Bagi seorang penyair, senja merupakan salah satu waktu yang dapat memberi inspirasi begitu dalam.
Keindahan langit yang begitu eksotis menjadi pelengkap mengapa senja selalu memberikan imajinasi serta momentum sempurna.
Hingga tak heran jika saat ini begitu banyak contoh-contoh puisi senja yang memiliki makna mendalam.
Puisi yang dibuat dengan latar senja pun tak selalu menceritakan tentang keindahan alam saat senja datang.
Akan juga bisa tentang ungkapan perasaan seseorang yang begitu ia rasakan saat malam menjelang (senja hari).
Kumpulan Puisi Senja
Nah berikut adalah beberapa contoh puisi senja yang bisa jadi inspirasi Kamu yang sedang ingin menjadi penyair.
#1. Di Balik Senja
Tatkala memandang senja
Terlukis wajahmu masa laluku
Bias-bias
Tintanya darahku
Kuasnya jiwaku
Kanvasnya langit
Angin meniup raga
Saksi bergoyang lembut
Teriakan burung menyeringai
Lihat cakrawala
Tanya pada matahari
Apa hakekat bahasa alam
Yang perlu kita maknai dan pahami
Terus pandanglah senja
Hingga rautmu terlihat di sana
Adalah cerminmu
Selalu teringat
Seakan terhapus dalam benak
Sayangnya,
Rasa ini telah meneror jiwa
Sudah lama terpendam
Kini muncul kembali ke permukaan
Dan menyeretku ke dalam gua hitam
Hati mulai meluah
Takut masuk ke dalam jiwa
Semakin dalam
Rasa ini resah dan gelisah
Hingga pusara sukma tergali
Ah, sudah ku lepas
Biarkan terbang bersama angin alam
Aku hidup sekarang
Aku kan terlahir kembali
Jiwa dan nyawa yang baru
#2. Sajak Senja
Lihatlah kawan di ufuk sana
Hiasan alam bersama angin sepoi sepoi
Dedaunan melambai lembut dan riang
Sorak sorai bersama gesekan dedaunan
Bahkan matahari enggan mengganggu
Karena senja yang elok
Tak kuasa untuk melawan takdirnya
Tak kuasa untuk melewati garisnya
Ingin dan asa pun sirna
Sayup sayup angin berhembus hangat
Burung burung pun pulang menghampiri keluarganya
Bayangannya pun juga tak terlihat
Suasana menjadi senyap
Menata cerita dan kisa dalam jiwa
Menyatukan hiruk pikuk kehidupan
Adalah coretan tinta hidup
Bintang bintang mulai muncul di permukaan
Tebaran sebagai hiasan malam kelam
Mengantar kita pada memori
Titipan dari senja yang telah pergi
Ke tempat yang sudah ditulis
..
#3. Warna Itu
Ingatkah ucapmu?
Ketika senja bersama jingganya
Bersama bait-bait indah
Hingga menjadi sajak yang elok
Burung-burung pun tak malu tuk diam
Tuk menikmatinya
Kicauannya bersama sahabat-sahabat mereka berceloteh
Sahabat di pesanggrahannya yang setia
Angin mulai membelai kulit ini
Tak satupun terdengar
Tapi dirasakan
Bisikan ke dalam jiwa
Adalah saksi jiwa
Yang bisu enggan untuk bicara
Tak kan terlupakan
Adalah bagian dari hidup
Isi dan irisan kisah
Membuat kokohnya hidup
Mengarungi janji janji terlewati
Tapi itu pun sudah terlewati
Aku terlahir kembali
Takkan ku bawa mati
..
#4. Senja Kelabu
Sore kembali pulang..
Namun , keindahan senja terlihat menghilang..
Hanya kelabulah yang kini kian datang..
Seakan merubah semuanya menjadi hitam..
Dan menjadikannya sang malam..
Entah kenapa ia menghilang?
Ketika mata ini menunggunya untuk datang..
Datang menghiasi soreku dengan sebuah keindahan..
Kekecewaan, mungkin itu yang kini kurasakan..
Saat kepergiannya tanpa sebuah alasan..
Yang meninggalkan kenangan dan sebuah harapan..
Hati kini hanya terdiam..
Pikiranlah yang kini terus berjalan..
Berjalan yang bertemankan pertanyaan..
Pertanyaan yang tak mempunyai jawaban..
Harapan..
Kini harapan yang terangkai telah hilang..
Karena senja pun tak ada dalam pandangan..
Yang tersisa kini hanyalah cahaya kerinduan..
Yang aku titipkan pada kelabu yang mengganti keindahan..
#5. Senjaku
Celoteh burung pagi tadi, telah beranjak menuju peristirahatan.
Sebuah pertanda, petang mulai tiba.
Hai, kau..
jangan mengiba, karena telah waktunya menunda.
segala rupa yang tak kunjung rapat seharian,
menuju haribaan penuh canda khas malam.
Hai, kau..
bukalah rintik malu rembulanmu, dengan mantra-mantra.
Pengikat keriuhan jangkrik, beserta ribuan cahaya gemintang.
Jadilah, yang seharusnya terjadi.
Hau, kau..
jadilah, bagaimana titahmu terlahir di bumi.
#6. Senja
Riuh obrolan canda-tawa, di antara dua waktu menjelang peristirahatan.
Melawan kekakuan lelaku umum, sekitar.
Mengisahkan gerombol pasang mata, menuju.
Berada di ruang penuh mohon, di ujung pengharapan dimudahkan.
Meremajakan ayat-ayat kesejukan,
mengharap melebihi yang mampu terucap.
Menyambung hatur, sebuah pertemanan-persaudaraan.
Menabur kasih, meminta-doa agar hinggap jalinan yang lama,
sebuah perkumpulan baik, di sini, dan di tak terbatasnya dentang.
Harap-doa, memohon-pinta, yang berulang terucap beserta,
semoga.
#7. Senja dan Penantian
Hening, selepas melengking.
Nyaring, riang riuh yang bernyanyi.
Nyanyian malam, tak ubahnya rembulan menerawang pagi.
Ribuan jala seakan berhambur, menikmati musikalisasi puisi bintang.
Riak-riak pasir pantai, menyerbu pelaut hendak berlayar.
Samudra kehidupan, menanti layar melebar, di antara keyakinan-kekuatan.
Jalan panjang, perjalanan yang tak terukur.
Pengembaraan melawati ribuan napak kaki, puluhan mill rerumputan, atau hitamnya sahara.
Melangit, jika bumi telah tertakhlukan.
Menepi, di antara nafas dan kelelahan.
Menerima, yang menjadi penantian.
Di ujung.
..
Baca juga : Kata kata Senja
Dengan beberapa contoh puisi senja di atas Kamu bisa lebih mengembangkan ide kreatifmu dan menjadi penyair yang berhasil menciptakan karya-karya puisi jempolan