Salah satu karya sastra yang memiliki karya indah dan banyak dikagumi orang adalah puisi.
Yaps, hal tersebut karena, setiap bait bahkan katanya memiliki makna mendalam yang bahkan terkadang menggunakan kata-kata kiasan sehingga lebih indah.
Kumpulan Puisi Pendek
Nah, bagi Kamu yang sedang mencari puisi untuk menggambarkan keadaan suasana hati sekarang ini, maka berikut ini beberapa contoh puisi pendek tentang alam, sahabat, cinta romantis dan islami yang memiliki makna indah.
Puisi Pendek Tentang Cinta
..
#1. “Sontak”
Setiap aku akan menulis sajak
Selalu saja sketsa wajahmu itu saja yang merebak
Hingga udara terasa sangat sesak, sampai penaku henti mendadak
serangkaian kosakata yang berada di benakku pun semakin luluh-lantak
semenjak itu juga aku menjadi tak tahu
perlu apa lagi selain menyaksikan dan menunda setiap imaji yang masih tersisa
malih rupa menjadi jelaga.
~Ilham P. S.
Puisi pendek tentang cinta ini mengungkapkan perasaan yang dimiliki seorang pada kekasih dengan begitu dalamnya. Sehingga apapun yang sedang ia lakukan pasti akan teringat sosok yang dicintainya
***
#2. “Menyerah”
Maaf, jika aku harus menyerah sekarang
sebab sudah selama ini aku mencoba bertahan, namun membuatku semakin terluka
maaf, bila aku harus menyerah sekarang
inginku untuk bertahan sangat kuat, namun apa daya bila hati tak lagi bisa menerima
maaf, jika aku harus menyerah sekarang
sebab luka ini telah terlalu dalam, sampai membuat hatiku benar-benar pecah bergelimang dan darah
maaf, bila aku harus menyerah sekarang
menghentikan setiap langkah, menutup semua lembar kisah mimpi yang sangat indah dari sepasang anak manusia
maaf, aku menyerah sekarang….
Tergambar secara jelas, bahwa puisi pendek ini mengungkapkan perasaan seseorang yang tengah menyerah pada pasangannya. Ya, meski kisah yang dilaluinya indah, namun rasa sakit yang dirasakannya lebih banyak.
***
#3. “Doaku Untukmu”
Akan selalu kusebut namamu,
Diantara 7 titik dengan kerendahan diri,
Di atas selembar permadani,
Yang berharap semoga sampai di langit, dan turun kembali ke bumi sebagai karunia.
Cerita pendek ini, menggambarkan seseorang yang sedang berdoa di atas sajadah. Doanya ialah mengharapkan cinta yang tulus, agar dijadikan karunia yang indah untuk kebahagiaan
***
#4. “Sepi”
Betapa tahunya diriku
Bahwa sekarang tak mungkin bila kita bersama,
Sebab itulah selalu ku tulis syair hati,
Agar kehidupan ini bisa ku atur seperti inginku,
Harapannya ialah agar aku dan Kamu bisa menjadi kita…
Hanya bisa memanggil ingatan hanya untuk mengusir kesunyian,
Namun nyatanya ia selalu hadir berkawan,
Bersama kerinduan.
Hingga ku selalu terbayang, bila suatu saat nanti tangan kita akan saling terkait,
Terlelap bersama tepat di bawah saku langit.
Sepi ini selalu menghantarkanku padamu
Puisi pendek ini mengutarakan sebuah harapan, yang menginginkan bersama orang yang dicintainya.
***
Puisi Pendek Tentang Cinta Romantis Yang Paling Manis
..
#5. “Ini Tentangmu”
Katamu, kau tak pandai berkata-kata,
namun nyatanya kata-katamu mampu membuatku menjadi terbata-bata…
Katamu kau tak begitu suka mengungkap suatu rasa,
Nyatanya yang kau isyaratkan itu, membuatku tak pernah lupa…
Menurutmu apa yang kau lakukan bukan apa-apa,
Akan tetapi tanpa Kamu sadari,
bagiku Kamu sangat istimewa…
Demikian itu tentangmu,
dan sungguh! Ini bukan pujian untukmu…
Melainkan benar-benar ungkapan yang ku rasakan
..
Yaps, puisi tentang cinta romantis ini mengungkapkan pujian kepada kekasih atau orang yang dicintainya. Pujian yang diungkapkan ini benar adanya, bukan gombalan.
