Tetap bersenang-senang
Angin dan air adalah perpaduan yang menakjubkan
Kadang mengakibatkan bencana
Dan kadang pula menjadi nikmat
Semua tergantung kita mengartikan tangisan langit
Tidak bisa membayangkan
Langit tak mengis
Tak bisa membayangkan
Tanah-tanah menjadi kering
Juga tak bisa membayangkan
Rumah-rumah ditamui air
Benar kata orang
Pandailah mengolah tangisan air
Di atas sana ada yang berhasil
Berhasil menenangkan langit
Sehingga tangisannya perlahan tapi pasti
Akan berhenti sempurna
Kaki-kaki kecil itu berlari
Berlari memasuki rumah mereka
Disana telah menunggu
Seorang wanita yang membentangkan handuk
Menyambut tubuh mereka yang basah kuyup
Seperti mereka yang menyambut tangisan langit
Dengan tersenyum
Sekarang tangisan itu berhenti sempurna
Benar-benar sempurna
Hanya menyisihkan tetesan air
Dari atap daun dan palang-palang kayu
Sungguh nikmat yang sempurna
Nikmat dari Tuhan yang Agung
Tuhan yang tidak akan meninggalkan kita
Dimana pun dan kapan pun
..
Itu dia deretan puisi hujan yang bisa Kamu jadikan sebagai referensi. Hujan memang menjadi objek yang menarik untuk dijadikan sebuah puisi. Tak heran, jika puisi tentang hujan ini mengandung banyak makna.
Baca juga : Kata kata tentang hujan