Pendidikan adalah sisi yang sangat vital dalam kehidupan di dunia ini. Secara sederhana, pendidikan bisa diartikan sebagai proses pengembangan diri pada manusia supaya menjadi lebih baik untuk menjalankan kehidupan di dunia ini.
Bahkan, untuk negara-negara yang sudah maju, pendidikan merupakan sektor yang vital dan paling diutamakan.
Jelasnya, terlihat dari besarnya anggaran pendidikan serta dukungan negara terhadap ragam penelitian. Bahkan, tersedia juga sekolah gratis dengan fasilitas yang sangat memadai.
Contoh dari keberhasilan pendidikan yang ada di dunia adalah di negara Jepang yang pernah luluh lantah karena serangan bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Meski begitu, saat ini Jepang menjadi salah satu negara raksasa teknologi yang terkemuka. Berbagai produk teknologinya menguasai dunia.
Hal ini dikarenakan setelah Jepang hancur lebur, pertama kali yang dibangun adalah sekolah-sekolah. Pendidikan menjadi hal terpenting dalam membangun peradaban.
Nah, karena begitu pentingnya pendidikan, banyak sastrawan yang kemudian menuliskan puisi pendidikan yang bertujuan untuk mengkritik kebijakan pendidikan pemerintah, atau memberikan semangat pada generasi muda untuk terus mengejar pendidikan.
Kumpulan Contoh Puisi Pendidikan
Puisi tentang pendidikan bisa ditulis oleh siapa saja, baik anak SD, SMP, atau jenjang sekolah formal. Bisa juga tulis oleh mahasiswa hingga pada guru.
Nah, untuk lebih memahami tentang puisi pendidikan, sebaiknya Kamu simak contoh-contohnya di bawah ini:
Puisi Pendidikan Karya Norman Adi Satria
..
Judul: Sajak Ujian Nasional
Bila harinya tiba
Tiba-tiba kita baru sadar bahwa inilah harinya
Belajar 9 cawu atau 6 semester
Hanya ditentukan ketuntasannya
6 hari dalam seminggu
Kalau gagal, bisa fatal
Mengulang, menanggung malu
Meninggalkan, sama saja membuang masa depan
Sedangkan kita punya mimpi-mimpi
yang terlanjur ditargetkan
Lalu kita terhasut aneka wacana
Bahwa ujian nasional
bukanlah penilaian bijaksana
Ini salah pemerintah
Ini salah menteri
Ini salah presiden
Ini salah bapak ibu mengapa menyekolahkan
Kita tidak merasa salah
Dengan dalil kenakalan remaja
memang harus dialami ketika remaja
Kalau ketika dewasa itu disebut kenakalan dewasa
Oom atau tante nakal misalnya
Karena berpusing dengan aneka pikiran
Malam tak bisa membawa kantuk
Esok pagi datang ke sekolah
Dengan tangan berisi pensil 2B
Tapi pikiran kosong
Ketika melihat soal ujian
Pusing tiba-tiba menyerang
Untung akal muslihat masih terang
Lebih baik menjatuhkan badan di ruang ujian
Dan teriak-teriak meniru suara harimau atau kadal
Yang penting judulnya kesurupan
Esoknya kita melihat akting kita di layar kaca
Jadi berita
Bukankah belajar itu tidak gampang?
Tentu, bagi orang yang tak perlu ilmu
Tapi menceburkan diri ke bangku sekolahan
Bekasi, 23 Desember 2012
Norman Adi Satria
..
Renungan: Remaja adalah masa di mana seseorang masih mencari jati dirinya. Ia mudah terombang ambing oleh keadaan.
Kadang kala, mereka hanya ikut-ikutan dengan apa yang dilakukan teman-temannya. Sehingga, kenakalan dianggap sebagai hal yang biasa. Untuk itu, pendidikan dikesampingkan. Pendidikan hanya dianggap sebagai formalitas belaka.