***
#6. “Rasa”
Lalu, biarlah untuk sementara seperti ini
Lebih tepatnya akan kubiarkan begini
Mungkin untuk menghapusnya hati masih perlu waktu lebih lama
Sebab keberadaanmu sesungguhnya telah terbiasa untukku
Dan sesungguhnya mulai terdapat rindu yang tertata Karenamu juga,
Dan kini diriku benar-benar tak sanggup untuk mengelabui rasa lagi
Ini ungkapkan bagi pasangan yang sedang LDR, dimana sosoknya yang telah terbiasanya bersama, harus terpisah jarang. Dan lama kelamaan akan membuat rasa rindu yang semakin mendalam.
***
#7. “Isyarat Yang Entah”
Tepat di undakan anak tangga yang ketiga
Terdapat seorang perindu yang sedang duduk menatap sambil awan senja
Dengan tabahnya ia sedang menunggu isyarat yang entah
Namun kau salah puan…
Bila menganggap diriku setabah itu
Sebab justru karena aku tak sanggup menahan lagi rindu
Hingga ku senantiasa mencurahkannya dalam aksaraku
Dan sementara kuletakkan di keningnya
Waktu pun terus melukis hingga perlahan mulai kerut…
..
Puisi ini memiliki sudut pandang dua orang, dimana bait pertama sudut pandang dari seseorang yang sedang melihat orang lain termenung dan menganggap bahwa ia tabah.
Sedangkan bait kedua dilihat dari sudut pandang orang yang sedang termenung itu, dan ternyata termenungnya buka karena tabah melainkan karena sudah tak kuat.
***
#8. “Hujan dan Aku”
Jalan itu mulai menghitam,
Bahkan dibasahi oleh hujan.
Hingga aku mulai, muram dan Kering karena kerinduan.
Gerimis pun mulai menghapus jejak segalanya,
Namun mengapa kasihmu tak hilang meski telah hitungan tahun.
Bagi Kamu yang gagal move on, puisi ini cocok untukmu. Sebab menggambarkan perasaan seseorang yang telah putus lama, namun masih belum bisa melupakan, bahkan terkadang ingat dan merasa terpuruk.
***
#9. “Lebih dari hancur”
Bagaikan pisau tajam yang telah menusuk hati
Dan tak pernah dapat dilepas lagi
Hingga menusuk ke hati nurani
Dimana tempat yang pernah ku bingkai indah akan namamu
Aku kini hanya serpihan puing yang sangat rapuh
Sangat kuingin ceritakan akan kehancuran ini
Namun, seolah kau telah tak peduli
Hingga ku tak mampu lagi satukan kepingan hati
Puisi pendek ini merupakan ungkapan seseorang yang baru putus cinta. Dimana ia sedang cinta-cintanya namun ternyata kekasihnya itu tetap ingin pisah.
***
Puisi Pendek Tentang Kehidupan
..
#10. “Sudut Pandang”
Kita terlahir dari rahim sama
Namun membuka mata dengan waktu yang berbeda
Namun mengapa kau mencaci aku menolongnya
Namun kau yang jeli dan aku yang tertipu belaka
Ini memang hanya sebuah masalah tentang sudut pandang
Menganggap antara miskin keterlaluan dan kaya berlebihan
Mata rahim pun melihat segalanya dengan seimbang
Ya, kita memang lahir dari rahim sama, yakni rahim keadilan
..
Menjelaskan perbedaan antara si kaya dan si miskin. Dan kehidupan dua hal tersebut memang terdapat di sekitar, namun bagaimana jika kaya dan miskin yang terjadi ini adalah hasil ketidakadilan.
***
#11. “Sebutir Debu”
Apalah aku,
Hanya butiran debu
yang mulai memburamkan kilau
Tentu tak pantas bersanding bersamamu
Bahkan tak mampu menghindar, ketika angin menghempasku
Hingga aku terbang dan menjauh
Aku hanya merasa kecewa bagaikan hampa yang mengharap udara,
atau debu yang berada diantara gersang yang mengharapkan hujan untuk melanda
Dan hentikan angin yang membawaku terbang ke udara..
Untuk puisi pendak ini menggambarkan tentang kehidupan rakyat atau masyarakat bawah, layaknya debu yang bisa tak berguna dan mudah terhempas angin.
***
#12. “Kesabaran”
Gubug bambu adalah istana bagiku,
Perut yang sering bernyanyi menjadi teman untuk hidupku,
Walau pahit menelan untuk manis,
Bersyukur adalah kunci agar aku tak menangis,
Langkah kaki ini sampai membentuk garis pecahan,
Duri-duri pun tak luput menghadang raga,
Wajah selalu menahan rasa kesakitan,
Namun tetap ku sebut namaNya dalam jiwa,
..
Bisa Kamu pahami bagaimana ungkapan indah puisi ini? Ya, mengungkapkan kesusahan yang dirasakan seseorang dalam hidupnya, namun selalu bersyukur terhadap sang pencintanya, sebab dalam kehidupan ini telah diatur dengan sebaik mungkin.
