7 Puisi Kehidupan yang Sarat Akan Makna

Puisi Kehidupan

puisi kehidupan, image via canva.com/goodminds.id

Puisi sering kali dijadikan sebuah objek untuk mengungkap sebuah perasaan. Ya, karena puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, pemilihan katanya pun tidak boleh sembarangan.

Kata-kata kiasan yang indah dan penuh makna menjadi andalan untuk bisa menciptakan sebuah puisi yang tak biasa.

Karena hal inilah yang membuat puisi banyak diminati oleh orang ketimbang dengan bacaan lainnya. Para penulis pun banyak mengambil tema untuk puisi yang ditulisnya.

Dari sekian tema yang ada, di bawah ini ada beberapa contoh puisi kehidupan yang syarat akan makna yang mendalam di dalamnya.

Contoh Puisi Tentang Kehidupan Pertama

#1. Pelabuhan Hidup

Karya: Dhena Maysar Aslam

 

Gelap yang kelam kan tiba dengan sendirinya

Raga dan ruhmu akan lepas sejenak melayang menjadi mimpi

Kibasan angin gelap merasuk menusuk setiap rongga kehidupan

Perlahan namun sengit, menjamahi apa yang ada

Terlupa sudah memori palsu itu

Hanya terlewat takkan abadi

Jiwa murka selalu ditengahi suka

Perangai buruk akan terbentuk

 

Kelam berubah

Muram kalah

Suram tak terjamah

 

Tanda mulai mengatas

Imaji jadi pasti

 

Teori akan jadi kondisi sesungguhnya

Terpikir dan terukir di pelipis mata

Hilang sekejap namun akan kembali mengenda

..

 

Contoh Puisi Tentang Kehidupan yang Kedua

#2. Pahitnya Hidup

Karya: Yani

 

Pahit getirnya hidup telah banyak kulalui

Dalam setiap hembusan nafas dan deraian air mata

Semua itu telah melukiskan luka tersendiri

Dalam satu ruang di hati

 

Kecewa, sakit, menahan setiap luka

Goresan itu telah melukai batin yang sudah cukup tersiksa ini

Dan semakin lama membuatku semakin sakit dan sakit

Kini aku telah dirambah oleh keterasingan hidup dan kesengsaraannya

Semangatku telah patah

 

Senyumanku telah pudar

Karena aku telah terjerat dalam sebuah kehidupan yang semu

Aku terjatuh di sebuah jurang kegelapan

Terserat dalam jalang tak berujung dan

Tenggelam di tengah lautan tak bertepi

Dingin dan sunyinya malam selalu menyudutkan dalam tangis

Manis pahitnya hidup membuatku bimbang dan resah

Aku benar-benar terpuruk dalam keterpurukan yang panjang

Kesedihan memenuhi setiap anganku

 

Fikiranku dipenuhi dengan awan mendung yang gelap

Semakin lama semakin ku ingin menjauh, pergi dan lari

Membawa setiap luka dan rasa kecewa

 

Namun aku tak mau terlalu lama dijajah oleh rasa pilu

Karena rasa itu telah menghancurkan harapan ini

Aku telah di dera oleh dinginnya angin malam

 

Yang menusuk ragaku

Aku dilanda ketakukan kegelapan yang mencekam

Kini aku benar-benar merasakan pahitnya hidup

Sendiri dalam sebuah keterasingan

Yang menghadirkan sejuta luka kalbu

Setiap ku mencoba tuk berdiri

 

Aku selalu didudukkan oleh bayangan dunia kegelapan

Bayangan itu selalu melayang-layang di benak ini

Mengiringi setiap pijakan langkah kaki dan detak jantung

Aku lemah, tanganku gontai

 

Merasakan tabir kehidupan ini

Alunan nada sendu selalu berdengung-dengan di pendengaranku

Tatapan kebencian selalu membayangiku dalam tangis

Kesunyian, kesendirian dan kesedihan

Telah menggagalkanku dalam mengarungi hidup ini

Aku kehilangan

..

Contoh Puisi Tentang Kehidupan yang Ketiga

#3. Menggenggam Asa

Karya: Den Bagus Anida

 

Tak kunjung usai

Berkelana setiap hari

Lara, acap menderita hati

Menembus puncak

Dengan pilihan jalan mengacak

 

Menggenggam asa

Keluh kesah tak akan ada

Menatap keluarga tersenyum merona

Melahap hidangan seadanya

 

Contoh Puisi Tentang Kehidupan yang Keempat

#4. Tentang Kehidupan

Karya: Khairi Rizkiyah

 

Semua tahu apa itu kehidupan

Semua ada dalam pelukan kehidupan

Siapapun pasti merangkulnya

Dan berusaha melindunginya

 

Saat kehidupan menceraikannya

Masa kesedihan akan terasa

Terasa bagi orang lain yang mengenalnya

Dan juga bagi orang yang mencintainya

 

Kehidupan itu telah melamar kita

Melamar kita saat kita masih di surge

Kehidupan pun menikahi kita

Menikahi kita dengan mahar nyawa

 