Padahal, mereka tidak tahu bahwa pendidikan sangat penting. Pada saat ujian, baru mereka kewalahan menghadapinya.
Hingga akhirnya membuat ulah dengan pura-pura kesurupan. Hal yang sangat konyol, bukan? Adalah tugas kita semua untuk membina karakter para remaja agar lebih peduli pada pendidikannya.
Puisi Pendidikan tentang Mimpi
Pendidikan bukan hanya sarana untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih baik saja, melainkan juga jalan yang mesti ditempuh untuk meraih mimpinya.
Nah, puisi pendidikan tentang mimpi dan cita-cita bisa memberikan motivasi kepada para generasi penerus untuk selalu berusaha meraih cita-cita setinggi apapun itu.
Berikut adalah beberapa contoh puisi pendidikan tentang mimpi:
#1. Puisi pertama
Judul: Mengejar Mimpi
Karya: Mohammad Sya’roni
Bilamana mentari bangun pagi
Ku telah berlari memulai hari
Mentari tersenyum menyemangati
Diiringi syahdunya merpati bernyanyi
Walau kerikil tajam ku temui
Walau angin pagi menusuk ulang ini
Walau hujan memandikan diri ini
Walau ransel membebani raga ini
Namun tak menyerah diri ini
Semakin kilat lari ini
Tuk menuju sekolah yang menanti
Tempatku menuntut ilmu tuk nanti
Walau kadang tak paham ilmu ini
Ku tanyakan pada guru tiap hari
Walau tugas menumpuk tanpa henti
Tak kenal lelah ku kerjakan semua ini
Ku takkan menyerah mengejar mimpi
Walau badai kehidupan melempar diri ini
Ke lautan putus asa dan malas diri
Namun ku bangkit lagi mengejar mimpi
Dengan doa dan usaha ku kejar mimpi
Dan tawakal pada sang illahi
Ku jadikan pelecut tuk mengejar mimpi
Demi masa depan yang syahdu nanti
Malang, 15 April 2017
Mohammad Sya’roni
#2. Puisi Kedua
Judul: Jejak Para Perindu
Karya: Ana Masrurotul Jannah
Aku kembali melangkah
Menjejakkan kakiku dengan pasti
Yang kugenggam memang api
Api yang nyalanya abadi
Akan kupercikan sedikit pada lilin kecil
Berharap di hari nanti mampu menyalakan lentera-lentera di tengah petang
Aku menjejakkan kakiku dengan mantap hati
Agar ribuan malaikat meneduhi langkah kecilku
Kuharap butiran keringat tak henti menetes
Demi membasuhku dari kegersangan hati
Mengobatiku dari dahaga akan cahaya terang
Aku menjejakkan kakiku dengan sepenuh hati
Menabur cinta dan asa di setiap pijakanku
Berharap jejak langkahku tak terhapus
Lalu tumbuh jutaan bunga berwarna-warni
Jalan terjal penuh duri itu akan membuatku limbung
Tetapi kesulitan itu semakin membuatku mampu untuk tegak
Di jalan yang teduh oleh kepak sayap malaikat itu
Kurangkai kembali mimpi-mimpi yang usang dan mulai berdebu
Berharap makhluk-makhluk menyenandungkan permohonan ampunan
Pada jiwa-jiwa yang kakinya menapak di jalan itu
Jalan yang ku percaya mampu membawaku pada yang Haqq
Dalam merengkuh ridha-Nya
..
Renungan: Dalam meraih mimpi dan cita-cita, jalan yang harus ditempuh penuh dengan lika-liku. Kurang tidur karena belajar sudah biasa.
Kurang biaya untuk membayar sekolah juga hal yang lumrah. Cobaan-cobaan itu akan membuat jalan menjadi semakin sulit.
Untuk itu, generasi muda perlu semangat untuk menjalani itu semua. Caranya adalah dengan memiliki keyakinan untuk mendapatkan cita-citanya.