#13. “Dunia Kini”
Minggu pagi telah merebak,,,
Bagaikan daun kering yang berguguran,,
Yang Tak pernah berhenti berguguran,,,
Ketika segalanya telah terlena,,,
Berubah semuanya,,
Sekelompok manusialah yang berencana untuk merubah,,,
Yang salah menjadi hal biasa,,
Dan Yang aneh menjadi hal wajar,,
Hati-hatilah sayang,,
Sebab dunia seperti itulah kini.
Dunia telah berubah sekarang ini, seperti itulah yang digambarkan puisi pendek tersebut. Dimana seseorang mengungkapkan, agar orang lain untuk mempersiapkan diri dengan perubahan yang terjadi di kehidupan ini.
***
Puisi Pendek Tentang Lingkungan
..
#14. “Koran Peradaban”
Angin mulai menghela nafasnya,
Terhadap beban yang membawa cuaca,
Pucuk pepohonan pun telah mulai menari tarian gila,
Mabuk karena air haram dari manusia.
Bumi nampaknya telah malas menjaga anak-anaknya,
Bahkan lempeng-lempeng kerak pun mulai berjingkrak,
Manusia kian mulai lihai untuk berdusta,
Lengkap bersama topeng-topeng baja yang dipakainya,
Hati bersembunyi entah kemana,
Yang mungkin telah takut dengan tuannya.
Sudah tidak ada arah jalan untuk perbaikan,
Semuanya telah berubah liar, bahkan berantakan.
Apakah ini hanya sebuah tajuk laris Koran-koran saka?
Atau bahkan memang ujung dari suatu peradaban manusia?
Puisi pendek ini menggambarkan lingkungan saat ini, dimana cuaca mulai tak beraturan, bumi mulai rusak, bahkan manusia telah banyak yang berdusta.
***
#15. “Tak Puas”
Tak Puaskah kau? Hutan telah mulai menguning
Sungai telah teracuni oleh limbah
Bahkan ikan-ikan mulai mati dan tak bersisa
Hingga suatu saat nanti makhluk akan binasa dan tiada pangan lagi
Uang memang telah melimpah
Hingga tak terhitung berapa banyak jumlahnya
Mataku mungkin telah silau karena melihat harta
Namun aku tak tahu bagaimana bunganya
Kehidupan saat ini, telah terasa bahwa segalanya yang dinilai adalah uang. Segala sesuatu yang dilakukan pasti dilakukan demi uang, sampai lupa mana yang baik dan mana yang tidak.
***
#16. “Kekeringan”
Mengapa kau merusak tanah surgamu sendiri
Hingga kini tanahmu tak subur lagi
Mengapa lautmu menjadi tak indah lagi
Hingga musim pun menentukan arahnya lagi
Siapa yang merusaknya?
Apakah tangan-tangan keserakahannya?
Sungguh, kejam!
Kau telah jadikan alam pemuas nafsu
Hingga lupa terhadap anak cucumu
Tahukah Kamu?
Mereka adalah keturunan kita
Mereka berhak atas alam ini
Seperti kita yang butuh alam ini…
..
Bisa Kamu lihat bagaimana kondisi alam saat ini? Penuh dengan kerusakan karena keserakahan manusia.
Jadi mulai sekarang, ketika Kamu hendak merusak alam, maka cobalah ingat bahwa anak cucumu kelak juga membutuhkan lingkungan yang bersih.
Puisi Pendek Tentang Alam
..
#17. “Permainya Desaku”
Padi telah mulai menguning
Mentari pun telah menyambut datangnya pagi
Ayam telah berkokok dengan bersahutan
Petani bersiap untuk pergi ke sawah
Padi yang kuning
Sudah siap dipanen
Petani pun sangat bersukaria
Beramai-ramai untuk memotong padi
Gemercik merdunya air sungai
Sangat bening
Layaknya zamrud Khatulistiwa
Seperti itulah alam desaku layaknya permai.
Desa selalu identik dengan alam yang indah, asri dan segar. Jadi tak heran jika orang-orang di kota lebih memilih berlibur di desa ketimbang ke tempat lainnya.
***
#18. “Senja Yang Indah”
Cahaya keemasan di cakrawala
Yang berada di ujung barat mulai menampakkan senjanya..
Mata terbelalak ketika memandangnya
Begitu indahnya ciptaan tuhan
Sang surya telah bersiap tuk tenggelam
Menjemput dengan penuh mesra akan ketenangan malam..
Meneguk cahaya dengan dalam-dalam
Menyempurnakan malam yang begitu indahnya..
