Referensi, 7 Puisi Senja Paling Menyentuh

Puisi Tentang Senja

Puisi Senja, image via canva.com/goodminds.id

Bagi seorang penyair, senja merupakan salah satu waktu yang dapat memberi inspirasi begitu dalam.

Keindahan langit yang begitu eksotis menjadi pelengkap mengapa senja selalu memberikan imajinasi serta momentum sempurna.

Hingga tak heran jika saat ini begitu banyak contoh-contoh puisi senja yang memiliki makna mendalam.

Puisi yang dibuat dengan latar senja pun tak selalu menceritakan tentang keindahan alam saat senja datang.

Akan juga bisa tentang ungkapan perasaan seseorang yang begitu ia rasakan saat malam menjelang (senja hari).

Kumpulan Puisi Senja

Nah berikut adalah beberapa contoh puisi senja yang bisa jadi inspirasi Kamu yang sedang ingin menjadi penyair.

#1. Di Balik Senja

Tatkala memandang senja

Terlukis wajahmu masa laluku

Bias-bias

Tintanya darahku

Kuasnya jiwaku

Kanvasnya langit

Angin meniup raga

Saksi bergoyang lembut

Teriakan burung menyeringai

 

Lihat cakrawala

Tanya pada matahari

Apa hakekat bahasa alam

Yang perlu kita maknai dan pahami

Terus pandanglah senja

Hingga rautmu terlihat di sana

Adalah cerminmu

Selalu teringat

Seakan terhapus dalam benak

 

Sayangnya,

Rasa ini telah meneror jiwa

Sudah lama terpendam

Kini muncul kembali ke permukaan

Dan menyeretku ke dalam gua hitam

 

Hati mulai meluah

Takut masuk ke dalam jiwa

Semakin dalam

Rasa ini resah dan gelisah

Hingga pusara sukma tergali

 

Ah, sudah ku lepas

Biarkan terbang bersama angin alam

Aku hidup sekarang

Aku kan terlahir kembali

Jiwa dan nyawa yang baru

 

#2. Sajak Senja

Lihatlah kawan di ufuk sana

Hiasan alam bersama angin sepoi sepoi

Dedaunan melambai lembut dan riang

Sorak sorai bersama gesekan dedaunan

 

Bahkan matahari enggan mengganggu

Karena senja yang elok

Tak kuasa untuk melawan takdirnya

Tak kuasa untuk melewati garisnya

 

Ingin dan asa pun sirna

Sayup sayup angin berhembus hangat

Burung burung pun pulang menghampiri keluarganya

Bayangannya pun juga tak terlihat

 

Suasana menjadi senyap

Menata cerita dan kisa dalam jiwa

Menyatukan hiruk pikuk kehidupan

Adalah coretan tinta hidup

 

Bintang bintang mulai muncul di permukaan

Tebaran sebagai hiasan malam kelam

Mengantar kita pada memori

Titipan dari senja yang telah pergi

Ke tempat yang sudah ditulis

..

#3. Warna Itu

Ingatkah ucapmu?

Ketika senja bersama jingganya

Bersama bait-bait indah

Hingga menjadi sajak yang elok

 

Burung-burung pun tak malu tuk diam

Tuk menikmatinya

Kicauannya bersama sahabat-sahabat mereka berceloteh

Sahabat di pesanggrahannya yang setia

 

Angin mulai membelai kulit ini

Tak satupun terdengar

Tapi dirasakan

Bisikan ke dalam jiwa

Adalah saksi jiwa

Yang bisu enggan untuk bicara

Tak kan terlupakan

 

Adalah bagian dari hidup

Isi dan irisan kisah

Membuat kokohnya hidup

Mengarungi janji janji terlewati

 

Tapi itu pun sudah terlewati

Aku terlahir kembali

Takkan ku bawa mati

..

 

Puisi Senja

image via canva.com/goodminds.id

#4. Senja Kelabu

Sore kembali pulang..

Namun , keindahan senja terlihat menghilang..

Hanya kelabulah yang kini kian datang..

Seakan merubah semuanya menjadi hitam..

Dan menjadikannya sang malam..

Entah kenapa ia menghilang?

Ketika mata ini menunggunya untuk datang..

Datang menghiasi soreku dengan sebuah keindahan..

 

Kekecewaan, mungkin itu yang kini kurasakan..

Saat kepergiannya tanpa sebuah alasan..

Yang meninggalkan kenangan dan sebuah harapan..

Hati kini hanya terdiam..

Pikiranlah yang kini terus berjalan..

Berjalan yang bertemankan pertanyaan..

Pertanyaan yang tak mempunyai jawaban..

 

Harapan..

Kini harapan yang terangkai telah hilang..

Karena senja pun tak ada dalam pandangan..

Yang tersisa kini hanyalah cahaya kerinduan..

Yang aku titipkan pada kelabu yang mengganti keindahan..

 

#5. Senjaku

Celoteh burung pagi tadi, telah beranjak menuju peristirahatan.

Sebuah pertanda, petang mulai tiba.

Hai, kau..

jangan mengiba, karena telah waktunya menunda.

segala rupa yang tak kunjung rapat seharian,

menuju haribaan penuh canda khas malam.

 

Hai, kau..

bukalah rintik malu rembulanmu, dengan mantra-mantra.

Pengikat keriuhan jangkrik, beserta ribuan cahaya gemintang.

 

Jadilah, yang seharusnya terjadi.

Hau, kau..

jadilah, bagaimana titahmu terlahir di bumi.

 

#6. Senja

Riuh obrolan canda-tawa, di antara dua waktu menjelang peristirahatan.

Melawan kekakuan lelaku umum, sekitar.

Mengisahkan gerombol pasang mata, menuju.

 

Berada di ruang penuh mohon, di ujung pengharapan dimudahkan.

Meremajakan ayat-ayat kesejukan,

mengharap melebihi yang mampu terucap.

 

Menyambung hatur, sebuah pertemanan-persaudaraan.

Menabur kasih, meminta-doa agar hinggap jalinan yang lama,

sebuah perkumpulan baik, di sini, dan di tak terbatasnya dentang.

Harap-doa, memohon-pinta, yang berulang terucap beserta,

semoga.

 

#7. Senja dan Penantian

Hening, selepas melengking.

Nyaring, riang riuh yang bernyanyi.

Nyanyian malam, tak ubahnya rembulan menerawang pagi.

Ribuan jala seakan berhambur, menikmati musikalisasi puisi bintang.

Riak-riak pasir pantai, menyerbu pelaut hendak berlayar.

Samudra kehidupan, menanti layar melebar, di antara keyakinan-kekuatan.

 

Jalan panjang, perjalanan yang tak terukur.

Pengembaraan melawati ribuan napak kaki, puluhan mill rerumputan, atau hitamnya sahara.

Melangit, jika bumi telah tertakhlukan.

Menepi, di antara nafas dan kelelahan.

Menerima, yang menjadi penantian.

Di ujung.

..

Baca juga : Kata kata Senja

Dengan beberapa contoh puisi senja di atas Kamu bisa lebih mengembangkan ide kreatifmu dan menjadi penyair yang berhasil menciptakan karya-karya puisi  jempolan

Terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel ini.

Klik star berikut untuk memberikan dukungan pada kami 😀

Average rating 4.5 / 5. Vote count: 8

By continuing to use the site, you agree to the use of cookies. more information

The cookie settings on this website are set to "allow cookies" to give you the best browsing experience possible. If you continue to use this website without changing your cookie settings or you click "Accept" below then you are consenting to this.

Close