Dua puisi di atas menunjukkan kenyataan bahwa pada bidang pendidikan, akan ada banyak masalah yang dijalani. Namun, jika masalah tersebut bisa dihadapi, maka kebahagiaan yang sejati akan didapatkan oleh diri kita.
Puisi Pendidikan Bertema Guru
Guru adalah orang yang rela hati memberikan ilmu pada murid-muridnya. Tak jarang, guru dibuat kesal oleh perlakuan murid yang di luar kesopanan.
Sehingga, ia harus dengan sabar memberikan pendidikan karakter supaya sifatnya berubah. Seorang guru yang baik adalah yang berperan dengan kasih sayang.
Sebab, sesuatu yang asalnya dari hati akan mudah juga sampai ke dalam hati. Nah, berikut adalah contoh puisi pendidikan yang bertemakan guru yang sudah penulis rangkum.
Langsung saja, ini dia contohnya:
#1. Puisi Pertama
Judul: Guru adalah Kunci
Karya: Meghana Taylor
Judul Asli: Teacher
Guru adalah kunci
Yang membuka wawasan
Kau yang menjadi petunjuk untuk membentuk cara pikir
Kau adalah satu-satunya
Kau bak penggembala
Yang menjaga domba-domba tetap di jalurnya
Kau, guru, membalik halaman
Dari sebuah buku besar
Kau mendidik kami
Terima kasih guruku,
Telah mendidik kami
Dari sekumpulan manusia, engkau istimewa
..
Renungan : puisi di atas menggambarkan tentang wawasan dari anak didik yang semula tertutup, bodoh, dan juga sempit laiknya terjebak dalam ruangan. Sementara jalan keluarnya adalah dengan ilmu.
Ilmu pengetahuan akan didapat dari seorang guru. Banyak hal bisa Kamu dapatkan dari guru. Sehingga, guru diibaratkan sebagai kunci untuk bisa keluar dari ruang sempit itu.
#2. Puisi Kedua
Judul: Pahlawanku yang Terbaik
Karya: Nadia Ayu
Sinaran sang mentari
Tanda tuk memulai hari-harimu
Tak ada kata lelah dari dirimu
Kata semangat yang kau ingatkan kepadaku
Guruku
Jasa-jasamu yang aku ingat
saat aku berputus asa
Perjuangan besarmu yang aku kagumi
Kesabaranmu yang menjadi ciri khas mu
Ohh guruku
Senyum semangatmu
Amarahmu
Kesabaranmu
Yang menjadi tanda kedatanganmu
Ilmumu
Yang telah kau berikan kepada semua anak didikmu
Semoga akan bermanfaat untuk semua orang
Terima kasih guruku
Jasamu akan kukenang selamanya
Renungan: Puisi ini menceritakan tentang seorang guru yang mengajar dengan penuh semangat mulai dari pagi hingga sore hari.
Guru ini mengajar dengan kesabaran meski muridnya tak jarang membuat jengkel. Maka dari itu, puisi ini dapat Kamu jadikan inspirasi untuk membuat puisi yang serupa untuk diberikan pada guru yang paling Kamu favoritkan.
Puisi Kritik Pendidikan
Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya sempurna. Masih banyak yang mesti dibenahi dari sistem yang ada.
Maka dari itu, banyak sastrawan yang kemudian menyatakan kritiknya melalui puisi-puisi. Nah, beberapa contohnya akan dirangkum di bawah ini:
#1. Puisi Pertama
Judul: Sajak Mengenang Sekolahan
Karya: Norman Adi Satria
Kepada Presiden dan Menteri Pendidikan
Sedari kecil, bahkan kecil sekali
saya dan anak-anak Indonesia lainnya
sudah mempelajari metafisika
dalam segala jenis pelajaran
apapun namanya
Kami mempelajari segala yang berupa
namun tak pernah melihat,
mendengar, menyentuhnya
karena tak ada alat peraga
tidak pernah observasi
tidak pernah meneliti
hanya mendengar dongengan saja
bahwa Atom C bertangan empat
itu kata guru kimia
Saat saya tanya:
“Maaf Bu, mengapa ibu yakin
bahwa Atom C tangannya empat
apa ibu pernah melihat?”