Siapa si yang tak takjub dengan senja. Warna awan keemasan berpadu jingga yang membuat mata termanjakan.
***
#19. Batu Kelapa..
Oleh: Kahlil Gibran
Dua muda bercermin pada cahaya,
sesaat terik perlahan melepas biasnya dalam perigi harap.
Jengkal waktu yang telah merayap malas, dan bertali
dua perempuan paruh, nafasnya pun telah luruh dalam tepi daun kaca:
Keajaiban layaknya memikat sebuah beliung
rasa dari dua muda itu, lalu gegas untuk melambung
paruh hanya untuk sepasang batu kelapa;
memundak dengan gersang terka.
Lalu, tak lama lagi batu kelapa mulai menanak
santannya yang berada di tempurung pun berekor bulu.
Mengasah dua muda tadi untuk menilik apa adanya
Kisah sepasang batu yang terdapat kelapa setelah gelap.
Menggambarkan tentang kelapa yang memiliki banyak manfaat, mulai dari santan hingga tempurungnya.
***
Puisi Pendek Tentang Sahabat dan Teman
..
#20. “Selamat Jalan Teman”
Teman merupakan bentuk yang nyata dari sebuah penghargaan
Sedangkan musuh merupakan bentuk semu dari sebuah ujian
Dan hal yang menakutkan bagi ku dari teman ialah,
Saat aku melihat punggungnya
Ia berjalan semakin menjauh, bahkan tak menoleh
Arti dari melihat punggungnya adalah, sang teman berjalan menjauh meninggalkannya. Hal itulah yang paling ditakuti dari seorang sahabat atau teman.
***
#21. “Teman Perjuangan”
Kawan, apakah Kamu lupa?
Kamu pernah berkata denganku
Cerita bukan tentang hasil ataupun tujuan,
Melainkan tentang sebuah proses dari perjalanan
Lalu, kau pun bercerita,
Bahwa perjuangan itu tak akan sia-sia,
Dan perjuangan itu tak pernah ada habisnya
Lalu, mengapa kau malah tidur dalam keramaian zaman?
Puisi pendek ini sebagai pentung penyemangat untuk teman. Dimana kemajuan zaman ini, Kita diajak untuk selalu berjuang demi menggapai kebahagiaan.
***
#22. “Koridor Sekolah”
Bagaimana kabarmu di sana?
Tahukah Kamu,
Bahwa sebenarnya aku tak percaya dengan segalanya
Dimana setiap pulang sekolah pasti ku berdiri disini
Sebab di tempat ini,
Di koridor sekolah adalah tempat dimana kita selalu bersama,
Tertawa penuh ria dan bermain
Meski ragamu entah dimana
Bahkan jiwamu pun telah melayang kemana
Namun pikiran serta hatiku tetap padamu, teman
Menggambarkan seseorang yang rindu akan masa-masa bersama temannya ketika duduk di bangku sekolah. Dan tempat yang menjadi favoritnya adalah koridor sekolah.
***
Puisi Pendek Islami
..
#23. “Jalan Tuhan”
Saat apa yang kugenggam telah hilang,
Maka itu artinya Tuhan telah tak berkenan,
Dan saat yang ada mampu bertahan,
Tentu itu atas keinginan Tuhan …
..
Puisi pendek ini mengajarkan, bahwa apa yang datang dan apa yang pergi adalah kehendak Tuhan. Jadi, sudah sepantasnya Kita sebagai manusia untuk menerima segala sesuatu yang dalam kehidupan
***
#24. “Jalan Hikmah”
Aku adalah bias yang penuh warna,
Yang hadir melalui serpihan kristal kaca.
Yang tak peduli bagaimana untuk mencoba menyusunnya,
Namun tetap saja, akan semakin berhamburan sampai tak terhingga.
Kusadar sejak awal,
Bahwa manusia berasal dengan seorang diri,
Jadi, bila di pertengahan merasa sendirian,
Namun, itulah ketika menelaah jejak,
Sebagai jalan agar bisa kembali.
Hingga sampai jua di rumah sepertiga malam,
Dimana saat ini segala pintu rencana mulai ditutup
dan pintu hikmah pun mulai kembali untuk dibuka..
..
Bisa mengartikan puisi pendek ini? Sepertiga malam dalam puisi ini adalah menggambarkan waktu solat tahajud, yakni dilaksanakan sepertiga malam.
Dimana waktu-waktu tersebut adalah waktu yang paling tepat untuk memanjatkan doa. Untuk mengungkapkan perasaan hati seseorang, puisi memang merupakan pilihan yang tepat.
Dengan syair-syair yang indah dan bermakna, tentu siapa saja yang membacanya, terutama yang dituju akan lebih peka.