Tapi,

Kehidupan kadang bisa setia

Sehingga membuat kita bahagia

Kadang pula bisa khianati kita

Akhirnya kita menjadi sengsara

 

Kehidupan adalah pasangan kita

Pasangan yang selalu menemani kita

Hingga kita diceraikannya

Dan kita dilamar oleh kematian

 

Kehidupan juga musuh kita

Dia melamar kita lalu memanfaatkan kita

Sehingga kita menjadi resah dalam rayunya

Dan hanya kematian yang akan menyelamatkan kita

 

Contoh Puisi Tentang Kehidupan yang Kelima

#5. Pesan untuk Pemimpin Jakarta

Karya: Galih Nur Akbar Pratama

 

Wahai bapak pimpinan Ibu Kota

Seorang pemimpin yang dipilih oleh rakyat

Dengarlah rangkaian isyarat hati

Dari kami yang memilihmu duduk disini

 

Menatap dari jauh dari kota kecil ini

Diluar rayu para penghisap debu

Dibalik terangnya langit

Masih banyak rakyat-rakyatmu yang menjerit

 

Rintihan para tunas bangsa

Yang hidup mencari makan di jalanan

Atau keadaan transportasi

Yang semakin hari tidak terkendali

 

Rintihan para penduduk disana

Tiada ada lagi tempat bernaung disaat banjir melanda

Cobaan terus mengalir sekali dalam setahun

Perubahan apa lagi yang mesti dilakukan

 

Semua janji yang kau ucapkan di awal

Tapi tidak pernah ada yang terwujud

Pemimpin mana lagi yang harus singgah

Semua hanya bisa berjanji

 

Yang kami ingin

Sebuah perubahan nyata

Janji yang ditepati

Untuk Jakarta yang lebih baik

 

Contoh Puisi Tentang Kehidupan yang Keenam

#6. Perjalan Hidup

Karya: Noviana Koni Renda

 

Hati selalu gelisah

Ketika mengingat perjalanan hidup ini

Sangatlah, banyak beban

Masa berganti masa

Hidupku masih seperti yang dulu-dulu

 

Sulit..

Sangatlah sulit

Menggapai mimpi pun tidaklah mudah

Kalau bukan dengan proses

Namun aku tetap bertahan

Menghadapi sulitnya hidup ini

 

Di zaman sekarang

Sudah banyak teman-teman sebayaku

Tapi aku masih saja yang dulu

Aku tetap kuat dan tegar menghadapinya

Sampai menghasilkan atau menggapai mimpi

 

Contoh Puisi Tentang Kehidupan Ketujuh

#7. Hadiah yang Tak Sempurna

Karya: Eka Wahyuningsih

 

Kado titipan-Mu sungguh anugerah

Terkumpul dari segumpal darah

Lalu kita tata selayaknya kami yang sudah di dunia

Kau hadiahkan satu nyawa dari ribuah koleksi-Mu yang ada

 

Aku suka. Yah, begitu pula yang melahirkan dan membawanya melihat hidup nyata

Tidak pernah ada yang sempurna

Selain Engkau Sang Arsiteknya

 

Terkadang secuil dari kami

Untuk memeliharanya saja enggan

Bukan tamu yang diinginkan

Bukan bagian hidup yang harus diperhatikan

 

Kejam sekali,

Tanpa kesempatan, mereka diasingkan

Terbuang jauh dari kumpulan kehidupan

Ini keluar dari skenario Tuhan

 

Percayalah, berbagai dengan yang tak sempurna

Menjadikan mereka keluarga

Menerimanya tanpa harus tercela

Begitulah seharusnya menikmati karunia-Nya

 

Memang terkadang tingkah mereka itu tamparan bagi sekitarnya

Selalu terkucil karena tak sejalan

Membuat tunduk selalu karena malu

Karena Tuhan yang Maha tahu

 

Beruntunglah yang menerimanya dengan terbuka

Kalau saja semua terbagi sama

Kalau saja tidak ada yang perlu saling menutup dan melengkapi

Bukankah itu membosankan?

 

Tidak ada jeda untuk memikirkan tanda

Waktu terlalu mengalir sampai ujungnya

Mungkin semua ini akan berlalu begitu saja

Sudahlah, boneka-boneka bernyawa ini bukan badut

 

Akuilah Tuhan menyuruhnya ada

Tuhan telah mengaturnya

Anggap saja mereka ornament suci buatan-Nya

Sampai pada akhirnya

Tidak ada tangan yang ingin mencabut hidupnya mendahului penciptanya

..

Baca juga: Puisi Senja

Ketujuh puisi kehidupan di atas memiliki makna yang sangat mendalam. Dimana, kehidupan yang kita jalani ini tidak selalu lurus dengan apa yang kita inginkan.

Banyak rintangan yang harus dihadapi agar kita paham betapa besar keagungan Tuhan. Semuanya itu, tergambar dalam ketujuh puisi yang ada di atas.

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 4 / 5. Vote count: 5

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close