Ibu guru yang cantik karena
bedak dan lipstik tebalnya itu
hanya menjawab:
“Kata penulis LKS ini
ilmuwan barat pernah melihatnya
dengan mikroskop khusus
yang kita tak punya.”
Ya, pelajaran kimia seolah jadi pelajaran agama
yang selesai dengan diamini saja
“Atom C tangannya empat, anak-anak.”
“Amin, Bu Guru….!”
Sekali-kalinya meneliti
ya saat pelajaran biologi
kami disuruh membedel perut katak
melihat isinya
terkagum-kagum sambil bergidik geli
dan tak diajarkan menutupnya lagi
membiarkan katak itu mati
Besoknya ada teman saya yang penasaran
seperti apa isi perut kepala sekolah
Untunglah,
bab anatomi tubuh sudah selesai,
kepala sekolah terselamatkan
oleh pelajaran seni lukis
yang sedari taman kanak-kanak
hingga bangku SMA
hanya melukis dua gunung
di dekat sawah yang terbelah jalanan.
Bekasi, 8 Desember 2014
Norman Adi Satria
Renungan: Banyak yang masih kurang dalam sistem pendidikan Indonesia. Di mana anak tidak boleh menjadi kritis. Padahal, sangat penting bagi anak untuk selalu berpikir kritis.
Nah, hal ini disebabkan karena lemahnya fasilitas yang tersedia. Contohnya adalah sarana lab untuk berbagai pelajaran ilmu pengetahuan alam.
Selain itu, kemampuan anak hanya terpaku pada ilmu-ilmu eksak saja. Yang mana lebih menguras kemampuan otak kiri. Sedangkan otak kanan seakan jadi pajangan saja.
Sehingga, kemampuan siswa dalam mengekspresikan rasa, karya, dan karsa sangat minim. Dari mulai SD hingga SMA, hanya bisa menggambar dua gunung yang berjajar dan terbelah jalan saja.
Puisi Hari Pendidikan Nasional
Hari pendidikan nasional jatuh pada tanggal 2 Mei. Hari tersebut diperingati untuk mengenang perjuangan dari Bapak Pendidikan Nasional yakni Ki Hajar Dewantara.
Untuk memperingatinya, Kamu bisa membaca atau menulis puisi pendidikan nasional seperti contoh-contoh berikut ini:
#1. Puisi Pertama
Judul: Hari Pendidikan nasional
Karya: Anonim
Jika kau lihat bendera merah putih berkibar di halaman sekolah
Belum tentu di sana ada orang Indonesia
Jika kau dengar Pancasila dibacakan berulang-ulang,
Belum tentu semua yang mendengarnya punya Tuhan Yang Maha Esa
Jika kau lihat Pak Guru pakai sepeda Kumbang,
itu pasti kau sedang mimpi bertemu Oemar Bakri
Jika kau lihat anak sekolah memakai seragam,
Pastikan tubuhnya tak tampak oleh umum
Jika kau lihat guru memukul muridnya, itu biasa
Jika kau lihat sekolah-sekolah negeri dan swasta jauh berbeda,
itu karena sekarang pendidikan pun menjadi ladang bisnis
Jika kau lihat Politisi berjanji tentang pendidikan murah dan cerdas,
Lihatlah, pendidikan pun didramatisir
..
Renungan: Puisi di atas merupakan salah satu upaya untuk mengkritisi pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang hanya dijadikan formalitas.
Perbedaan fasilitas sekolah negeri dan swasta sangat kentara. Dan masih banyak hal yang mesti dibenahi oleh pemerintah Indonesia terkait pendidikannya.
Puisi Bertema Pendidikan Perpisahan dengan Guru
#1. Puisi pertama
Judul: Rindu Guru Tercinta
Karya: Greety Marbun
Di keheningan malam yang gelap
kau beriku obor kehidupan
Meski hanya bertahan satu malam
Namun berguna untuk kehidupanku
Di teriknya panas siang hari
Kau beriku keteduhan
Meski hanya sekejap kurasa
Namun selalu kurasakan dalam hidupku
Jasa yang setiap kau lakukan
Tak ubahnya kasih sayang
Tak pernah mengharap balas
Karena kau pahlawan kehidupan
Baru kusadari
Betapa beratnya kau menjadi guru
Butuh waktu dan tenaga super
Karena muridmu kini sudah menjadi guru
Sepertimu…
Renungan: Kamu mungkin tidak akan sempat mengucapkan rasa terimakasih pada guru yang berjasa ketika lulus dari sekolah.
Untuk itu, Kamu bisa mengirimkan puisi ini padanya. Mereka adalah sosok yang sangat berjasa dan patut untuk dihormati.
#2. Puisi Kedua
Judul: Kutanya Dia
Karya: Anshul Nayak
Kutanya ia,
Mengapa kau amat lembut?
Ia menjawab,
Agar kau damai
Kutanya ia,
Mengapa kau sangat ramah?
Ia menjawab
Agar kau belajar berteman
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu ikut campur urusanku?
Ia menjawab,
Agar kau belajar untuk peduli!
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu sopan?
Ia menjawab,
Agar kau belajar tata krama
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu menyemangati?
Ia menjawab,
Agar kau percaya diri
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu toleran?
Ia menjawab,
Agar kau belajar sabar
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu memaafkan aku?
Ia menjawab,
Agar kau menghargai arti maaf!
Kutanya ia,
Mengapa kau percaya?
Agar kau belajar kesetiaan
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu positif?
Ia menjawab,
Agar kau sadar jika selalu ada harapan!
Kutanya ia,
Mengapa kau selalu sempurna?
Ia menjawab,
Agar kau menjadi sempurna
Lalu kutanya lagi,
Mengapa kau meninggalkan ku?
Ia menjawab,
Agar kau belajar mandiri!
Dengan marah ku bertanya,
Lalu mengapa kau membiarkanku memiliki hubungan erat denganmu?
Ia menjawab,
Agar kamu memiliki orang yang bisa menjadi tempatmu bercerita
..
Renungan: Puisi di atas menceritakan tentang hubungan guru dan murid yang sangat dekat. Bahkan, kedekatan itu membuat sang murid merasa keberatan jika harus berpisah dengan sang guru.
Puisi ini bisa dijadikan renungan bahwa guru terkadang bawel untuk menjadikan muridnya sebagai orang yang mandiri, sabar, dan tidak mudah putus asa.
#3. Puisi Ketiga
Judul: Kembali ke Masa Itu
Karya: Katrina
Duduk kembali di kursi dalam kelas berbau kapur dan lem,
Pikirku melayang ke masa di mana aku benci bangun pagi
Selalu tak sabar aku menunggu waktu pulang
Awalnya aku adalah anak yang sulit
Lalu datang guru spesial
Yang pertama kali percaya dan membimbingku
Yang pertama kali menunjukkan betapa serunya sekolah
dan aku pandai dan bisa berguna
Membuatku pertama kalinya mencintai pendidikan
dan kini aku semakin tua dan semakin bijak
..
Renungan: Puisi tersebut bercerita tentang orang yang bernostalgia saat mengunjungi sekolah lamanya. Orang itu ingat dengan suasana kelas yang awalnya dibenci.
Hingga akhirnya, ias sadar bahwa berkat guru yang membimbing dengan sabar lah ia bisa menjadi orang yang sukses seperti sekarang ini.
Demikian contoh-contoh puisi pendidikan yang memiliki arti mendalam dan penting diketahui oleh generasi muda.
Baca juga : Puisi Guru
Hingga akhirnya mereka akan lebih peduli pada pendidikan yang akan membawanya pada kesuksesan.
Semoga bermanfaat.